/0/10297/coverbig.jpg?v=0709970bfecd1f5fe412002907769292)
"Akhiri hubunganmu dengan putraku." Ucap Rosalina yang meminta agar Lucia memutuskan hubungannya dengan kekasihnya. Hidupnya yang selama ini berjalan dengan mulus dan bahagia bersama dengan kekasihnya itu, langsung berubah menjadi malapetaka begitu Lucia Navitan bertemu dengan ibu kandung dari kekasihnya. Dan bukannya mendukung hubungannya dengan Arsyad yang hingga kini berjalan dengan manis, ibunya justru meminta agar hubungan di antara keduanya dapat berakhir. Akankah Arsyad Roygen dan Lucia Navitan tetap mempertahankan hubungan mereka tanpa restu dari ibunda Arsyad, atau Arsyad justru lebih menuruti ucapan ibunya dan memutuskan hubungannya dengan Lucia agar Lucia tidak menderita?
Di pagi hari, gadis berambut panjang dengan warna hitam pekat bernama Lucia Navitan, terkejut saat mengetahui ada seorang wanita tua yang mengajaknya pergi untuk mengobrol berdua saja di suatu tempat. Wanita muda yang berniat untuk berangkat kerja itu pun, terpaksa mengikuti kemana wanita paruh baya tadi pergi karena wanita tua tersebut, mengaku bahwa ia adalah ibu kandung dari kekasihnya yang selama ini anehnya tidak ia ketahui.
"Jadi ... apa yang ingin Anda katakan kepada saya?" Tanya Lucia begitu wanita yang meskipun sudah tua namun masih terlihat sangat cantik tersebut, membawanya ke sebuah restoran.
Sambil tersenyum, wanita tua tersebut pun memperkenalkan dirinya terlebih dahulu. "Sebelum itu, perkenalkan terlebih dahulu, aku adalah Rosalina Roygen. Maaf karena telah membawamu ke tempat ini secara paksa, karena aku tidak yakin ke depannya memiliki kesempatan untuk bertemu denganmu jika melewatkanmu begitu saja seperti tadi." Jawab wanita tua tersebut sambil mengangkat cangkir teh di depannya dengan sangat anggun.
Lucia yang merasa tidak asing dengan nama tersebut pun, mencoba mengingatnya kembali, di mana ia pernah mendengar nama tersebut di suatu tempat. Dan betapa terkejutnya Lucia, begitu berhasil mengingat bahwa wanita tua di depannya ini, rupanya adalah orang penting. "An-Anda ... jangan bilang, Nyonya Rosaline?" Kata Lucia yang baru teringat dengan nama pemilik perusahaan utama dari perusahaan cabang tempatnya bekerja sekarang ini. Ia benar-benar tidak menyangka jika orang yang selama ini hanya pernah ia dengar namanya saja, kini bahkan duduk dan meminum secangkir teh dengan santai di depannya.
Rosalina pun mengangguk, ia tersenyum karena tidak menyangka Lucia akan mengenalinya secepat ini meskipun selama ini ia tidak pernah menampakkan wajahnya secara jelas di muka umum. "Benar, rupanya kau cepat mengenaliku, ya. Aku adalah pemilik perusahaan tempatmu bekerja, sekaligus ibu dari kekasihmu itu." Tutur Rosalina dengan santai sambil menunjukkan kepasa Lucia, sebuah foto dimana Rosalina terlihat tengah merangkul erat kekasihnya yang bernama Arsyad.
Begitu melihat foto yang tampaknya asli dan tidak di rekayasa tersebut, barulah Lucia menyadari bahwa selama ini rupanya ia telah di tipu oleh kekasihnya yang mengaku padanya sebagai orang biasa selama mereka menjalin kasih dua tahun ini. "Anda belum menjawab pertanyaan saya yang tadi. Apa sebenarnya tujuan Anda menemui saya seperti ini?" Ucap Lucia yang berusaha sekuat tenaga untuk menyembunyikan rasa syok yang ia alami, setelah mengetahui kenyataan pahit tersebut.
Rosalina pun tersenyum. Berbeda dengan apa yang ia pikirkan tadi, reaksi yang Lucia tunjukkan sekarang ini rupanya lebih tenang dan Lucia juga terlihat sangat mampu untuk mengontrol dirinya sendiri. "Tampaknya kau sangat terburu-buru sekali, ya. Baiklah kalau begitu ... aku akan langsung mengatakan niatku dengan jelas. Tolong jauhi putraku." Ujar Rosalina dengan ekspresi wajah datar.
Mendengar Rosalina yang langsung memintanya untuk mengakhiri hubungan dengan Arsyad di pertemuan pertama mereka ini, tentunya membuat Lucia pun merasa heran. "Kami sudah menjalin hubungan selama dua tahun, tapi kenapa Anda baru mengatakan hal seperti ini setelah sekian lama? Saya merasa ini tidak masuk akal." Kata Lucia yang sejujurnya masih sulit untuk mencerna situasi membingungkan ini sekarang.
Rosalina merasa apa yang Lucia katakan padanya adalah hal yang wajar, karena siapapun pasti akan merasa bingung jika mengalami hal yang sama dengan Lucia. "Apa kau tau alasan mengapa selama ini kau tidak pernah naik jabatan sekali pun meskipun sudah cukup lama mengabdi dengan perusahaan, dan menunjukkan kemampuanmu yang luar biasa?" Tanya Rosalina.
Lucia pun menggelengkan kepalanya. Ia tidak bisa menebak apa maksud Rosalina menanyakan hal yang tidak ada hubungannya dengan topik pembicaraan mereka sebelumnya seperti sekarang ini. "Memang apa hubungannya hal itu dengan masalah yang sedang kita bahas sekarang ini?" Jawab Lucia yang sejujurnya juga merasa tidak adil, karena ia bahkan tidak pernah mendapatkan kenaikan gaji sekalipun di perusahannya meskipun teman-temannya yang lain sudah mendapatkannya sebanyak dua sampai tiga kali.
Karena tampaknya Lucia masih belum bisa memahami situasi yang terjadi sekarang, Rosalina pun terpaksa harus banyak bicara untuk memberinya penjelasan. "Sebenarnya atasanmu sudah beberapa kali mengajukan padaku untuk menaikkan jabatanmu di perusahaan. Namun aku menolaknya karena merasa tidak setuju dengan hubunganmu dan juga putraku." Kata Rosalina dengan jujur.
Lucia merasa terkejut. Ia tidak menyangka jika rupanya ketidakadilan yang ia alami selama ini, penyebab utamanya adalah wanita tua yang ada di hadapannya sekarang. "Di luar dugaan. Rupanya orang hebat seperti Anda tidak bisa membedakan urusan pribadi dengan pekerjaan, ya." Tutur Lucia yang secara terang-terangan menunjukkan sikap tidak senangnya dengan perilaku Rosalina.
Mendengar ucapan yang keluar dari mulut Lucia barusan, tentunya membuat Rosalina yang memiliki harga diri tinggi tersebut pun merasa tersinggung. "Karena selama ini Arsyad terbiasa bergonta-ganti pasangan sebelum bersama denganmu, aku berfikir untuk membiarkan dia bersenang-senang denganmu hingga dia bosan dengan mainannya. Tapi ternyata tidak seperti itu, kau menjalin hubungan dengannya sangat lama hingga aku merasa heran melihatnya. Maka dari itu, sekarang aku minta padamu untuk mengakhiri hubungan dengan putraku selagi aku masih bicara baik-baik." Ancam Rosalina.
Begitu mendengar Rosalina yang mengancamnya sekarang, membuat Lucia pun naik pitam. "Memangnya apa yang akan Anda lakukan jika saya menolak untuk melakukannya? Saya akan mengundurkan diri sekarang juga dari perusahaan. Dan untuk seterusnya, saya harap kita tidak akan pernah bertemu lagi di manapun itu. Karena tampaknya tidak ada lagi yang harus kita berdua bicarakan, saya permisi." Ujar Lucia yang langsung beranjak bangun dan memutuskan untuk pergi sebelum emosinya semakin meledak lebih dari sekarang.
Melihat Lucia yang dengan tidak sopan langsung pergi bahkan sebelum ia selesai berbicara, tentunya membuat Rosalina pun tidak memiliki pilihan lain selain mengancamnya dengan lebih serius lagi. "Ku dengar kau punya adik laki-laki yang baru saja lulus sma, ya? Jika kau menolak untuk mengakhiri hubunganmu dengan Arsyad .... terpaksa aku harus menggunakan kekuasaan yang ku miliki untuk membuat adikmu tidak bisa lanjut kuliah, bahkan bekerja di tempat manapun di negara ini." Ucap Rosalina untuk menghentikan Lucia.
Mendengar Rosalina yang kini mengancamnya dengan menggunakan adiknya, tentunya membuat Lucia pun jadi merasa takut karena ia sangat menyayangi adiknya tersebut. "Ini adalah urusan kita berdua, tolong jangan membawa-bawa nama adik saya dalam hal ini, ia tidak bersalah. Me-memangnya ... apa yang akan Anda berikan kepada saya jika saya mengakhiri hubungan dengan Arsyad?" Tanya Lucia yang sejujurnya tidak menyangka jika rupanya selama ini Rosalina telah menyelidiki tentang dirinya sampai sejauh itu.
"Apa kamu yakin akan melakukan pekerjaan ini?" Tanya madam Egeline. Tanpa rasa ragu, Erin pun mengangguk. "Saya yakin." Jawabnya. "Baiklah, meskipun ini masih yang pertama kalinya untukmu, aku harap kamu bisa melakukannya dengan baik menggunakan tubuhmu." Kata madam Egeline setelah menghela nafas berat. Demi membayar biaya rumah sakit neneknya yang tengah berada dalam masa kritis sekarang ini, Erin Tiathe, wanita muda yang baru menginjak usia 19 tahun itu pun, dengan nekat, pergi ke sebuah club malam dan menjual dirinya dengan harapan agar bisa mendapatkan uang untuk membayar biaya rumah sakit neneknya.
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.
Warning 21+ mengandung konten dewasa, harap bijak dalam memilih bacaan. Winda Anita Sari merupakan istri dari Andre Wijaya. Ia harus rela tinggal dengan orang tua suaminya akibat sang ibu mertua mengalami stroke, ia harus pindah setelah dua tahun pernikahannya dengan Andre. Tinggal dengan ayah suaminya yang bersikap aneh, dan suatu ketika Anita tau bahwa ayah mertuanya yang bernama Wijaya itu adalah orang yang mengidap hiperseks. Adik iparnya Lola juga menjadi korban pelecehan oleh ayahnya sendiri, dikala sang ibu tak berdaya dan tak bisa melindungi putrinya. Anita selalu merasa was-was karna sang ayah mertua selalu menatapnya dengan tatapan penuh nafsu bahkan tak jarang Wijaya sering masuk ke kamarnya saat ia sedang tidur. Akankah Anita mampu bertahan tinggal bersama Ayah mertuanya yang hiperseks? Atau malah menjadi salah satu korban dari ayah mertuanya sendiri?
"Tolong hisap ASI saya pak, saya tidak kuat lagi!" Pinta Jenara Atmisly kala seragamnya basah karena air susunya keluar. •••• Jenara Atmisly, siswi dengan prestasi tinggi yang memiliki sedikit gangguan karena kelebihan hormon galaktorea. Ia bisa mengeluarkan ASI meski belum menikah apalagi memiliki seorang bayi. Namun dengan ketidaksengajaan yang terjadi di ruang guru, menimbulkan cinta rumit antara dirinya dengan gurunya.
Kaluna Evelyn sudah menikah Dengan Eric Alexander Bramastyo selama kurang lebih 10 tahun. Namun, Eric sama sekali tidak mencintai Luna. Ia memiliki kebiasaan yang sering bergonta-ganti wanita. Itulah yang menyebabkan Luna semakin sakit hati, namun ia tidak bisa bercerai dengan Eric karena perjanjian kedua keluarga. Ditengah keterpurukannya, ia mengalihkan rasa sakit hatinya kepada minuman keras. Dan disaat, ia mabuk, ia melakukan kesalahan dengan tidur bersama ayah mertuanya sendiri. Seorang pria dewasa bernama Brian Edison Bramastyo. Yang tidak lain dan tidak bukan, adalah ayah dari Eric sendiri. Brian yang berstatus duda, tidak bisa berkutik ketika Luna mulai menggodanya karena pengaruh minuman keras. Dan setelah kesalahan di malam itu, Luna dan sang papa mertua saling mengulangi kesalahan nikmat yang sama. Brian yang mampu memberikan nafkah batin pada Luna, harus menahan rasa perih karena mengkhianati putranya sendiri, dan menjadi tidak bermoral karena bermain gila dengan sang menantu. Namun apa boleh buat, semua sudah terlanjur dan mereka berdua sama-sama kesepian. Hubungan mereka tetap berlanjut, hingga akhirnya Eric mengetahui hubungan mereka dan menceraikan Luna. Namun, beberapa waktu kemudian, diketahui bahwa alasan Eric menceraikan Luna adalah dia sudah menghamili kekasihnya, yang bernama Bianca. Mereka menjalani hidup masing-masing. Eric pergi jauh dari kehidupan Brian dan Luna. Brian dan Luna pun memilih untuk bersama.