/0/20370/coverbig.jpg?v=46bbdeaaad1c25c09bdf31e00b6fc3a0)
"Maaf Nona ini tespack nya." Ucap anak buah Vania yang baru saja datang dan membawa pesanan Vania. Vania lantas melotot ke arah anak buahnya dan melambaikan tangan sebagai kode pengusiran. Tespack? Ucap Ronald yang baru saja mendengar suara anak buah Vania. "Tidak apa tidak perlu di jelaskan semua sudah jelas." "Van tunggu Van, aku dengar Van, kamu baru saja beli tespack" "Dengar baik baik, aku minta maaf jika selama ini selalu mengekangmu dan mengatur kehidupanmu. Mungkin sekarang saatnya aku melepaskanmu agar kamu bisa kembali seperti kamu yang dulu." jawab Vania dengan menahan kelu dan menitikan airmatanya.
Ronald, seorang pria tampan yang sukses, telah merebut hati Vania, seorang CEO cantik dan kaya raya. Pemilik tiga perusahaan besar ini terus berperang batin, menimbang ketidaksiapan dirinya untuk mengikat janji suci dengan Vania yang seolah-olah sudah memiliki segalanya. Sementara itu, Vania tidak pernah memedulikan kebimbangan tersebut. Bahkan, ia malah meminta Ronald untuk segera melamar dan menikahinya, sebab ia tak ingin melanjutkan hidup sebatang kara.Magnet ketampanan Ronald membuat banyak wanita tergila-gila padanya. Namun, ia hanya mencintai Vania semata.
Ketika bersamanya, sosok Ronald yang terkenal angkuh dan dingin beralih menjadi hangat dan penuh kasih. Ia kerap kali menggoda Vania dengan berbagai lelucon dan tingkah konyol, menyebabkan wanita pujaannya itu terkesima dan terbuai dalam tawa. Bagi Vania, uniknya pribadi Ronald semakin memperkuat ikatan cinta mereka, hingga akhirnya, tak ada yang mampu memisahkan mereka berdua.
Ronald kerap kali tenggelam dalam lamunan, meresapi bagaimana ia harus menempa diri dan perusahaan yang dikelolanya agar layak menyunting wanita sehebat Vania. Di setiap helaan napasnya, ia berusaha memahami kompleksitas perasaan yang terjalin antara takut dan haru. Namun, Vania selalu menjadi sosok penenang yang mengukir senyuman di wajahnya. Vania meneguhkan keyakinannya bahwa cinta yang menyala di antara mereka adalah harta yang tak ternilai, bukan sekadar materi atau kesuksesan semata. Ia meyakinkan Ronald bahwa, nanti saat mereka bersatu dalam ikatan pernikahan, mereka akan mengarungi hidup bersama dan mengelola segala hal berdua, bersinergi dalam komitmen yang tidak tergoyahkan.
**
Lelaki tampan itu, Ronald, duduk di bar dengan gelas minuman beralk0h0l di tangannya. Dahi berkerut, menunjukkan kegundahan hati yang tak kunjung usai. Dengan tangan yang gemetar, ia terus menuangkan minuman ke dalam gelasnya, seolah mencari pelarian dari kenyataan yang harus dihadapi. Kepalanya mulai terasa sakit, penglihatannya kabur, namun ia tak peduli. Hingga akhirnya, suara seorang wanita membuyarkan lamunannya.
"Hey tampan, boleh aku duduk di sampingmu?" ucap wanita itu, mencoba merayu Ronald. Namun, ia tak menyahut dan malah mengusap pelipisnya, merasakan sakit yang semakin menggema di kepalanya.
Tiba-tiba, sosok Vania muncul dalam benaknya.
"Lo tau, Van, gue cinta lo," ucapnya dalam ingatannya, membuat hati Ronald semakin terpuruk. Ia merasa tidak siap menghadapi perasaan yang mendalam tersebut, terlebih karena ketidakpastian yang menghantui hubungannya dengan Vania. Dalam kebingungan itu, ia terus meneguk minuman, mencoba melupakan perasaan yang kian menghantui, seiring dengan kehadiran wanita yang kini duduk di sampingnya, menawarkan senyuman yang tak mampu menghapus rasa sakit di hati Ronald.
"Rupanya kamu tengah sakit hati, baiklah biarkan aku membawamu meluapkan emosi." Ucap wanita tersebut.
Wanita penggoda itu lantas menggenggam tangan Ronald yang mabuk berat, menariknya perlahan menuju sebuah hotel terdekat yang hanya beberapa langkah dari tempat hiburan malam. Cahaya lampu neon yang memancar dari luar jendela hotel menciptakan atmosfer yang semakin misterius dan menggoda.
"Malam ini biarkan aku yang menghibur lukamu, manis," bisik si wanita dengan nada merayu. Ronald yang tak sadarkan diri hanya mampu menurut, terhanyut dalam keadaannya yang tak stabil.
Dalam sekejap, mereka berada di dalam kamar hotel yang remang-remang. Si wanita dengan sigap merebahkan tubuh Ronald yang lemas di atas ranjang empuk. Tangannya yang lentik mulai mer4b4 dan membuka p4k4!an Ronald satu per satu, mengeksplorasi t*b*h pria itu dengan n4fsu yang membara.
Wajah Ronald yang tampak tak berdaya menambah kepuasan bagi wanita itu, seolah-olah dia berhasil menaklukkan pangeran tampan yang selama ini diidam-idamkan. Dalam keadaan mabuk dan tak sadarkan diri, Ronald tak menyadari bahwa wanita yang bersama dirinya itu bukanlah Vania. Ia pun larut dalam kehangatan yang diberikan oleh si wanita.
**
Matahari baru saja terbit, Vania segera mengenakan blazer navy biru dan rok hitam dengan riasan wajah yang minimalis. Dengan rambut yang tergerai indah, Vania bersiap untuk menghadiri meeting dengan perusahaan Kelvin yang tak lain adalah atasan sekaligus sahabat Ronald. Ia juga berharap jika hari ini bertemu dengan kekasihnya, lantaran sudah beberapa hari Vania tidak bertemu dengan Ronald. Sejak kejadian di kantor Vania, Ronald tidak pernah mengunjunginya lagi dalam beberapa hari terakhir.
Vania sampai di perusahaan Kelvin dan segera masuk ke dalam ruang meeting, hari ini Kelvin mengadakan meeting dengan beberapa klien nya termasuk perusahaan Vania. Hingga sampai meeting selesai Ronald tak juga datang.
"Ronald tengah mengambil cuti." Ucap Kelvin saat meeting telah selesai dan melihat kegusaran Vania.
"Dia cuti?."
"Ya."
"Terimakasih untuk informasinya." Jawab Vania.
"Apa dia tidak memberitahu anda."
"Tidak, kami sudah beberapa hari tidak bertemu."
"Oh sorry, jika begitu saya permisi." Jawab Kelvin kemudian melangkah pergi. Vania pun bergegas keluar dari ruang meeting, ia mengambil ponsel dari dalam sakunya dan meminta anak buahnya untuk melacak keberadaan kekasihnya itu.
"Hotel." Lirih Vania dengan mulut bergetar, setelah mendapatkan balasan dari anak buahnya. Vania pun bergegas membawa mobilnya menuju hotel.
Sesampainya di hotel ia turun dari dalam mobil dengan dada yang berdegup keras dan mencoba untuk menguasai dirinya agar tetap tenang.
Vania melangkahkan kaki jenjang nya menuju meja resepsionis, setelah itu ia mengatakan jika yang di dalam kamar adalah suaminya dan menyuap bagian resepsionis dengan lembaran uang untuk memberikan akses masuk padanya. Vania lantas berjalan menuju kamar tersebut dan manarik nafasnya panjang kemudian menghembuskan perlahan. Ia menggerakan tangan nya membuka pintu.
*CEKLEK*
"Siapa kamu!!!." Teriak wanita yang tengah memeluk tubuh Ronald dengan kaget dan langsung duduk. Teriakan si wanita pun membuat Ronald terbangun dan menatap ke arah wanita yang berdiri diambang pintu dan bergantian melihat wanita yang ada di sampingnya, sedetik kemudian Ronald memahami apa yang terjadi dan menatap ke arah Vania.
"Van." Lirih Ronald dengan begitu kagetnya saat menyadari jika Vania datang ke kamar hotel dimana ia tengah bersama seorang wanita dengan kondisi tubuh tanpa busana.
Vania tidaklah menjawab kekasihnya itu.
Ia melainkan pergi meninggalkan kamar tersebut sambil menangis. Hatinya terasa begitu hancur melihat sang kekasih bersama wanita lain. Ronald menjambak rambutnya dan segera bangun memunguti semua pakaian nya setelah itu melemparkan lembaran uang pada wanita yang telah menemaninya selama semalaman sambil melempar bekas pengaman yang masih menempel pada batang pisang miliknya kemudian bergegas pergi mengejar Vania.
Vania masuk ke dalam mobil dan meminta supirnya untuk membawa ia ke villa milik kakeknya yang terletak di Bogor. Sedang Ronald yang tak tau membawa mobilnya pergi ke rumah Vania dan tak mendapati Vania dirumahnya.
Ronald memaki dirinya sendiri karena telah bertindak bodoh.
"Arrrrggghhhttt!!!." Teriak Ronald seraya menendang ban mobilnya dengan begitu frustasi. Ia lantas segera mengambil ponsel miliknya dan berusaha menelfon Vania. Namun sialnya Vania telah menonaktifkan ponselnya terlebih dahulu. Vania benar benar tak ingin di ganggu, ia terus menangis di sepanjang perjalanan. Ronald lantas menelfon anak buahnya dan meminta mereka mencari Vania sampai ketemu, setelah itu Ronald memutuskan untuk pulang kerumahnya dan bertemu dengan sang mommy karena ia tak tau lagi musti bagaimana.
Ronald membawa mobilnya dengan kecepatan rendah saat menuju rumah sang mommy, sembari terus menyesali kebodohannya. Sebelumnya ia tak pernah sampai lupa diri saat pergi ke tempat hiburan malam untuk minum.
"Bang David mandi bareng yuk..." Ucapku di telinga supir ku ,sambil menciumi tengkuknya. "Boleh...non anna mau abang mandiin...." Sahut nya sambil menikmati kecupan demi kecupan dari ku. "Ayooo bang ..." Ucapku seraya bangkit dan menarik supir ku menuju kamar mandi. Sesampainya di kamar mandi bang david membuka satu persatu bajuku,sambil menciumi sekujur tubuh ku dengan mulut nya. "Aaaaaaahhhhhh bang...." Erangku, membua Bang David semakin bersemangat saat tau aku menikmati setiap sentuhannya. Bang david merebahkan tubuhku di dalam Bathtub Sambil terus menciumi tubuh ku dari tengkuk hingga telapak kaki. Menceritakan tentang Brianna seorang gadis remaja yang terjerumus dalam seks dan kehidupan yang bebas.Brianna tumbuh sebagai gadis yang bebas lantaran kesibukan kedua orangtuanya. (Cerita ini mengandung banyak adegan panas orang dewasa mohon bijak dalam memilih bacaan)
Selama tiga tahun pernikahannya dengan Reza, Kirana selalu rendah dan remeh seperti sebuah debu. Namun, yang dia dapatkan bukannya cinta dan kasih sayang, melainkan ketidakpedulian dan penghinaan yang tak berkesudahan. Lebih buruk lagi, sejak wanita yang ada dalam hati Reza tiba-tiba muncul, Reza menjadi semakin jauh. Akhirnya, Kirana tidak tahan lagi dan meminta cerai. Lagi pula, mengapa dia harus tinggal dengan pria yang dingin dan jauh seperti itu? Pria berikutnya pasti akan lebih baik. Reza menyaksikan mantan istrinya pergi dengan membawa barang bawaannya. Tiba-tiba, sebuah pemikiran muncul dalam benaknya dan dia bertaruh dengan teman-temannya. "Dia pasti akan menyesal meninggalkanku dan akan segera kembali padaku." Setelah mendengar tentang taruhan ini, Kirana mencibir, "Bermimpilah!" Beberapa hari kemudian, Reza bertemu dengan mantan istrinya di sebuah bar. Ternyata dia sedang merayakan perceraiannya. Tidak lama setelah itu, dia menyadari bahwa wanita itu sepertinya memiliki pelamar baru. Reza mulai panik. Wanita yang telah mencintainya selama tiga tahun tiba-tiba tidak peduli padanya lagi. Apa yang harus dia lakukan?
Livia ditinggalkan oleh calon suaminya yang kabur dengan wanita lain. Marah, dia menarik orang asing dan berkata, "Ayo menikah!" Dia bertindak berdasarkan dorongan hati, terlambat menyadari bahwa suami barunya adalah si bajingan terkenal, Kiran. Publik menertawakannya, dan bahkan mantannya yang melarikan diri menawarkan untuk berbaikan. Namun Livia mengejeknya. "Suamiku dan aku saling mencintai!" Semua orang mengira dia sedang berkhayal. Kemudian Kiran terungkap sebagai orang terkaya di dunia.Di depan semua orang, dia berlutut dan mengangkat cincin berlian yang menakjubkan. "Aku menantikan kehidupan kita selamanya, Sayang."
"Aku sangat membutuhkan uang untuk membayar biaya pengobatan Nenek. Aku akan menggantikan Silvia untuk menikahi Rudy, segera setelah aku mendapatkan uangnya." Ketika saudara perempuannya melarikan diri dari pernikahan, Autumn terpaksa berpura-pura menjadi Silvia dan menikahi Rudy. Satu-satunya keinginannya adalah bercerai setelah satu tahun. Rudy adalah pria yang sangat kaya dan berkuasa. Namanya telah dikaitkan dengan banyak wanita. Rumornya, dia punya pacar yang berbeda untuk setiap hari dalam setahun. Mereka tidak menyangka bahwa mereka akan jatuh cinta dengan satu sama lain.
WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?
Yuvina, pewaris sah yang telah lama terlupakan, kembali ke keluarganya, mencurahkan isi hatinya untuk memenangkan hati mereka. Namun, dia harus melepaskan identitasnya, prestasi akademisnya, dan karya kreatifnya kepada saudara perempuan angkatnya. Sebagai imbalan atas pengorbanannya, dia tidak menemukan kehangatan, hanya pengabaian yang lebih dalam. Dengan tegas, Yuvina bersumpah akan memutus semua ikatan emosional. Berubah, dia sekarang berdiri sebagai ahli seni bela diri, mahir dalam delapan bahasa, seorang ahli medis yang terhormat, dan seorang desainer terkenal. Dengan tekad yang baru ditemukan, dia menyatakan, "Mulai hari ini dan seterusnya, tidak ada seorang pun di keluarga ini yang boleh menyinggungku."
Pernikahan tiga tahun tidak meninggalkan apa pun selain keputusasaan. Dia dipaksa untuk menandatangani perjanjian perceraian saat dia hamil. Penyesalan memenuhi hatinya saat dia menyaksikan betapa kejamnya pria itu. Tidak sampai dia pergi, barulah pria itu menyadari bahwa sang wanita adalah orang yang benar-benar dia cintai. Tidak ada cara mudah untuk menyembuhkan patah hati, jadi dia memutuskan untuk menghujaninya dengan cinta tanpa batas.