"Angelica sayang, cepatlah bersiap dan naik ke mobil Ayah. Ayah tidak punya banyak waktu lagi sekarang."
Kata pepatah, seorang anak perempuan lebih mirip Ayah nya ketimbang Ibu nya. Jadi gadis itu yang bernama Angelica menganggukkan kepala tetapi masih sambil menikmati aluran musik.
"Astaga Angel!"
Walaupun sedikit menjengkelkan, tapi Angelica sebelum pergi menyusul sang Ayah, ia menyempatkan mencium pipi kiri sang Ibu sekilas dan langsung pergi dengan masih mengunyah roti itu.
Wanita tua itu memutuskan lebih baik pasrah saja. Beliau menggeleng kepala. Heran dengan suami nya dan putri nya yang setiap hari mengganggu aktivitas nya melulu. Tapi apa boleh buat. Hanya cara ini saja yang bisa membuat keluarga nya hidup harmonis. Wanita tua itu akhirnya tersenyum lembut ketika melihat mobil sang suami telah berjalan keluar dari area rumah bersama putri nya yang akan ke sekolah.
"Thank you my sweet father! I love you!"
"Love you too darl! Harus dapat nilai 100 melulu oke? Jika kau dapat, Ayah akan benar-benar membelikan mu apapun!"
Bahkan di depan siswa-siswi, mereka berdua saling berteriak satu sama lain. Lalu Angelica menolehkan kepala nya dan memberikan flying kiss kepada sang Ayah. Angelica pun kembali menghadap depan dan memasuki ke dalaman sekolah. Sementara pria tua itu alias Ayah kandung Angelica langsung berbelok arah menuju ke kantor.
"Hey Angelica!"
"Hey dude!"
"Angelica!"
"Mayli!"
Angelica telah berpapasan dengan dua orang yang mengenali nya. Tapi Mayli, salah satu siswi yang paling dekat dengan Angelica. Sebenarnya masih banyak lagi tapi as always Angelica dan Mayli bertemu nya di lorong sekolah setiap saat.
Mereka berdua berpelukan erat seolah teman yang sudah lama tidak berjumpa.
"Kelas apa yang kau dapati hari ini, Angel?"
"Um... Chemistry, Biology and English."
"Oh wow. Pelajaran yang memberatkan huh?"
Angelica lantas terkekeh. "Tidak. Aku biasa saja dengan dua pelajaran susah itu. Yah meskipun awalnya susah, tidak menyenangkan tapi lama-lama jika belajar, pasti akan paham dan mulai suka."
Angelica dan Mayli saling mengobrol di lorong sekolah tanpa memperhatikan kondisi sekitar. Ada yang tiba-tiba terjatuh dari skateboard, ada yang bersin kencang hingga beberapa orang yang di samping nya pada terkejut setengah mati namun langsung menegur nya dan macam-macam lainnya.
Angelica lebih banyak bicara daripada Mayli lebih banyak diam namun suka mendengar cerita Angelica. Mereka terus berjalan tanpa salah satu mereka sadari bahwa dari tadi ada sosok lelaki berdiri dekat toilet yang kebetulan melihat Angelica akan menuju ke kelas chemistry. Lelaki itu tiba-tiba tersenyum kecil sendiri.
"Alright bye!"
"Bye!"
Angelica segera masuk dan duduk di tempat duduk biasanya. Hanya Angelica seorang diri yang langsung mengeluarkan buku chemistry. Tidak ada siswa atau siswi yang mengikutinya mengeluarkan buku.
"Ekhem."
Angelica mendadak nyaris tersedak air liur sendiri. Angelica akan hendak mengeluarkan bottle water nya. Angelica membelokkan badannya tanpa berdiri untuk mengambil botol air. Namun aksi nya terhenti dan Angelica mengerutkan kedua alis sebab merasakan ada seseorang yang memperhatikannya.
Angelica segera menoleh ke arah ia merasa ada yang memperhatikannya. Tetapi, dari seluruh siswa dan siswi disini, mereka semua pada sibuk dengan urusan masing-masing. Angelica pun menoleh ke belakang nya lalu ke kiri ke depan. Namun tidak menemukan pelaku yang memperhatikannya.
"Stand up please."
Angelica hampir terkena serangan jantung. Angelica mencoba berdiri normal walaupun sempat benar-benar terkejut apalagi takut setengah mati.
"Let's greetings to our teacher."
"Good morning miss."
"Good morning. Please sit down."
Gara-gara pelaku ghaib itu yang mengganggu konsentrasi Angelica membuat Angelica jadi susah fokus.
Angelica menggaruk tengkuk belakang nya sambil berusaha fokus menulis di buku. Sungguh Angelica tidak bohong saat ini bahwa dia tiba-tiba benar-benar tidak merasakan nyaman sebab dari tadi merasa seseorang itu kembali memperhatikannya.
Rasa cemas, takut, merinding bercampur satu di dalam diri Angelica. Bahkan Angelica tidak bisa fokus mendengarkan apa yang guru jelaskan di depan. Angelica kembali menoleh ke sekeliling untuk memastikan dan penasaran siapa dari tadi yang memperhatikannya.
"Angelica Markus."
Langsung menoleh kepada guru yang barusan memanggil.
"Um um yes miss."
"Tolong selesaikan satu soal ini ke depan. Jika engkau berhasil dapat jawaban benar, maka saya tambahkan kau nilai tambahan." ucap beliau.
Angelica berani menjawab soal-soal chemistry ini. Namun saat ini sesuatu yang merinding di tubuh nya benar-benar mengganggu pikiran apalagi konsentrasi Angelica.
Angelica telah maju dan telah memegang spidol namun agak gemetar. Tangan kanannya mulai menggerak menulis jawaban yang ia tau.
Angelica... Please focus what you are doing right now.
"Okay perfect! Berikan tepuk tangan meriah untuk Angelica Markus karena telah menulis jawaban tepat di papan tulis. Good job Angelica. You got grades A+."
"Th-thank you."
Angelica sudah terbiasa dirinya selalu lolos dalam uji menjawab soal seperti ini. Angelica kembali duduk. Tapi rasa cemas dan merinding nya belum hilang.
Tenang Angelica... Pasti kau hanya kurang tidur saja. Batin Angelica mencoba menarik napas dalam dengan pelan supaya dirinya bisa tenang. Angelica jangan sampai dirinya jadi orang gila di 3 pelajaran hari ini.
👑👑👑