/0/6376/coverbig.jpg?v=8ed2e4c1ed0e97e56b94cdc80d4d8f2b)
Kehidupan Flora yang menoton berubah kacau ketika usianya mendekati sembilan belas tahun. Katanya, usianya sudah legal untuk menikah sebab mendiang sang bunda telah memiliki pria pilihan untuknya di masa depan. Sayangnya, Flora menentang wasiat dari sang bunda dan berusaha mengacaukan perjodohannya itu. Kehadiran Danial dihidupnya sebagai calon suami semakin menyurutkan kewarasan Flora. Danial seorang guru idola di sekolahnya, hal itu memperkuat alasan Flora untuk menolak dijodohkan. Berbeda dengan Flora yang menentang perjodohan mereka, Danial justru menerima. Segala cara pria itu lakukan untuk menaklukan hati Flora, bahkan Danial sampai pindah ke sebelah rumah Flora demi menjalani hubungan yang lebih intens lagi dengan gadis incarannya itu.
"Dia seorang laki-laki taat agama dan sudah mapan, Flo. Percaya sama Papa dan Bunda, orang tua selalu menginginkan yang terbaik untuk anaknya."
Flora merengut masam. Seragam putih abu-abunya masih melekat ditubuh, tapi yang ia bicarakan dengan sang Papa saat ini adalah sebuah rencana pernikahannya.
"Cuma ini keinginan terakhir dari almarhumah bunda kamu." Imbuh Arya, Papanya Flora.
Mendengar penuturan Papanya, Flora segera mendongak dengan cepat, "Tapi aku masih delapan belas tahun, Pa. Aku malah belum lulus SMA. Ini bisa kena pasal Perlindungan Anak tau, Pa!" protes Flora.
Sejak dua tahun lalu Flora sudah kalau sang bunda memiliki wasiat untuk menjodohkannya dengan putra dari sahabatnya, tapi Flora tidak tau kalau ia akan dinikahkan secepat ini. Ayolah, umurnya masih belum legal untuk menikah.
"Bulan depan kamu ulang tahun, umur sembilan belas sudah boleh menikah, Flo."
Flora menghela napas. Selama hidupnya di dunia belum pernah ia mencetak sejarah memenangkan perdebatan dengan Arya.
"Kalau kayak gini namanya bukan perjodohan, tapi pemaksaan. Aku juga punya hak atas hidupku, Pa." Kali ini Flora tak mau kalah, masa bodoh dibilang anak durhaka karena menentang perintah orang tua. Lagi pula, ia juga punya hak untuk mengambil setiap keputusan dalam hidupnya.
"Flo, Papa dan Bunda cuma ingin yang terbaik. Jaman kamu ini dunia sudah gak karuan, pergaulan bebas di mana-mana. Coba Papa tanya, sudah berapa banyak teman kamu dari SMP sampai SMA yang putus sekolah gara-gara hamil di luar nikah? Papa cuma mau lindungi anak gadis Papa satu-satunya ini." jelas Arya panjang lebar, menahan gerakan tubuh Flora yang hendak beranjak pergi.
"Kamu titipan bunda. Papa cuma gak mau gagal dalam membesarkan kamu dan mengecewakan bunda kamu di sana." lanjut Arya.
Flora membasahi bibirnya, ada yang mengganjal di dadanya melihat bagaimana kerasnya usaha sang Papa untuk menikahkannya. Apa lagi ucapan papanya barusan, seakan merujuk kalau Arya tak percaya bahwa ia bisa menjaga dirinya di jamannya ini.
"Apa menikahi aku dengan pria pilihan bunda membuat Papa merasa berhasil membesarkan aku?" tanya Flora.
"Aku gak menolak perjodohan ini, aku tau ini amanat dari almarhumah bunda. Tapi aku cuma minta waktu, aku masih labil dan emosiku juga belum stabil. Apa Papa yakin anak Papa yang masih suka ngambek ini bisa menjalani bahtera rumah tangga dengan pria yang bahkan belum aku kenal?"
Tak ingin memperpanjang perdebatan, Flora memilih bangkit dari duduknya kemudian beranjak meninggalkan ruang kerja Arya dengan wajah merah menahan emosi. Namun, sebelum pintu benar-benar tertutup, Flora kembali menoleh ke arah Arya lalu berkata.
"Aku bisa jaga diri, tanpa menikah muda pun aku yakin aku gak bakal terjerumus pergaulan bebas apalagi sampai hamil di luar nikah." ucap Flora lalu menutup pintu coklat itu.
* * *
"Flora Danila!"
Yang punya nama menoleh, mendapati gadis berambut pendek tengah berlari kecil ke arahnya.
"Panggil Flora aja." sahut Flora. Ia mengenal wajah gadis disampingnya ini, tapi tidak tau namanya. Flora baru memasuki kelas tiga SMA, setiap kenaikan kelas di sekolahnya setiap anak kelas selalu diacak ulang, jadi ia belum mengenal betul teman-teman kelasnya yang baru.
"Gue Ameera, panggil aja Amee." ujar Amee, Flora mengangguk saja sambil terus berjalan menyusuri koridor menuju kelas.
"Nanti malam lo free gak?" sambung Amee bertanya.
"Ya, kenapa?"
"Clubbing yuk!" ajak Amee tanpa sungkan. Langkah Flora seketika berhenti.
Selama ini Flora hanya bergaul dengan anak-anak berprestasi dikelas sebelumnya, tapi untuk yang satu ini? Clubbing? Wow!
"Clubbing?Gak deh." tolaknya lalu melanjutkan langkah.
"Kenapa?" Amee memasang wajah kecewa. Melihat penampilan Flora, sepertinya dia bukan anak yang polos-polos banget.
"Eh, Flo!"
Tubuh Flora tertarik kebelakang, tiba-tiba saja Amee menarik lengannya cukup kencang hingga membuat Flora hampir terjungkal, untung saja Flora segera menjaga keseimbangan tubuhnya.
"Ih! Kenapa sih narik-narik segala, untung gue gak jatoh!" sentak Flora kesal. Wajahnya berubah dongkol.
Amee berdecak, tak terlihat perasaan bersalah dari wajahnya, "Jangan marah-marah dong, gue cuma mau kasih lo asupan mata. Tuh liat, Pak Danial baru datang!" ujar Amee heboh sendiri, tatapannya tak lepas dari guru muda di sekolah mereka yang baru saja turun dari mobil Pajero miliknya.
"Ganteng banget ya, Flo." gumam Amee. Matanya membinar, menatap sosok tampan dan menjulang itu penuh puja.
Flora menatap sekilas ke arah guru idola di sekolahnya itu, "Biasa aja tuh." balasnya cuek.
Memang sih kalau dilihat pakai mata kepala itu Danial Biantara sangat tampan, penampilannya juga rapi. Tapi sorot matanya yang tajam serta ekspresi wajahnya yang selalu datar membuat Danial ber-aura dingin. Di kelas pun pria itu tidak sesantai guru-guru yang lain saat mengajar, makanya Flora selalu bosan jika Danial mengajar di kelasnya.
"Mata lo masih ketutup belek kali!" sewot Amee, tak terima guru idolanya di bilang biasa saja. Padahal pesonanya Danial sangat luar biasa memancari alam semesta ini.
Flora memutar bola matanya, ia menepis tangan Amee yang sedari tadi memegangi tangannya kemudian melanjutkan langkahnya menuju kelas. Langkah Flora melambat, di depan sana Danial berjalan ke arahnya. Membuat Flora sedikit kikuk dan bingung ingin melanjutkan langkah atau tidak.
"Pagi, Pak." Flora spontan menyapa Danial ketika pria itu melewatinya. Sayangnya, Danial hanya mengangguk kecil sambil berjalan menundukan pandangannya tanpa berniat menyapa balik atau sekedar menoleh dan melempar senyum.
Flora berdecih samar. Flora sumpahin mulut Danial bisu beneran! Apa susahnya sih membalas sapaannya?! Flora kan jadi tengsin sudah menyapa tapi tidak dibalas, bahkan menoleh saja tidak. Apa lagi melihat Amee yang menertawakannya dibelakang sana, besok-besok Flora harus berpikir ulang dulu kalau mau menyapa Danial.
"Usir wanita ini keluar!" "Lempar wanita ini ke laut!" Saat dia tidak mengetahui identitas Dewi Nayaka yang sebenarnya, Kusuma Hadi mengabaikan wanita tersebut. Sekretaris Kusuma mengingatkan"Tuan Hadi, wanita itu adalah istri Anda,". Mendengar hal itu, Kusuma memberinya tatapan dingin dan mengeluh, "Kenapa tidak memberitahuku sebelumnya?" Sejak saat itu, Kusuma sangat memanjakannya. Semua orang tidak menyangka bahwa mereka akan bercerai.
Binar Mentari menikah dengan Barra Atmadja,pria yang sangat berkuasa, namun hidupnya tidak bahagia karena suaminya selalu memandang rendah dirinya. Tiga tahun bersama membuat Binar meninggalkan suaminya dan bercerai darinya karena keberadaannya tak pernah dianggap dan dihina dihadapan semua orang. Binar memilih diam dan pergi. Enam tahun kemudian, Binar kembali ke tanah air dengan dua anak kembar yang cerdas dan menggemaskan, sekarang dia telah menjadi dokter yang berbakat dan terkenal dan banyak pria hebat yang jatuh cinta padanya! Mantan suaminya, Barra, sekarang menyesal dan ingin kembali pada pelukannya. Akankah Binar memaafkan sang mantan? "Mami, Papi memintamu kembali? Apakah Mami masih mencintainya?"
Kurnia, yang buta karena kecelakaan ditolak oleh semua sosialita-kecuali Elara, yang menikah dengannya tanpa ragu. Tiga tahun kemudian, dia mendapatkan penglihatan kembali dan pernikahan mereka pun berakhir. "Kami sudah kehilangan banyak tahun. Aku tidak akan membiarkan dia menyia-nyiakan tahun itu lagi untukku." Elara menandatangani surat perjanjian perceraian tanpa sepatah kata pun. Semua orang mengejek kejatuhannya-sampai mereka menemukan bahwa dokter ajaib, maestro perhiasan, genius saham, peretas ulung, dan putri sejati Presiden ... semuanya adalah dirinya. Ketika Kurnia merangkak kembali, seorang miliarder kejam mengusirnya. "Dia istriku sekarang. Pergilah."
Siska teramat kesal dengan suaminya yang begitu penakut pada Alex, sang preman kampung yang pada akhirnya menjadi dia sebagai bulan-bulannya. Namun ketika Siska berusaha melindungi suaminya, dia justru menjadi santapan brutal Alex yang sama sekali tidak pernah menghargainya sebagai wanita. Lantas apa yang pada akhirnya membuat Siska begitu kecanduan oleh Alex dan beberapa preman kampung lainnya yang sangat ganas dan buas? Mohon Bijak dalam memutuskan bacaan. Cerita ini kgusus dewasa dan hanya orang-orang berpikiran dewasa yang akan mampu mengambil manfaat dan hikmah yang terkandung di dalamnya
Warning 21+ Harap bijak memilih bacaan. Mengandung adegan dewasa! Bermula dari kebiasaan bergonta-ganti wanita setiap malam, pemilik nama lengkap Rafael Aditya Syahreza menjerat seorang gadis yang tak sengaja menjadi pemuas ranjangnya malam itu. Gadis itu bernama Vanessa dan merupakan kekasih Adrian, adik kandungnya. Seperti mendapat keberuntungan, Rafael menggunakan segala cara untuk memiliki Vanessa. Selain untuk mengejar kepuasan, ia juga berniat membalaskan dendam. Mampukah Rafael membuat Vanessa jatuh ke dalam pelukannya dan membalas rasa sakit hati di masa lalu? Dan apakah Adrian akan diam saja saat miliknya direbut oleh sang kakak? Bagaimana perasaan Vanessa mengetahui jika dirinya hanya dimanfaatkan oleh Rafael untuk balas dendam semata? Dan apakah yang akan Vanessa lakukan ketika Rafael menjelaskan semuanya?