Unduh Aplikasi panas
Beranda / Romantis / Iam Yours
Iam Yours

Iam Yours

5.0
9 Bab
76 Penayangan
Baca Sekarang

Tentang

Konten

Menjadi salah satu anak korban broken home membuat Celina Patricia terjerumus ke dalam berbagai hal yang negatif, tidak ada yang memperhatikan tumbuh kembangnya selama ini hingga membuatnya bebas berkelana sesuka hati. Sampai dirinya bertemu dengan seorang laki-laki tampan yang membayarnya untuk kepuasan ranjang dan ia tergiur dengan nominal yang diberikan jika mau melayani laki-laki asing tersebut. Sebagai lelaki dewasa yang sudah matang Arga Pattinson belum punya kepikiran untuk menikah sama sekali, namun belum kepikiran untuk menikah bukan berarti belum kepikiran juga untuk melakukan hubungan selayaknya orang dewasa. Salah satu alasan kenapa sampai sekarang belum menikah, karena masih sibuk mengurusi pekerjaan dan juga mengurus adiknya yang masih kecil. Arga pernah menyewa beberapa wanita, untuk memuaskannya dikala sedang pusing dengan masalah keluarganya dan terbukti setelah melakukannya pikirannya jadi segar kembali. Semenjak saat itu, Arga jadi kecanduan untuk menyewa setiap wanita yang berbeda dikala hasratnya sedang membara.

Bab 1 Anak Siapa

Siapa yang tidak bangga melihat laki-laki berusia 25 tahun sudah mahir dalam menjaga anak kecil, bahkan sudah merawat anak kecil tersebut seperti anaknya sendiri, siapa lagi kalau bukan ARGA PATTINSON.

Rutinitas setiap harinya setelah pulang dari kantor adalah menjaga VERO PATTINSON, walaupun di rumah sudah ada baby sitter tetapi ia tidak sepenuhnya menyerahkan tanggung jawab, untuk mengurus sang adik kepada si pengasuh.

Beruntung sekali mereka berdua masih mempunyai oma, yang bisa dimintai tolong untuk gantian menjaga Vero. Jangan tanyakan di mana ke dua orang tua mereka, yang jelas mereka tidak ada di Indonesia dan tidak tinggal satu rumah dengan ke dua anak laki-laki tersebut.

"Vero, jangan lari-larian. Nanti kamu jatuh," tegur oma.

"Wahhh mobilnya bisa lari hahaha," girang Vero.

"Mana ada mobil lari? Itu kan pakai remot sayang." Oma terkekeh menggelengkan kepalanya.

Padahal si pengasuh yang mengendalikan remote control, tapi Vero tetap menganggap bahwa mobil miliknya bisa lari sendiri. Hari-hari di rumah terasa begitu ramai karena suara teriakan Vero, bocah yang baru menginjak usia lima tahun tersebut begitu lengket dengan sang nenek, karena sudah seperti mamanya sendiri sedangkan sang kakak sudah seperti papanya sendiri.

"Papa, ke mana?" tanya Vero.

"Hm kenapa kamu masih saja memanggil kakakmu itu dengan nama, Papa? Coba panggil namanya dengan benar, kak Arga. Ayok kamu pasti bisa panggil, kak Arga." Sang oma mengajari cucunya cara mengucapkan kata demi kata dengan benar.

"Papa, Arga hahaha."

Siapa yang tidak gemas melihat tingkah lucu anak bungsu dari keluarga Pattinson, namun sayangnya dibalik tawa rianya si kecil terselip rasa sedih yang dirasakan oleh sang oma.

"Mereka pasti akan menyesal, karena sudah melewatkan momen tumbuh kembangnya, Vero," batin sang oma.

"Papa, belum pulang?" tanya Vero.

"Papa, jam segini masih ada di kantor. Mungkin sebentar lagi dia akan pulang, memangnya kamu mau dibawain apa?" tanya sang oma.

"Aku mau makan ice cream, aku ingin makan es krim yang banyak hehe," pinta Vero.

"Eh ingat apa kata kak Arga, kamu tidak boleh makan terlalu banyak es krim nanti gigi kamu bisa bolong," nasihat oma.

"Aihh peliittttttt." kalau lagi ngambek suka sekali mengerucutkan bibirnya serta bersidekap di depan dada.

Sang oma sudah sering sekali mengajari cucunya, untuk memanggil Arga dengan sebutan kakak. Tapi si kecil tetap saja memanggil sang kakak dengan sebutan papa, namun hal tersebut tidak membuat Arga keberatan selama ini.

Dari bayi memang hanya Arga yang dilihatnya sebagai sosok seorang ayah, yang selalu ada untuknya di manapun dan kapanpun. Arga awalnya keberatan, saat orang tuanya memutuskan untuk tinggal di luar negeri dan meninggalkan yang saat itu masih bayi. Tapi keputusan papanya sudah bulat, demi menyelamatkan pernikahan mereka akhirnya terpaksa meninggalkan si bayi untuk dirawat oleh sang oma.

Semenjak saat itu Arga sudah bodo amat, kalau orang tuanya mau mengakui Vero sebagai anak atau tidak. Walaupun Arga sudah mengetahui permasalahan yang terjadi di antara orang tuanya di masa lalu, namun tak seharusnya mereka membenci si kecil yang tidak tahu apapun tentang permasalahan orang dewasa.

"Veroooo, aku pulang."

"Vero? Heiii kok enggak ada suaranya?" heran Arga begitu memasuki rumah, suasana di ruang tengah begitu sepi padahal ada beberapa orang di sana.

"Vero, kamu kenapa?" tanya Arga yang melihat adik kesayangannya duduk di pojokan sembari bersidekap di depan dada.

"Di lagi ngambek, tadi oma melarangnya untuk makan es krim terlalu banyak, makanya sekarang manyun kayak gitu," ujar sang oma membuat Arga terkekeh.

"Kebiasaan banget, perkara ice cream sampai kayak gitu?" Hah, dasar bocil." Arga menaruh tas kerjanya di atas sofa terlebih dahulu, kemudian menghampiri sang adik yang tengah merajuk.

"Vero? Kamu lagi ngambek, ya?" goda Arga sengaja menjahili adiknya dengan menarik-narik kaosnya.

"Aku mau makan ice cream tapi tidak dibolehin, aku maunya makan yang banyak tapi kenapa tidak boleh? Tadi aku lihat di YouTube anak-anak makan banyak, tapi kenapa mereka dibolehin?" protes Arga sembari mengadu pada kakaknya.

"Memangnya siapa yang bilang tidak memperbolehkan kamu makan ice cream? Bukankah oma hanya mengatakan, kalau kamu tidak boleh makan ice cream yang banyak. Nanti gigi kamu bisa sakit seperti waktu itu, terus kamu nangis selama berhari-hari karena gigi kamu sakit. Apa kamu mau kayak gitu, lagi?" nasihat Arga membuat sang adik menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak mau sakit gigi lagi, nanti aku tidak bisa main sama temen-temen," keluh Vero.

"Nah itu tahu kamu tahu, kalau sakit tidak bisa main sama temen-temen. Makanya jangan sampai sakit, salah satu caranya supaya tidak sakit adalah dengan menuruti setiap nasihat dari oma. Jangan suka ngeyel kalau dikasih tahu," tegur Arga dengan nada lembut, supaya adiknya dapat memahaminya dengan baik pula.

"Iya, Papa. Kalau begitu aku mau makan ice cream satu saja, tapi yang wadahnya agak besar dikit hehe," pinta Vero membuat Logan tertawa.

"Ya sudah sekarang ayo kita pergi ke supermarket, cuacanya juga sudah mulai mendung. Jangan sampai nanti hujan terus kita masih ada di luar, pokoknya setelah membeli ice cream kita langsung pulang," ajak Arga sembari menggendong adik kesayangannya.

"Hehe ayokkkk kita beli ice cream," girang Vero.

Sang oma yang melihatnya begitu terharu dengan kedekatan ke dua cucunya, walaupun sudah jelas-jelas mereka berdua beda ayah tapi tidak menyurutkan keharmonisan di antara ke dua kakak beradik tersebut.

"Vero? Kamu hari ini tidak nakal kan di rumah?" tanya Arga pada anak kecil yang berusia lima tahun tersebut.

"Aku tidak pernah nakal, aku selalu menjadi anak baik setiap harinya," ucap sang adik.

"Bagus, itu baru namanya adik kesayangan aku. Kalau kamu tidak nakal, kamu minta apa aja nanti papa akan menurutinya. Jangan minta mainan kalau lagi pergi sama oma, tapi kalau minta makanan atau jajan boleh," nasihat Arga membuat si kecil menganggukkan kepalanya.

"Iya, aku tidak akan minta macam-macam sama, Oma. Kan sudah ada papa yang membelikanku mainan, jadi untuk apa aku meminta pada orang lain," ujar si kecil.

"Good boy."

Begitu sudah sampai di supermarket, Vero dengan begitu antusias masuk ke dalam kemudian mengambil berbagai aneka jajanan, tanpa memperdulikan Arga yang tertinggal jauh di belakangnya.

"Aihh aku hampir saja lupa tidak memakai masker," gumam Arga kemudian mengambil masker yang ada di saku blazernya.

Arga terkekeh sembari menggelengkan kepalanya, melihat adiknya begitu bersemangat diajak berbelanja apalagi kalau soal makanan. Rasa capeknya setelah seharian bekerja langsung terobati, dengan melihat tawa riang adik kesayangannya.

Arga menggandeng adiknya menuju ke kasir begitu sudah selesai berbelanja, di sana mereka harus mengantri dulu di belakang seorang wanita yang memakai dress berwarna hitam, serta masker yang menutupi mulut dan hidungnya.

"Papa, Tante itu cantik," bisik Vero yang berada di gedongan Arga.

"Hm bagaimana kamu mengetahui kalau dia itu cantik? Sedangkan wanita itu memakai masker?" ujar Arga membuat wanita dihadapannya tiba-tiba membalikkan badannya.

DEGGHHH!!

"Mata itu?" batin Arga.

Lanjutkan Membaca
img Lihat Lebih Banyak Komentar di Aplikasi
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY