Unduh Aplikasi panas
Beranda / Romantis / Cinta Andara
Cinta Andara

Cinta Andara

5.0
2 Bab
12 Penayangan
Baca Sekarang

Tentang

Konten

Ketika aku sulit melupakan lelaki yang dicintai, kini aku dipertemukan kembali dengannya dengan keadaan yang sangat jauh berbeda. Rasa sakit, marah, rindu, sayang dan cinta berkecamuk di dalam hati. Tolong aku Tuhan, aku hanya ingin bahagia. Ya, aku adalah Andara.

Bab 1 1 Perempuan Baru Untuk Rezki

"Bagaimana Rezki, sudah ada kabar dari istri kamu?" tanya Bu Ratna.

"Belum Ma, aku juga sudah bingung harus mencari informasi tentang Mita kemana lagi,".keluh Rezki.

"Mama gak mau tahu, kamu kali ini harus menuruti perintah Mama. Ini semua demi kebaikan kita semua terutama kamu Rezki!" seru Bu Ratna.

Rezki tidak bisa membalas ucapan Bu Ratna, Mamanya.

Ya, Rezki Adiwijaya, pria tampan, mapan berusia 30 tahun, namun nasibnya tak sebaik paras dan materinya.

Sudah satu tahun ini Mita Prameswari, istri Rezki menghilang tanpa kabar.

Terakhir memberi kabar tepat satu tahun yang lalu, Mita bicara akan pergi berlibur bersama temannya ke Italia.

Namun nyatanya, hingga kini tidak ada kabar lagi tentang Mita. Rezki sudah kesana kemari hingga terbang langsung ke Paris untuk mencari Mita, tapi hasilnya nihil.

Rezki pun sebenarnya sudah siap menerima kenyataan apabila ternyata nasib naas menimpa istrinya tersebut. Namun, memang tidak pernah ada kecelakaan atau seseorang yang dirawat di runah sakit dengan nama Mita Prameswari.

Sedangkan setiap hari, Bu Ratna terus menanyakan perihal Mita pada Rezki.

Bukan tanpa sebab, Bu Ratna cukup prihatin melihat kondisi Rezki yang hari ke hari semakin tidak terurus, dan satu hal lagi, Bu Ratna ingin segera memiliki cucu.

"Kali ini terserah Mama, aku pasrah dengan semua keputusan Mama," ujar Rezki.

"Oke, Mama akan segera mencari calon istri baru kamu. Mama pastikan pilihan mama itu tidak pernah salah," balas Bu Ratna.

Tidak pernah salah. Ya karena Bu Ratna tidak pernah menyetujui pernikahan Rezki dan Mita sejak awal.

Di tempat lain, seorang gadis cantik, pintar, berambut panjang tengah berkutat dengan setumpuk kerjannya.

Dia, Larasati Andara Adisty. Perempuan berusia 27 tahun yang lebih menyukai dipanggil dengan nama Andara itu adalah seorang jurnalis media daring di ibukota.

Hari - harinya dihabiskan dengan mewawancarai selebriti dan menulis berita.

"Andara, kamu belum pulang?" tanya Bagas terkejut melihat Andara masih berada di kantor malam hari.

Bagas, tepatnya Bagas Syahputra, adalah pemimpin redaksi sekaligus pemilik hotnews.id ,tempat Andara bekerja.

"Belum pak, lagi kejar deadline. Kemarin kan saya izin tidak masuk kerja, jadi lumayan banyak berita yang belum dinaikin", jawab Andara.

"Oke, kalau gitu saya pulang dulu, kamu jangan terlalu malam pulangnya," ucap Bagas.

"Baik pak," sahut Andara.

Tanpa Andara ketahui, sebenarnya Bagas tidak langsung pulang, melainkan setia menunggu Andara menyelesaikan pekerjaannya, dengan berdiam diri di dalam mobil.

Jujur, Bagas terlalu cemas apabila Andara harus pulang malam hari sendirian.

Entah sejak kapan Bagas menaruh perhatian pada Andara. Memang dengan paras cantik, dan keramahannya banyak membuat para pria berlomba-lomba mengejar cinta Andara.

Namun, tidak ada satupun yang berhasil merebut hatinya. Bagi Andara hanya ada satu nama pria yang mampu menguras semua pikiran Laras selama delapan tahun belakangan ini.

Tepat pukul sembilan terlihat Andara keluar dari pintu kantor. Bagas bergegas keluar dari pintu mobil dan mengahmpiri Andara.

"Andara, kamu baru selesai?" cakap Bagas pura pura.

"Lho Pak Bagas masih di sini?" kata Andara.

"Ini tadi mobil saya tiba-tiba mogok, tapi sekarang bisa nyala lagi hehe," kelit Bagas.

"Kalau gitu pulang sana saya saja ya Ra," ajak Bagas.

"Tidak usah Pak, bikin repot Bapak nantinya. Biar saya naik ojek online saja, ini saya sudah mau pesan," tolak Andara sambil membuka aplikasi ojek di ponselnya.

"Eh sama saya saja Ra, tidak merepotkan saya sekali. Lagian tidak tenang juga membiarkan kamu malam-malam gini pulang sendirian," tutur Bagas.

"Tidak ada penolakan ya. Anggap saja ini perintah dari atasan," papar Bagas sambil menarik tangan Andara.

Sepanjang perjalanan menuju rumah Andara, mereka berdua lebih banyak diam.

"Andara, kamu setiap hari pulang pergi kenapa tidak pakai motor inventaris dari kantor saja," lontar Bagas.

"Motor inventaris kan untuk kerja Pak, jadi ya saya pakai buat kerja saja," jelas Andara.

"Tapi reporter yang lain juga motor inventaris nya dibawa pulang. Saya juga tidak masalah kalau kamu mau seperti yang lainnya," sahut Bagas.

"Tapi saya sudah nyaman seperti ini Pak", imbuh Andara sambil tersenyum.

Ini yang membuat Andara berbeda dengan yang lainnya. Membuat Bagas semakin mengagumi gadis itu.

"Ra, saya perhatikan wajah kamu pucat sekali. Kamu sedang tidak lagi sakit kan?" kata Bagas khawatir.

"Cuma terlalu lelah saja Pak," ujar Andara sambil memejamkan mata.

Nampaknya Andara memang benar sangat kelelahan. Bagas pun membiarkan Andara terlelap selama sisa perjalanan.

Tiga puluh menit kemudian akhirnya mereka sampai di rumah Andara.

"Andara bangun Ra, kita sudah sampai," bisik Bagas perlahan membangunkan Andara.

"Hmm, iya Pak," gumam Andara mencoba membuka matanya.

"Astaga maaf Pak saya ketiduran" resah Andara lalu membuka sabuk pengaman.

"Kamu nanti langsung istirahat ya Andara," kata Bagas.

"Iya Pak. Terimakasih banyak ya Pak sudah mau mengantar saya pulang, saya duluan," pamit Andara.

Pagi harinya sekitar pukul delapan, Andara tengah mampir di sebuah minimarket.

Bukan tanpa alasan, saat Andara akan melanjutkan perjalanan menuju kantor, dirinya merasa sangat lemas dan pusing.

Maka dari itu Andara memilih untuk membeli air mineral dan sepotong roti di minimarket.

Namun, belum sempat Andara menyicipi sarapan yang ia beli, tiba tiba saja saat keluar pintu minimarket, ia merasakan pusing yang sangat hebat.

Lalu tiba-tiba semua menjadi gelap.

Bruk!

Semua orang yang ada di sana seketika menoleh ketika mendengar suara seperti orang terjatuh.

Benar saja, orang yang jatuh itu adalah Andara. Ya, Andara jatuh pingsan.

Orang-orang pun berkerumun di sekitar Andara, hingga akhirnya ada seseorang berteriak.

"Kalian ini kenapa sih? Ada orang pingsan bukannya ditolong, malah ditonton!" teriak seorang wanita yang umurnya berkisar 56 tahun.

"Pak Joko, tolong bawa wanita ini ke dalam mobil. Kita bawa ke rumah sakit," perintah wanita itu yang ternyata adalah Bu Ratna.

Pak Joko, supir Bu Ratna langsung menuruti perintah majikannya. Tak lama mobil itu pun melaju kencang menuju rumah sakit.

Setibanya di rumah sakit, Andara langsung ditangani oleh dokter. Sedangkan Bu Ratna mengurus perihal administrasi rumah sakit berbekal kartu identitas yang terpaksa diambil dari tas Andara.

Dua puluh menit kemudian dokter keluar untuk memberitahu kondisi Andara.

"Keluarga pasien Larasati Andara," panggil dokter.

"Iya saya Dok," sahut Bu Ratna.

"Pasien hanya kelelahan, hingga kesehatannya menurun dan menyebabkan pasien pingsan," terang dokter.

"Pasien harus istirahat untuk beberapa hari dan tidak boleh terlalu memforsir tenaganya," lanjut dokter.

"Pasien bisa pulang, setelah tiga jam dari pemeriksaan tadi. Silakan kalau Ibu mau ke dalam dan melihat kondisi pasien," tambah dokter.

Bu Ratna masuk ke dalam ruang Instalasi Gawat Darurat ruang nomor 5, tempat Andara diperiksa.

Bu Ratna duduk di samping ranjang Andara, sambil sesekali memperhatikan wajah Andara.

"Gadis ini cantik juga dan sepertinya dia orang yang baik," batin Bu Ratna.

Tak lama, Andara mulai tersadar dari pingsannya.

"Aku dimana?" tanya Andara dengan terbata-bata.

Lanjutkan Membaca
img Lihat Lebih Banyak Komentar di Aplikasi
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY