Unduh Aplikasi panas
Beranda / Lebih / PASSION
PASSION

PASSION

5.0
2 Bab
46 Penayangan
Baca Sekarang

Tentang

Konten

Perjalanan panjang hidup seorang anak broken home. Saya biasa dipanggil Pras, Prasetya lengkapnya. Banyak harapan membumbung tinggi saat kelahiran saya, tapi langsung terjun bebas saat usia saya 5th disebabkan ortu cerai. Ya 1 kalimat yg akhirnya merubah dan mengisi perjalanan hidup saya. Meskipun anak broken home, tapi saya tidak pernah memperlihatkan masalah seberat apa yang sedang saya alami, karena semakin tinggi cobaan dan hinaan dari lingkungan sekitar, maka disitu akan menjadi pelecut dan motivasi agar kelak bisa jadi pembalasan terbaik dalam hidup. Saya merasa kuat dan tegar seolah-olah saya hidup hanya untuk ibu saya, karena sejak kecil saya menjalani broken home yang mengharuskan saya untuk ikut ibu saya yang seorang guru SD, padahal nyatanya saya selalu menderita karena ayah kandung saya yang notabenya seorang TNI tidak sekalipun menjenguk atau memberi bantuan biaya sekolah. Tegar, sabar, dan ikhlas itu adalah kunci saya menuju jalan hidup selanjutnya. Dimana saya harus bisa menelan pil pahit dalam usia yang tergolong anak-anak, dari semua kenyataan dan mencoba untuk bangkit dari keterpurukan, hingga saya bisa menjadi sukses. Keluarga adalah segalanya bagi para kaum remaja, karna keluarga adalah pembentuk mental dan psikis seseorang kelak. Disaat kita sedang mempunyai banyak masalah, disitulah peran keluarga akan muncul. Akan tetapi, bagaimana jika hidup seorang remaja yang satu ini menjadi hancur karna menjadi seorang remaja broken home ...? Sukses atau gagal?!? #cerita nyata

Bab 1 Part 1

Aku adalah Prasetya, biasa dipanggil Pras. Aku adalah anak dari keluarga yang sederhana atau bisa dibilang cukup. Ibuku adalah seorang guru SD. Ayah ku adalah TNI. Sejak kecil kehidupan ku sudah keras, kras yang artinya aku sudah harus merasakan betapa pahit dan manisnya dalam hidup. Padahal semua teman-teman ku masih merasakan betapa enaknya menjadi seorang anak. Bahkan disaat umur ku masih menginjak 5th. Dari sinilahh cerita ku dimulai.

Saat umur ku menginjak 5th. Aku sudah merasakan betapa beratnya mencari uang untuk kehidupan ku selanjutnya. Aku bekerja paruh waktu hanya untuk mencari uang, supaya aku bisa melanjutkan sekolahku. Karna kedua orang tua ku sudah bercerai, dan aku diharuskan untuk ikut dengan ibuku. Gaji bulanan yang diperoleh ibuku hanya seberapa, cukup untuk kebutuhan sehari-hari kita bertiga saja. Sedangkan aku dan adik ku harus melanjutkan sekolah. Walaupun adik ku belum sekolah, tapi pastinya dia juga membutuhkan biaya hidup untuk sehari-harinya. Sebenarnya hatiku juga merasa sedikit sesak dan sakit ketika mendengar bahwa ibuku menyuruh ku untuk berhenti sekolah. Alasannya karna tidak ada biaya. Sebab ayah kandung ku yang notabenya seorang TNI itu tidak pernah sama sekali memberikan ku uang untuk biaya sekolah maupun biaya kehidupan ku. Jangankan untuk memberiku uang, menjenguk pun saja sama sekali tidak pernah.

"Pras, apakah ibu boleh bicara denganmu nak ...?" kata ibu Pras.

"Iyah ibu, memangnya ibu mau berbicara apa ...?" Tanya Pras dengan suara imutnya itu. Karna dia juga masih tergolong anak-anak. Umurnya saja masih 5th.

"Nak, bagaimana kalau kamu berhenti sekolah saja ...? Karna ibu tidak punya uang untuk melanjutkan biaya sekolahmu." kata ibu Pras dengan meneteskan air matanya. Sebenarnya ibu Pras tidak tega kalau harus mengorbankan pendidikan anaknya. Karna dia tau itu juga pasti dangatlah penting buat kehidupan anaknya dimasa depan. Tapi keadaannya sudah tidak memungkinkan lagi.

"Tapi kenapa ibu ...? Kenapa aku tidak boleh sekolah ...?" jawab Pras dengan nada sedih, seolah-olah dia hendak mengeluarkan air matanya melihat ibunya menangis dan juga menyuruh dirinya untuk berhenti sekolah.

"Apa aku nakal ibu ...? Aku janji tidak akan nakal lagi ibu. Aku akan belajar biar aku mendapatkan ranking 1 lagi ibu." lanjutnya sambil mengeluarkan puppy eyesnya, karna dia sudah tidak sanggup untuk membendung air matanya lagi.

"Tidak nak, kamu tidak nakal. Kamu anak baik, anak pintar." jawab ibu Pras sambil menarik anaknya itu kedalam dekapnnya.

"Sebenarnya ibu juga tidak mau nak jika kamu berhenti sekolah. Tapi ibu tidak sanggup untuk membiayaimu sekolah lagi. Gaji ibu tidak cukup nak. Belum lagi ibu juga harus membelikan susu dan keperluan adikmu yang lain." lanjut ibu Pras.

Bagaikan disambar oleh petir, rasanya begitu sakitt mendengar perkataa ibunya. Apalagi diumur yang masih terbilang anak kecil. Tapi dia sudah ditampar oleh kenytaan-kenytaan pahit.

"Belum lagi kita sekarang juga harus membayar kontrakan rumah ini nak tiap bulannya. Ibu tidak tau lagi harus apa ...? Kamu dan adikmu lah yang menjadi semangat buat ibu untuk melanjutkan hidup nak. Maafkan ibu hang tidak bisa membahagiakanmu." lanjut ibu Pras lagi. Sedangkan Pras kini hanya terdiam menangis didalam dekapan ibunya. Dia tidak sanggup untuk bicara lagi. Dan juga dia merasakan kesakitan yang paling dalam dari lubuk hatinya yang kecil dan suci itu.

"Maafkan ibu nak, ibu hanya bisa membuatmu sedih, seharusnya kamu bisa bersekolah dan bermain bersama teman-teman mu saat ini, tanpa harus memikirkan hal dewasa seperti ini. Tapi ibu tidak kuat nak, ibu sudah tidak sanggup lagi."

Malam telah tiba, semenjak kejadian tadi siang yang menimpa kenyataan pahit bagi Pras. Kini sekarang anak itu menjadi lebih pendiam dan tidak banyak bicara. Padahal sebelumnya dia adalah anak yang aktif, dan selalu riang. Pras adalah anak yang pandai, meskipun dia malas belajar dan suka main bersama teman-temannya itu, tapi dia selalu mendapatkan juara 1 disekolahnya.

"Pras, buka pintu kamarnya nak, sekarang kita makan malam dulu." ucap ibu Pras sambil mengetuk pintu kamar Pras. Karna pintu kamar tersebut terkunci, rupanya Pras menguncinya dari dalam. Karna dia membutuhkan waktu untuk sendiri saat ini.

"Pras, kita makan malam dulu nak." tanpa menjawab Pras membuka pintu kamrnya. Dan berdirilah ibu Pras idepan pintu kamar Pras. Ibu Pras rasanya tertusuk bangett melihat sang anak yang berubah sangat drastis itu. Padahal sebelumnya anaaknyaitu selalu ceria dan tersenyum. Tapi sekarang dia menjadi pendiam dan banyak murung.

"Ayo nak kita makan dulu." ucap ibu Pras. Sedangkan Pras hanya menjawab dwngan anggukan kepala saja, dan berjalan menuju dapur untuk mengambil makanan.

Malam ini, Pras ibunya, dan juga adik Pras hanya makan bertiga saja, tanpa ayah Pras. Karna semenjak ibu dan ayah Pras resmi bercerai, mereka hanya hidup bertiga saja.

"Maaf yha anak-anknya ibu, hari ini kita makan seadanya saja yha. Kita makan nasi dengan telur. Karna ibu hanya mampu beli ini saja." ucap ibu Pras yang sedang meyiapkaan makan untuk kedua anaknya dan juga dirinya. Bahkan tanpa dia sadari, air matanya pun juga sudah menetes.

"Tidak apa ibu, yang terpenting kita bisa makan." ucap Pras, walaupun dia juga merasakan kekecewaan dan sakit hati yang sangat dalam. Tapi, dia juga tauh bagaimana perjuangan ibunya itu untuk bis bertahan menghidupi dirinya dan juga adiknya, tanpa batuan dari seorang suami.

"Terimah kasih nak." jawab ibu Pras sambil menarik kedua anaknya dalam pelukannya.

"Kita makan yukk, keburu dingin nanti makanannya." ucap ibu Pras lagi dengan tersenyum dan menghapus air matanya.

Tanpa menjawab kedua anak kecil itu memakan nasi mereka dengan sangat lahap. Ntah itu perkara karna lapar, atau hanya kasihan melihat sang ibu yang sedih seperti itu yang penting mereka mekan dengan lahap sampai habis.

Makan malam sudah selesai, saatnya sekarang mereka tidur. Karna hari juga sudah mulai malam. Seperti biasa, ibu Pras membereskan sisa makan mereka, dan membersihkan meja makan juga. Sedangkan Pras pergi menuju kamarnya untuk tidur. Begitupun juga dengan adiknya.

Pras mengunci pintu kamarnya dari dalam. Dia merenungkan kembali perkataan ibunya tadi siang, hingga dirinya itu tertidur karna lelah.

"Apa aku harus berhenti sekolah seperti perkataan ibu tadi siang ...?" ucap Pras dalam renungannya dimalam ini.

"Tapi jika aku berhenti sekolah, aku tidak bisa jadi pemain sepak bola."

"Apa aku harus membantu ibu saja yha, aku harus bekerja, cari uang agar aku bisa sekolah lagi dan membantu ibu melunasi hutang-hutangnya."

"Baiklah besok aku akan mencari pekerjaan setelah pulang sekolah. Semoga allah memberikan ku pekerjaan yhallah besok. Supaya aku bisa lanjutin sekolah dan bisa membantu ibu aminnnn ........." monolog Pras, setelah mengucapkan doa-doa itu, dia segera tidur.

Anak sekecil dirinya yang seharusnya mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya, dan harus bersenang-senang, bermain dengan temannya. Tapi berbeda sekali dengan Pras yang mengaruskan dirinya masuk kedalam dunia orang dewasa. Dia harus menjalani hidup beratnya ini. Dia harus bekerja keras supaya dia bisa melanjutkan sekolahnya kembali. Tanpa harus putus sekolah seperti perkataan ibunya.

Lanjutkan Membaca
img Lihat Lebih Banyak Komentar di Aplikasi
Rilis Terbaru: Bab 2 Part 2   11-23 16:25
img
1 Bab 1 Part 1
01/10/2022
2 Bab 2 Part 2
02/10/2022
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY