/0/9629/coverbig.jpg?v=20221126122040)
Julie, seorang pelajar asing di Korea Selatan, harus bertahan hidup seorang diri setelah kedua orang tuanya dinyatakan meninggal dunia. Namun hidupnya makin susah ketika seorang pangeran tampan bernama Daniel, tiba-tiba saja muncul di dalam rumahnya dan menuduh Julie sebagai seorang penyihir yang menculiknya. Julie yang kasihan, akhirnya mengizinkan Daniel tinggal di rumahnya. Namun Ia tidak tahu bahwa Daniel memiliki kutukan yang merepotkan, yaitu tidak bisa makan makanan yang sama dalam seminggu. Mampukah mereka mencari cara untuk mengembalikan Daniel ke dunia asalnya? Bagaimana mereka mengatasi kutukan Daniel? Tawaran debut Daniel sebagai seorang Idol? Dan Julie yang dilirik para Idol pria lainnya? Ayo ikuti petualangan lezat mereka di sini!
Hari itu adalah hari yang cerah, tidak ada tanda akan turunnya hujan. Langit berwarna biru dengan sapuan awan berwarna putih, terbentang luas sejauh mata memandang. Dibalik ketenangan pagi itu, sebuah cahaya aneh berbentuk pilar turun dari atas langit dan menimpa sebuah rumah kecil di pinggir kota.
*****
Sebuah suara keras terdengar dari ruang tamu. Seorang wanita yang masih berada di atas tempat tidurnya, segera melompat turun mengambil tongkat baseball yang berada tak jauh dari ranjangnya.
"Apa ada maling?" bisiknya dengan rambut berantakan khas seseorang yang baru saja bangun tidur.
Gadis berambut cokelat itu berjalan pelan sembari memegang tongkatnya dengan erat, kakinya yang gemetar berusaha menahan berat badannya. Jantungnya berdegup kencang layaknya genderang perang.
"Televisiku!" gadis itu berteriak histeris setelah melihat pecahan benda kotak yang dapat memutar video tiu di lantai.
Ia mengatupkan rahangnya kesal dan mencari tongkat baseball yang tadi sempat terjatuh. Mata biru gadis itu berapi-api, bertekat akan menangkap maling itu walau nyawa jadi taruhannya.
"KELUAR KAU! JANGAN HARAP BISA SELAMAT SETELAH MENGHANCURKAN TELEVISIKU!"
"Berani juga kau rupanya menculikku penyihir sialan!" tiba-tiba terdengar suara seorang pria muda dari dalam ruang tamu yang gelap.
"PENYIHIR?" gadis itu naik pitam setelah beranggapan bahwa penampilannya diejek seperti penyihir, "YA! JIKA AKU SEORANG PENYIHIR, KAU SEORANG PANGERAN!"
"Benar! Aku adalah Pangeran dari kerajaan Savorious," ucap orang itu sembari berjalan keluar ruangan.
Gadis itu terperanjat, bukan seorang om-om berbadan besar yang mengerikan layaknya dalam drama dalam televisi, melainkan seorang pria muda tampan yang sangat layak bila dikatakan sebagai seorang pangeran. Dengan pakaian khas bangsawan dari barat, Ia mengacungkan tongkat kecil yang Ia bawa ke arah Julie
"Si-siapa kau sebenarnya!" gadis itu ikut mengacungkan tongkat baseballnya, "apa tujuanmu! KATAKAN!"
"Hah? Pertanyaan macam apa ini?" Pria itu menatapnya kesal, "aku di sini korban! Aku hampir mati diserang oleh benda kotak itu kau tahu!"
"DI SERANG? ORANG GILA MANA YANG AKAN MATI SERANG OLEH TELEVISI! APA KAU MABUK?"
"AKU TIDAK MAU TAHU! KEMBALIKAN AKU KE ISTANA! JIKA TIDAK, KAU TAHU AKIBATNYA!" pria itu mengayunkan tongkat ke arahnya.
"ISTANA? MENCULIKMU? PENYIHIR? KAU KIRA INI ABAD PERTENGAHAN! DENGAR TUAN TIDAK DIKENAL! KAU MASUK KE RUMAHKU TANPA IZIN, LALU KAU MENGANCAMKU UNTUK MEMULANGKANMU? APA KAU BERPURA-PURA GILA SETELAH KETAHUAN MASUK RUMAHKU?"
Pria itu mengerutkan dahinya, "masuk ke rumahmu tanpa izin?"
"TENTU SAJA! APAKAH KAU MENGETUK PINTU DI BELAKANGMU ITU SAAT MASUK KE SINI?" gadis itu berteriak geram.
"JANGAN MEMPERMAINKANKU! AKU TIBA-TIBA SAJA MUNCUL DI SINI! SUDAH DIPASTIKAN KAU PELAKUNYA!" Pria itu menatap seekor kucing yang berada tak jauh dari kaki sang gadis, "JIKA KAU MENGANGGAPKU MAIN-MAIN, AKU TIDAK AKAN SEGAN-SEGAN!"
Pria itu mengayunkan tongkatnya dan PUFF! Kucing itu menghilang bersamaan dengan kilauan-kilauan cahaya.
"A-apa yang kau lakukan pada Luno..." gadis itu menatap tak percaya ke arah sang pelaku.
"Sudah aku katakan bukan? Aku tidak main-main!" Pria itu membusungkan dadanya bangga.
"Aku pasti bermimpi! Aku pasti bermimpi!" Ia mencubit pipinya sendiri, "tidak! Ini nyata..."
"Hei! Apa kau mau kuhabisi juga?"
"Apa kau tidak puas?" Ia menatapnya dengan mata yang berurai air mata, "kau menghancurkan televisiku dan menghilangkan Luno... Baiklah! AMBIL NYAWAKU! AMBIL! AMBIL AGAR KAU PUAS!"
Tangisnya pecah, tapi pria itu tidak menghiraukannya sama sekali. Ia mengayunkan tongkatnya sembari membaca mantra. Perlahan sebuah cahaya meluncur ke arah gadis itu, tapi saat hendak menyentuhnya, cahaya itu menghilang.
"Apa kau begitu putus asa setelah melakukan semua ini? Ayolah lawan aku penyihir sialan!"
"Apa yang kau mau? Aku melawanmu? Terserah, aku tidak peduli lagi..." isaknya.
"Hei! Jangan menangis! Tidak ada penyihir yang menangis kau tahu?"
"Tentu saja aku menangis! Aku bukan penyihir! Coba saja kau cari benda yang mengandung sihir di rumah ini!" gadis itu duduk sembari menutupi wajahnya.
Pria itu menutup mata, kemudian memancarkan sebuah cahaya kebiruan yang berpencar ke seluruh sisi layaknya riak air. Tiba-tiba pria itu membuka mata dengan kaget dan menatapnya dengan wajah bersalah.
"Ma-maaf, aku tidak bermaksud..."
"SUDAH PUAS? SEKARANG PERGI DARI SINI! PERGI!" bentak sang gadis sembari menunjuk pintu depan.
"Tunggu, aku bisa jelaskan semuany-"
"PERGI!"
Dengan langkah berat, Ia meninggalkan sang gadis menangis seorang diri. Ia membuka dan menatap pemandangan di hadapannya dengan ekspresi terkejut. Bukan pemandangan hijau nan indah yang selalu Ia temui ketika bepergian, melainkan sebuah hutan beton yang penuh dengan gedung tinggi pencakar langit.
"Oh? Apa kau datang menemui Julie?" tiba-tiba seorang wanita yang cukup berumur menyapanya tepat di sebelah rumah tempatnya keluar.
"Julie?" pria itu balik bertanya.
"Benar, kau baru saja keluar dari rumah itu bukan?" wanita itu memandangnya aneh.
"Oh iya, Julie! Iya aku baru saja mengunjunginya!"
Mendengar balasannya, wanita itu menatap curiga. Pria itu segera berpikir, Ia tidak tahu siapa yang telah menculiknya ke sini. Jadi Ia harus segera berbaur dengan orang-orang ini dan menyembunyikan identitasnya. Hanya ada satu yang dapat Ia lakukan, berpura-pura memiliki hubungan dengan gadis bernama Julie itu.
"Ah jadi Ia dipanggil Julie di sini? Biasanya aku tidak memanggilnya dengan nama itu."
"Oh! Kau juga cosplayer? Bibi kira hanya anak bibi saja yang menjadi cosplayer! Hahaha!" tawanya ramah.
Ia yang tidak tahu apa maksudnya, hanya menganggukkan kepalanya. Sebenarnya Ia benar-benar tidak tahu apa yang Ia perbuat sekarang.
"Bibi mendengar kalian berkelahi, kalau boleh tahu ada apa sebenarnya?" bibi itu berjalan mendekati pagar.
"Sebenarnya bibi, Aku menghilangkan kucingnya. Aku bahkan telah diusir dari sini," ucapnya sembari berjalan mendekati pagar.
"Begitu rupanya, semenjak kematian kedua orang tuanya Ia menjadi pemurung. Mungkin Ia hanya terbawa emosi karena terlalu bersedih. Siapa namamu nak?"
"Daniel Savorious." Pria itu tersenyum dengan ramah.
"Oh! Tentu saja, kau bukan orang asia! Rambut pirang dengan mata biru yang indah, jika Bibi masih muda tentu saja akan jatuh cinta pada pria tampan sepertimu! Hahaha!" ucapnya sembari mengelus lengan pria itu.
"Bibi bisa saja, jika aku bertemu dengan Bibi ketika masih muda, pasti aku akan berkelahi dengan suami Bibi karena memperebutkan Bibi!"
"Hahaha! Bisa saja kau Daniel!" Bibi itu tertawa dengan lepas.
Tiba-tiba suara gemuruh terdengar dari perut pria itu. Ia baru sadar belum makan apa pun sebelum berada di dunia ini.
"Maaf Bibi aku tidak sopan." Daniel menundukkan sedikit kepalanya.
"Hahaha tidak apa-apa! Apa kau mau sarapan di rumah Bibi?" tawarnya.
"Tidak Bibi, aku tidak mau merepotkan Bibi."
"Tidak apa Daniel, ayo jangan ragu-ragu!"
Dengan langkah berat, Ia akhirnya menurut dan mengikuti Bibi itu ke dalam rumahnya tanpa tahu apa maksud tersembunyi dari Bibi tetangga sebelah itu.
Ketika mereka masih kecil, Deddy menyelamatkan nyawa Nayla. Bertahun-tahun kemudian, setelah Deddy berakhir dalam keadaan koma akibat kecelakaan mobil, Nayla menikah dengannya tanpa berpikir dua kali dan bahkan menggunakan pengetahuan medisnya untuk menyembuhkannya. Selama dua tahun, Nayla setia, mencari kasih sayangnya dan ingin melunasi utang budinya yang menyelamatkan nyawanya. Akan tetapi ketika cinta pertama Deddy kembali, Nayla, yang dihadapkan dengan perceraian, tidak ragu untuk menandatangani surat perceraian. Meskipun dicap sebagai barang bekas, hanya sedikit yang tahu bakatnya yang sebenarnya. Dia adalah seorang pengemudi mobil balap, seorang desainer terkenal, seorang peretas jenius, dan seorang dokter ahli. Menyesali keputusannya, Deddy memohon pengampunannya. Pada saat ini, seorang CEO yang menawan turun tangan, memeluk Nayla dan menyatakan, "Enyah! Dia adalah istriku!" Terkejut, Nayla berseru, "Apa katamu?"
‘Ikuti terus jatuh bangun perjalanan Sang Gigolo Kampung yang bertekad insyaf, keluar dari cengkraman dosa dan nista hitam pekat. Simak juga lika liku keseruan saat Sang Gigolo Kampung menemukan dan memperjuangkan cinta sucinya yang sangat berbahaya, bahkan mengancam banyak nyawa. Dijamin super baper dengan segala drama-drama cintanya yang nyeleneh, alur tak biasa serta dalam penuturan dan penulisan yang apik. Panas penuh gairah namun juga mengandung banyak pesan moral yang mendalam.
“Aduh!!!” Ririn memekik merasakan beban yang amat berat menimpa tubuhnya. Kami berdua ambruk dia dengan posisi terlentang, aku menindihnya dan dada kami saling menempel erat. Sejenak mata kami bertemu, dadanya terasa kenyal mengganjal dadaku, wajahnya memerah nafasnya memburu, aku merasakan adikku mengeras di balik celana panjang ku, tiba-tiba dia mendesah. “Ahhh, Randy masukin aja!” pekik Ririn.
21+ !!! Harap bijak memilih bacaan HANYA UNTUK DEWASA. Untuk menguji kesetiaan pasangan masing-masing akhirnya Arga dan rekan-rekan sekantornya menyetujui tantangan gila Dako yang mengusulkan untuk membolehkan saling merayu dan menggoda pasangan rekan yang lain selama liburan di pulau nanti. Tanpa amarah dan tanpa cemburu. Semua sah di lakukan selama masih berada di pulau dan tantangan akan berakhir ketika mereka meninggalkan pulau. Dan itu lah awal dari semua permainan gila yang menantang ini di mulai...
Tunangan Lena adalah pria yang menyerupai iblis. Dia tidak hanya berbohong padanya tetapi juga tidur dengan ibu tirinya, bersekongkol untuk mengambil kekayaan keluarganya, dan kemudian menjebaknya untuk berhubungan seks dengan orang asing. Untuk mencegah rencana jahat pria itu, Lena memutuskan untuk mencari seorang pria untuk mengganggu pesta pertunangannya dan mempermalukan bajingan yang selingkuh itu. Tidak pernah dia membayangkan bahwa dia akan bertemu dengan orang asing yang sangat tampan yang sangat dia butuhkan. Di pesta pertunangan, pria itu dengan berani menyatakan bahwa dia adalah wanitanya. Lena mengira dia hanya pria miskin yang menginginkan uangnya. Akan tetapi, begitu mereka memulai hubungan palsu mereka, dia menyadari bahwa keberuntungan terus menghampirinya. Dia pikir mereka akan berpisah setelah pesta pertunangan, tetapi pria ini tetap di sisinya. "Kita harus tetap bersama, Lena. Ingat, aku sekarang tunanganmu." "Delon, kamu bersamaku karena uangku, bukan?" Lena bertanya, menyipitkan matanya padanya. Delon terkejut dengan tuduhan itu. Bagaimana mungkin dia, pewaris Keluarga Winata dan CEO Grup Vit, bersamanya demi uang? Dia mengendalikan lebih dari setengah ekonomi kota. Uang bukanlah masalah baginya! Keduanya semakin dekat dan dekat. Suatu hari, Lena akhirnya menyadari bahwa Delon sebenarnya adalah orang asing yang pernah tidur dengannya berbulan-bulan yang lalu. Apakah kesadaran ini akan mengubah hal-hal di antara mereka? Untuk lebih baik atau lebih buruk?
Kedua orang yang memegangi ku tak mau tinggal diam saja. Mereka ingin ikut pula mencicipi kemolekan dan kehangatan tubuhku. Pak Karmin berpindah posisi, tadinya hendak menjamah leher namun ia sedikit turun ke bawah menuju bagian dadaku. Pak Darmaji sambil memegangi kedua tanganku. Mendekatkan wajahnya tepat di depan hidungku. Tanpa rasa jijik mencium bibir yang telah basah oleh liur temannya. Melakukan aksi yang hampir sama di lakukan oleh pak Karmin yaitu melumat bibir, namun ia tak sekedar menciumi saja. Mulutnya memaksaku untuk menjulurkan lidah, lalu ia memagut dan menghisapnya kuat-kuat. "Hhss aahh." Hisapannya begitu kuat, membuat lidah ku kelu. Wajahnya semakin terbenam menciumi leher jenjangku. Beberapa kecupan dan sesekali menghisap sampai menggigit kecil permukaan leher. Hingga berbekas meninggalkan beberapa tanda merah di leher. Tanganku telentang di atas kepala memamerkan bagian ketiak putih mulus tanpa sehelai bulu. Aku sering merawat dan mencukur habis bulu ketiak ku seminggu sekali. Ia menempelkan bibirnya di permukaan ketiak, mencium aroma wangi tubuhku yang berasal dari sana. Bulu kudukku sampai berdiri menerima perlakuannya. Lidahnya sudah menjulur di bagian paling putih dan terdapat garis-garis di permukaan ketiak. Lidah itu terasa sangat licin dan hangat. Tanpa ragu ia menjilatinya bergantian di kiri dan kanan. Sesekali kembali menciumi leher, dan balik lagi ke bagian paling putih tersebut. Aku sangat tak tahan merasakan kegelian yang teramat sangat. Teriakan keras yang tadi selalu aku lakukan, kini berganti dengan erangan-erangan kecil yang membuat mereka semakin bergairah mengundang birahiku untuk cepat naik. Pak Karmin yang berpindah posisi, nampak asyik memijat dua gundukan di depannya. Dua gundukan indah itu masih terhalang oleh kaos yang aku kenakan. Tangannya perlahan menyusup ke balik kaos putih. Meraih dua buah bukit kembarnya yang terhimpit oleh bh sempit yang masih ku kenakan. .. Sementara itu pak Arga yang merupakan bos ku, sudah beres dengan kegiatan meeting nya. Ia nampak duduk termenung sembari memainkan bolpoin di tangannya. Pikirannya menerawang pada paras ku. Lebih tepatnya kemolekan dan kehangatan tubuhku. Belum pernah ia mendapati kenikmatan yang sesungguhnya dari istrinya sendiri. Kenikmatan itu justru datang dari orang yang tidak di duga-duga, namun sayangnya orang tersebut hanyalah seorang pembantu di rumahnya. Di pikirannya terlintas bagaimana ia bisa lebih leluasa untuk menggauli pembantunya. Tanpa ada rasa khawatir dan membuat curiga istrinya. "Ah bagaimana kalau aku ambil cuti, terus pergi ke suatu tempat dengan dirinya." Otaknya terus berputar mencari cara agar bisa membawaku pergi bersamanya. Hingga ia terpikirkan suatu cara sebagai solusi dari permasalahannya. "Ha ha, masuk akal juga. Dan pasti istriku takkan menyadarinya." Bergumam dalam hati sembari tersenyum jahat. ... Pak Karmin meremas buah kembar dari balik baju. "Ja.. jangan.. ja. Ngan pak.!" Ucapan terbata-bata keluar dari mulut, sembari merasakan geli di ketiakku. "Ha ha, tenang dek bapak gak bakalan ragu buat ngemut punyamu" tangan sembari memelintir dua ujung mungil di puncak keindahan atas dadaku. "Aaahh, " geli dan sakit yang terasa di ujung buah kembarku di pelintir lalu di tarik oleh jemarinya. Pak Karmin menyingkap baju yang ku kenakan dan melorotkan bh sedikit kebawah. Sayangnya ia tidak bisa melihat bentuk keindahan yang ada di genggaman. Kondisi disini masih gelap, hanya terdengar suara suara yang mereka bicarakan. Tangan kanan meremas dan memelintir bagian kanan, sedang tangan kiri asyik menekan kuat buah ranum dan kenyal lalu memainkan ujungnya dengan lidah lembut yang liar. Mulutnya silih berganti ke bagian kanan kiri memagut dan mengemut ujung kecil mungil berwarna merah muda jika di tempat yang terang. "Aahh aahh ahh," nafasku mulai tersengal memburu. Detak jantungku berdebar kencang. Kenikmatan menjalar ke seluruh tubuh, mendapatkan rangsangan yang mereka lakukan. Tapi itu belum cukup, Pak Doyo lebih beruntung daripada mereka. Ia memegangi kakiku, lidahnya sudah bergerak liar menjelajahi setiap inci paha mulus hingga ke ujung selangkangan putih. Beberapa kali ia mengecup bagian paha dalamku. Juga sesekali menghisapnya kadang menggigit. Lidahnya sangat bersemangat menelisik menjilati organ kewanitaanku yang masih tertutup celana pendek yang ia naikkan ke atas hingga selangkangan. Ujung lidahnya terasa licin dan basah begitu mengenai permukaan kulit dan bulu halusku, yang tumbuhnya masih jarang di atas bibir kewanitaan. Lidahnya tak terasa terganggu oleh bulu-bulu hitam halus yang sebagian mengintip dari celah cd yang ku kenakan. "Aahh,, eemmhh.. " aku sampai bergidik memejam keenakan merasakan sensasi sentuhan lidah di berbagai area sensitif. Terutama lidah pak Doyo yang mulai berani melorotkan celana pendek, beserta dalaman nya. Kini lidah itu menari-nari di ujung kacang kecil yang menguntit dari dalam. "Eemmhh,, aahh" aku meracau kecil. Tubuhku men