/0/9789/coverbig.jpg?v=20230410115524)
Karena pekerjaannya Rania Giovanni bertemu lagi dengan pria yang paling menyebalkan dalam hidupnya, Aiden Ezhardy Milanovic. Seorang mantan dosen killer yang paling Rania benci penyebab dirinya trauma dan mengalami gangguan kecemasan di masa kuliahnya. Aiden datang menjadi bos baru di tempat ia bekerja. Karena tak ingin gangguan mentalnya kumat. Membuat Rania mundur dari pekerjaannya menghindar dari Aiden. Bukannya semakin menjauh, Aiden malah semakin mendekat kepadanya. Bagaimanakah nasib Rania?
"Revisi! Revisi! Revisi! Skripsi kamu revisi!" ucap dosen pembimbing.
Plakk! Melempar skripsi milik Rania ke meja dengan ekspresi menyeramkan lebih-lebih matanya menyorot tajam mirip mata elang. Kata itu terngiang-ngiang terus di kepala Rania hingga 8 bulan berlalu setelah Rania Giovanni merayakan wisudanya.
Tiga bulan terakhir dia telah bekerja di sebuah hotel menyandang status sebagai asisten manajer.
Rania bangun dengan tergopoh-gopoh menuju kamar mandi. Menyesali mimpi buruknya yang membuat dirinya bangun kesiangan. Terkadang mimpi itu selalu muncul bahkan sering. Menghantuinya sampai hampir membuat dirinya gila.
Setiap hari dia harus minum pil penghilang cemas akibat pengalaman buruk di masa kuliah dulu. Rania hampir gila karena kata 'Revisi' yang terus berulang dari mulut seseorang dosen pembimbing yang killer.
"Kalau diingat-ingat bikin stress!" keluh Rania sambil mengusap rambutnya kasar. Lalu menutup kamar mandi dengan keras.
Selesai mandi, memakai seragam kerjanya. Dia langsung keluar kosan. Lalu memesan taksi online yang dipesannya 5 menit lalu. Tak butuh waktu lama untuk menunggu. Taksi pun datang.
"Hotel Milanovic pak!" ujarnya pada supir taksi tersebut.
"Oke mba,"
Butuh 30 menit di perjalanan dari kosan Rania menuju hotel Milanovic. Syukurnya hari ini tidak macet. Jadi Rania tidak terlalu telat.
Setelah membayar ongkos. Rania berjalan ke dalam hotel dan menyapa beberapa bawahannya yang lain. Mereka bergantian shift.
Rania langsung mendatangi ruang general manajer. Yakni ruangan milik Pak Yoman atasannya sekaligus ruang kerjanya juga.
"Selamat pagi pak Yoman!" Rania mengetuk pintu melempar senyum lalu masuk.
Duduk di kursi yang bersebelahan dengan meja kerja pak Yoman. Hanya saja ada kaca transparan yang tinggi membatasi meja mereka.
Pak Yoman tiba-tiba mendatangi mejanya. Bertengger di dekat pembatas.
"Ran! Hari ini bos baru kita mau dateng loh," seru pak Yoman dengan sumringah.
Pak Yoman sosok atasan yang baik, humoris dan santai. Dia selalu membuat nyaman situasi apapun.
"Serius pak Yo? Kok pak Yo gak kasih tahu aku dari semalem?" tanya Rania yang agak terkejut dengan kabar ini.
"Maaf ya Ran, bos baru kita beda sama bos lama, secara umur juga kan jauh banget, biasalah yang muda-muda maunya dadakan," ucap pak Yoman dengan logat jenakanya.
"Oh masih muda pak?" tanya Rania antusias.
"Iya, kisaran umur 30 ke atas lah, beda 10 tahun sama saya," ucapnya diiringi kekehan.
"Oh.. beliau anaknya pak David Milanovic?"
"Iya lah, anak pertama,"
"Wahhh aku penasaran pak jadinya, jarang banget ya denger ada bos muda, kebanyakan yang dipikiran saya itu bos tua yang perutnya hamil gitu loh pak," ucap Rania sambil membulatkan perutnya. Lalu memperagakannya dengan tangan.
"Huss! Kamu ini sembarangan!" tegur pak Yoman sambil mengibas tangannya ke arah Rania.
"Hehehe maaf pak Yo! Pak Yo gak mau cek gitu lokasi buat sambut kedatangan bos baru kita? Udah dikasih tahu belum pak Yo?"
"Ayo sama kamu! Kalau saya sendiri kurang afdol,"
"Oke baik pak,"
Rania dan pak Yoman menuju lokasi penyambutan. Tepatnya di lobi hotel.
"Sebenarnya pak David bilang sama saya, tidak perlu sambut dengan yang terlalu mewah, tapi pak Yo punya firasat kalau selera anak pak David ini lebih bagus, jadi pak Yo mau bikin kesan pertama yang memuaskan buat dia," ucap pak Yoman dengan semangat selama berjalan menuju lorong-lorong kamar.
"Humm pak Yo mau cari muka ya?" goda Rania sambil menyenggol lengan pak Yoman.
"Ya kita semua dong yang lagi cari muka Ran! Siapa yang gak mau dipuji sama bos sendiri, aku percaya sih bos baru kita orang yang tegas, dari mukanya saja kelihatan jelas," jelas Yoman.
"Kok pak Yo tahu?"
"Pak Yo punya fotonya dong," Yoman menggoyangkan hp nya.
"Lihat dong pak!"
"Eitsss gak boleh, kalau mau lihat uang tip nya dulu dong,"
"Pak Yo pelit!" Rania mendengus kesal.
Pak Yoman mulai bertanya kepada bawahannya soal kesiapan semua keperluan penyambutannya. Setelah itu mereka bersama-sama melakukan briefing sebelum bekerja. Agar semua lancar dan sinkron. Tak ada miss komunikasi antar pekerja.
Setelah briefing berakhir, mereka berdiri di posisi masing-masing. Selang sebentar bos baru dan rombongannya datang. Mobil mereka telah terparkir di halaman depan hotel. Ternyata beliau datang bersama dengan pak David Milanovic beserta koleganya yang lain.
Semua orang menunduk kecuali pengunjung hotel yang tidak tahu bahwa di sini pemiliknya telah datang.
"Selamat pagi pak! Selamat datang!" ucap mereka kompak.
"Perkenalkan ini anak saya, Aiden Ezhardy Milanovic menggantikan saya sebagai bos baru kalian dimulai dari hari ini dan seterusnya! Beri tepuk tangan!" ucap pak David dengan bangga memperkenalkan anaknya kepada orang banyak.
"Hay Yoman!" sapa pak David ramah kepada Yoman. Dia menepuk Yoman dengan bangga.
"Terimakasih atas kerja keras kamu ya, hotel ini saya serahkan ke anak saya sekarang, kamu harus sabar ya hadapi dia," pesan pak David sambil mengerlingkan matanya.
"Baik pak! Saya siap sekali," Yoman makin-makin bangga pada dirinya.
Pak David memang sangat ramah dan bersahaja. Buktinya dia bukanlah sosok bos yang menakutkan bagi bawahannya. Dia menganggap bawahannya sebagai anak. Bukan pekerja rendahan. Maka dari itu mereka semua makmur dan bekerja tanpa mengeluh.
Semenjak kedatangan bos baru hotel Milanovic. Rania dibuat menganga oleh sosok yang mengejutkan, menyebalkan, yang tidak disangka-sangka dan membuatnya ingin menggali lubang di tanah. Apalagi ketika mendengar namanya terdengar lagi.
Tubuhnya dibuat keringat dingin melihat sosok itu lagi setelah 8 bulan lalu terlewati. Sosok dosen pembimbing yang killer dan tak punya hati. Dan kini dirinya tertimpa sial harus bertemu lagi dengannya dalam sosok bos barunya. Aiden Ezhardy Milanovic.
'Ternyata inisial M di nama belakangnya bukan Margaret, melainkan Milanovic, astaga kenapa sesial ini?' batin Rania tersiksa sambil menggerutu kecil.
"Pantas waktu itu aku familiar dengan nama Rania waktu diceritakan ayah! Ternyata Rania itu kamu?" tanya Aiden pada Rania yang tertunduk enggan melihat wajahnya sama sekali.
"Siapa yang kamu maksud Aiden?" tanya pak David bingung.
"Ini Rania asisten manajer Yoman, dia ini lulusan di kampus yang aku ajar," jelas Aiden.
"Oh kamu kenal dia Aiden?" tanya pak David lagi.
"Sedikit,"
Rania menggerutu kesal. Kalau sedikit kenapa dia menjelaskan begitu lantang.
'Apes! Apes! Kenapa ketemu lagi sama orang menyebalkan ini? gara-gara dia aku jadi punya gangguan kecemasan! muka yang paling aku benci dan paling aku hindari!' sewot Rania dalam hati.
"Muka kamu kenapa? Angkat!" suruh Aiden meminta Rania untuk mengangkat dagunya. Namun Rania tak mendengar aba-aba tersebut terpaksa Aiden menarik dagu Rania ke atas.
"Kamu itu atasan di sini, kamu harus menjadi sosok yang ditakuti bawahan!" ucap Aiden tegas. Sehingga orang-orang yang ada di situ memperhatikannya.
"Aiden jangan terlalu keras! Ayah bilang boleh tegas tapi jangan terlalu keras!" pesan pak David.
"Ayah sudah gak ada hak buat memerintah aku, di sini aku bos nya," ucap Aiden tegas. Mendengar ucapan Aiden semua bawahannya menjadi ciut nyali karena perbedaan sifat yang begitu mencolok dari Aiden.
Cakrawala Wesley seorang pria muda berusia 18 tahun yang hidup mandiri tanpa orangtuanya. Merantau untuk kuliah sambil bekerja. Suatu hari kosan yang dia tinggali tiba-tiba ambruk. Mau tak mau dia harus mencari kosan baru untuk dia tempati. Lalu mencari pekerjaan untuk membayar kosan baru. Dengan bekal pengetahuan dan pengalaman kecil yang dia punya. Cakrawala melamar di sebuah barber shop kecil menjadi tukang cukur rambut. Bertemu dengan banyak pelanggan dengan macam-macam sifat. Bagaimana perjalanan hidup Cakrawala Wesley selanjutnya?
Tessa Willson dan Leonil Scoth telah menikah hampir dua tahun lamanya. Kesibukan Leo membuat Tessa merasa kesepian. Apa lagi akhir-akhir ini Leo tak pernah membuatnya puas di atas ranjang. Akibatnya Tessa sangat kecewa. Sampai akhirnya Arnold Caldwell datang di kehidupan Tessa dan Leo. Arnold adalah ayah sambung Leo. Arnold datang ke kota New York tadinya untuk urusan bisnis. Namun siapa sangka justru Arnold malah tertarik pada pesona Tessa. Keduanya pun berselingkuh di belakang Leo. Arnold memberikan apa yang tidak Tessa dapatkan dari Leo. Tessa merasakan gairahnya lagi bersama Arnold. Namun di saat Tessa ingin mengakhiri semuanya, dirinya justru malah terjebak dalam permainan licik Arnold. Mampukah Tessa terlepas dari cengkeraman gairah Arnold, dan mempertahankan pernikahannya dengan Leo?
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Ketika istrinya tak lagi mampu mengimbangi hasratnya yang membara, Valdi terjerumus dalam kehampaan dan kesendirian yang menyiksa. Setelah perceraian merenggut segalanya, hidupnya terasa kosong-hingga Mayang, gadis muda yang polos dan lugu, hadir dalam kehidupannya. Mayang, yang baru kehilangan ibunya-pembantu setia yang telah lama bekerja di rumah Valdi-tak pernah menduga bahwa kepolosannya akan menjadi alat bagi Valdi untuk memenuhi keinginan terpendamnya. Gadis yang masih hijau dalam dunia dewasa ini tanpa sadar masuk ke dalam permainan Valdi yang penuh tipu daya. Bisakah Mayang, dengan keluguannya, bertahan dari manipulasi pria yang jauh lebih berpengalaman? Ataukah ia akan terjerat dalam permainan berbahaya yang berada di luar kendalinya?
Arga adalah seorang dokter muda yang menikahi istrinya yang juga merupakan seorang dokter. Mereka berdua sudah berpacaran sejak masih mahasiswa kedokteran dan akhirnya menikah dan bekerja di rumah sakit yang sama. Namun, tiba-tiba Arga mulai merasa jenuh dan bosan dengan istrinya yang sudah lama dikenalnya. Ketika berhubungan badan, dia seperti merasa tidak ada rasa dan tidak bisa memuaskan istrinya itu. Di saat Arga merasa frustrasi, dia tiba-tiba menemukan rangsangan yang bisa membangkitkan gairahnya, yaitu dengan tukar pasangan. Yang menjadi masalahnya, apakah istrinya, yang merupakan seorang dokter, wanita terpandang, dan memiliki harga diri yang tinggi, mau melakukan kegiatan itu?
Kurnia, yang buta karena kecelakaan ditolak oleh semua sosialita-kecuali Elara, yang menikah dengannya tanpa ragu. Tiga tahun kemudian, dia mendapatkan penglihatan kembali dan pernikahan mereka pun berakhir. "Kami sudah kehilangan banyak tahun. Aku tidak akan membiarkan dia menyia-nyiakan tahun itu lagi untukku." Elara menandatangani surat perjanjian perceraian tanpa sepatah kata pun. Semua orang mengejek kejatuhannya-sampai mereka menemukan bahwa dokter ajaib, maestro perhiasan, genius saham, peretas ulung, dan putri sejati Presiden ... semuanya adalah dirinya. Ketika Kurnia merangkak kembali, seorang miliarder kejam mengusirnya. "Dia istriku sekarang. Pergilah."
Keseruan tiada banding. Banyak kejutan yang bisa jadi belum pernah ditemukan dalam cerita lain sebelumnya.
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?