img KETUA OSIS  /  Bab 6 Arta | 7.59%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 6 Arta

Jumlah Kata:1470    |    Dirilis Pada: 09/01/2023

V

egera menoleh ke arah sumber su

lo? Dipanggi

epalanya celingukan memandang ke

daharaan. Pastinya cewek itu menerima uang yang san

uuuu. Tadi gegara lo ribut sama geng Qotsa jad

rseru tak terima. "Mer

muanya juga udah tau mereka emang gitu. Sok berkuasa te

ah jadi, gak diladenin n

alan jangan diem di sini aja

ke kantin bentar,

apa

ayangin lo jadi gue ngomong keras di

sih. Minum air putih biasa aja kena

i. "Gak mempan minum air putih tuuh. Pengennya

tri di kantin tuh jadi lama. Gue udah lape

atan ini maka tak ada yang mau mengalah. "

berapa. Nggak lama lagi bel masuk, mana kita juga belum makan.

ang dikatakan Yana memang ada benarnya juga. Mengalah sajalah. Sepengen

udah

dari teras kantor, nama Eva seketika dipanggil me

sumber suara yang setelah d

Yana ikut Eva kembali ke sana. Seakan menge

pa. Ia berjalan ke arah Adam berada. Mendon

sengaja denger pas di pintu kantor," lanj

es. Tak pergi dengan Yana, bolehlah pergi dengan Adam. Malah lebih bagus, biar kebakaran j

rencananya mau

nitip mi

!! N-

a ada urusan. Ia mengeluarkan secara acak isi dompetnya yang justru m

ungut kembali uangnya yang berserakan. "Astagaaa!" keluhnya tak lagi m

uang merah itu adalah jajan Eva selama satu minggu. Ia menelan saliva, syok melihat uang se

lembar uang dari Adam. "Minuman apa aja ter

es, tapi Adam sudah jauh dari pandangan, sedang uang suda

benar-be

sahabatnya yang masih menunggu. "Adam nitip minum ke guee!" s

nepuk jidat. "Kenap

lak tadi. Cuma gimana,

k katanya? Sudahla

*

tu. Yana menghela napas berat ketika kantin sangat padat sekali oleh si

uk sana, gue

beli apa yang ia mau, Eva sesegera mungkin untuk keluar. Sambil menuju pintu utama kantin, ia bersenandung kecil dengan

apat menyeimbangkan tubuhnya dengan baik. Di sini memang Eva yang menabrak. Demi apapun sedari tadi ia tak

tabrak diam di tempat tak bergeser sedikit pun. Hal yang refleks ket

yang berdiri tangguh di depannya ini adalah Artanabil Hibriz

Ia menelan saliva dengan susah payah. "K-kak Arta maa

sah kuyup mencetak dadanya yang bidang akibat tergu

suk Eva. Ia rasakan kakinya gemetar hebat tanpa bisa dikendalikan. Eva mundur beberapa lan

ampaikan dengan lirih. Suaranya bergetar ingin mena

di sana menahan jejeritan memandang nikmat tuhan yang tidak dapat didustakan. Sementara di lain si

engan air jus itu? Apakah dia tidak punya mata hingga tak menyadari ada Arta sebesar itu berd

cari masalah pada Arta? Walau telah menjadi ketos pun ia tetap tak ada apa-apa

gingat suasana saat ini sedang mencekam. Apalagi baju yang diserahkan Reza bukan baju sekolah, melainkan baju kaos berwarna hitam membuat ketampanan Arta bertambah berkali-kali lipat. Cowok itu berdi

a masih berani pada apa pun di Taruna Bangsa ini selain Kompeni. Namun tidak untuk ketua geng ini. Kabar yang tersebar adalah cowok itu meman

cam Arta tak akan pernah menerima permoho

gue gak pe

nang itu dapat didengar oleh semua orang. Seluruhnya tahu, dibalik ketena

ang, gue gak pernah peduli. Asal gak ganggu ranah ketenan

ang mancing buat bikin gu

ndya? Cowok itu adalah salah satu anggota inti geng Kompeni yang paling terkenal dalam urusan perundunga

u saja, Arta kebal hukum. Tak ada yang berani mengusiknya bahkan maje

terupsi

emahami apa yang ketuanya itu mau. Ia menyer

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY