img Mahasiswi Piaraan Dosen Muda  /  Bab 7 Hampir Tergoda | 9.46%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 7 Hampir Tergoda

Jumlah Kata:2118    |    Dirilis Pada: 22/03/2023

! Jiyya! Jiyaa

i pemuda berisik sambil membekap mulut

rtama kali Dean,” bisiknya. “Bisakah kau sedikit ber

dimulutnya dengan sukarela. Jika sudah ada Dean disekitarnya Jiyya tidak berharap dia bisa merasakan ketenangan kembali. Pria itu terlalu berisik dan Hyperaktif. Perpustakaan dan Dean bukan ko

t ak

man

Jiyya dari belakang. Sampai mereka tiba di taman kampus yang lumayan lenggang. Jiyya memilih sebuah kursi yang letaknya berada dibawah pohon rindang. Tempat itu cukup bagus untuk mela

u memanggilku ta

bar malam ini kau mau kan?

a untuk menerima undangan dari Dean karena dia memang selalu menjadi sang sukarelawan mengumpulkan orang sama seperti

a apa

an pergi kebar malam ini kau, ak

harus di bar? Kenapa pul

lum akhirnya memutuskan unt

ukup dewasa. Kita legal untuk minum satu atau dua gelas alkohol. Lagipula ada Sir

disitu bangsat!

wab atas segala tingkah konyol dan absurd yang pernah Jiyya lakukan semasa hidupnya. Dia pernah bertingkah diluar nalar ketika mabuk. Sudah jelas bahwa dia harus menolaknya, karena tidak mungkin dia bisa bertindak diluar

vana segalanya jadi berubah. Dia mungkin akan memandang Sir Joan dengan cara tak sama lagi. Jiyya tahu akan sangat buruk bila

aman baginya untuk menolak dengan tegas. “Aku tidak

ari hal yang membosankan. Sekali-sekali luangkan waktumu untuk hal yang menyenang

itu perempuan dan kau laki-laki jenis kelamin kalian saja berbeda ya tentu

” Ini dia salah satu hal yang Jiyya paling tidak suka dar

sib

emang sela

emintaku untuk mempelajari materi darinya.

emberenggut. “Sekarang Sir Yoga kan sudah selesai cuti

u pria tau bangka itu sudah selesai mengambil cutinya dan kembali mengajar lagi. Alasan yang di

ar dia bisa menemukan alasan lain yang lebih logis dan

.” Tentu saja itu han

nya untuk menyentuh dahi Jiyya sekadar mengukur suhu tubuhnya. Pandangan mata Dean kini penuh selidik kearahnya. “Kau tidak tampak sakit. Kenapa harus berbo

Dean alasannya. Tapi bila dia mengatakan itu pasti si mulut emb

kan sesuatu yang ambigu seperti itu? kenapa kata-kata lumrah yang biasa dia ucapkan sehari-hari bisa punya konotasi yang nakal sekarang? apakah selama ini Jiyya me

kap begitu. Dia pasti tidak mengerti mengapa Jiyya tiba-tiba sa

tuk meralat ujarannya. Dia tidak boleh terlihat mencurigakan sama sekali apalagi di hadapan pria yang bodohnya kelewatan macam Dean. Sir Joan seperti

an saja jam berapa dan dimana. Lalu kau tingga

a setelah mendapati Jiyya menye

nge Bar, jam delapan malam nanti,” jawab Dean,

an bukunya yang telah dia beri tanda sebelumnya sambil mengibas

tidak datang Sir Joan yang

nya pada Dean yang berjalan menjauh darinya. Sementara Dean hany

ngkan sekal

*

ukses itu sekarang sedangkan aku masih saja di titik ini. Benar-ben

guru olahraga anak sekolah dasar. Dia sedang sibuk menceritakan salah satu teman kuliah mereka dulu dengan sangat berapi-api. Meski penuturannya agak kasar tapi sem

mengumpat untuk sesuatu yang lain sebenarnya. Pengalaman yang dia lakukan dikediamannya empat jam yang lalu masih meninggalkan rasa

yang sudah dia buat terhadap wanita itu. Memikirkan sebab musabab perubaha sikap Kelly

nya kearah mereka semua sebagai bentuk antisipasi dan tanda tanya yang akan merepotkan dirinya. Dia bahkan menyalakan rokoknya sebelum benar-bena

bahwa sebenarnya dia sendiri tidak tahu apa yang membuatnya bingung. Meskipun ya dia punya beberapa gambaran jawaban, tapi Leon sedang tidak ingin memikirkannya. Sudahlah persetan! D

hnya itu? damn dia

ku ditangannya. Mungkin saja dia tahu ilmu ya

pecundang kelas teri yang besar omong, bukan pria sejati. Tapi mereka tadi sedang membicarakan tentang seorang mahasiswi kan? tanpa disadari, Leon jadi tegang. Dia tidak suka topik yang diangkat sebagai bahan pembicaraan oleh para bedebah seperti

ek fantasi seksual mereka bukanlah mahasiswi yang dia kenal. Tapi begitu menemukan kemana atensi kedua bocah itu, Leon tidak bisa untuk tidak men

a itu sudah menginjak dan mengoyak rokok yang dia buang beberapa saat lalu dengan kakinya. Kemudian ber

diucapkan oleh anak laki-laki itu langsung terpotong

Leon lakukan, meski memang tindakan Leon ini agak implusif tapi pria itu tidak men

an muak. Kau tahu?” Leon menghardik mereka berdua. Suaranya baritonenya meninggi, pandangan matanya menajam. Dia jelas lebih mirip seekor singa mengamuk ket

mangsa benar-benar pemandangan yang menarik bagi Leon. Mereka yang menganggukan kepala dengan mata yang sarat de

i mendengar ada omong kosong seperi itu dari kalian. Jika aku bertemu dengan kalian dan ka

” Salah satu dari mereka

Pak,” sahut

ereka, keduanya langsung lari terbirit-birit. Pria itu menatap pungg

ntan untuk membela harga diriku seperti itu sebelumnya.

asa. Gadis itu bertolak pinggang dengan pandangan mata yang penuh dengan kepercayaan diri. Merasa mendapatkan perhatian dari Leon, dia kemudian m

p dikepalanya kembali berterbangan bagai lalat. Fuck,

img

Konten

Bab 1 Permulaan Bab 2 Mengintip Bab 3 Imaji Liar Jiyya Bab 4 Silvana sang Penggoda Bab 5 Hero Bab 6 Joan & Maria Bab 7 Hampir Tergoda Bab 8 Ciuman Pertama
Bab 9 Silvana, si Mahasiswi Nakal
Bab 10 Tipsy
Bab 11 Truth or Dare
Bab 12 Ask For What
Bab 13 Dangerous Man
Bab 14 Touch My Body
Bab 15 Chaser
Bab 16 Dirty Talk
Bab 17 Jiyya's Shower Time
Bab 18 After Taste You
Bab 19 Dangerous
Bab 20 Jiyya's Side
Bab 21 Persahabatan
Bab 22 Friends to Lovers No Way!
Bab 23 Silvana's Comeback
Bab 24 Dilema Berat
Bab 25 Leon & Kelly
Bab 26 Rebuild
Bab 27 Mencari Celah
Bab 28 Kenekatan Joan
Bab 29 Pengakuan Dua Insan
Bab 30 Do You Want This
Bab 31 Penyatuan Rasa
Bab 32 Validasi
Bab 33 Pernyataan Cinta Mendadak
Bab 34 Heart ot Heart Conversation
Bab 35 Pria yang Putus Asa
Bab 36 Jiyya x Joan for The First Time
Bab 37 Flower Shower
Bab 38 Dua Mood yang Berbeda
Bab 39 Jealousy
Bab 40 Saling Mengalahkan
Bab 41 Dinner
Bab 42 Ketahuan
Bab 43 Joan Bertandang
Bab 44 Di Atas Meja
Bab 45 Hot
Bab 46 Sir Leon vs Ayah Silvana
Bab 47 Introgasi Keluarga Silvana
Bab 48 Kepergok Dean
Bab 49 Bertikai
Bab 50 Leon dan Problematika
Bab 51 Pembicaraan Antar Pria
Bab 52 Kekasih yang Saling Merindu
Bab 53 Curahan Kerinduan
Bab 54 Ronde Dua
Bab 55 Terpaksa Mengakui
Bab 56 After
Bab 57 Come Here, Joan
Bab 58 Cheers!
Bab 59 She Knows
Bab 60 Titah sang Ibu
Bab 61 Penyampaian
Bab 62 Isolasi diri
Bab 63 Curhat
Bab 64 Whatever
Bab 65 Are You Mad at Us
Bab 66 Kemelut
Bab 67 Akhir Kisah Masa Lalu
Bab 68 Are You Ready
Bab 69 Play & Out
Bab 70 How had He Lived Without Her
Bab 71 Last Farewell
Bab 72 Harus Bahagia
Bab 73 Jiyya's Final Decision
Bab 74 Finally
img
  /  1
img
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY