u bareng ke warung

ta mau rujakan, kamu ikut

ati meng

ar kalau ada makan

gi mereka yang

ggak diajak ikutan

ena takut keting

ut sumbang dong, ka

k ikut, apalagi suamimu ka

uat pencitraan kalau istri da

aur di kalangan warga kam

Retno yang selalu membang

yum ma

, baiklah saya izin

senyum lebar memperli

lainnya tersenyum

bisan, hanya sekali disa

gai peri yan

lam sebentar taruh c

ggu, hari ini kita b

Lastri ters

ar ke warung,” ucap

atm

a sini saja biar Mas

ah Sur

ih ya sudah dibantu i

senyuman

riku!” pesan Surat

ang

ngan khawatir duduk

agi kalau pulang,” sa

mpean bilang Suratmin

ima kalau saudara kembar

dia tidak pernah disanju

strinya

putih kayak aku, ra

punya kumis lah saya lihat

t Suratman yang sa

k tahu kalau hitam

am itu karena kerjaannya di

ya manis banget ka

malu lipat pakaian di dep

u kita digoda

menim

begitu ibu-ibu, i

i rumah?” tandas

h itu tetaplah nomo

ar membuat Suratmin ikut t

a dianggap sepe

marah ya, kita Cuma

ama suami masing-masing,”

nggak a

kmu, sopan santunnya

dulu, jangan ta

erputar, begitu ju

ang kaya tetapi kita

ma kehidupan yang

dibarengi oleh usaha dan

zeki dari Allah, kita haru

nyak mengeluh karena sam

ihat Bu Retno

nsyukuri seperti sa

ak habis tujuh turunan sed

tetap saja kamu miskin

ska karena kita mema

denganku,” jelasnya panj

-mangut mend

lu, Assalamu’alaiku

ium tanga

hati-hati di jalan

atir dengan keham

jawab Susi

pamitan dengan suam

n dan kir

sih cium tangan s

tu Siska yang tidak suka

aku cipika-cipiki o

ya dengan percaya

dik yang penting me

an tersen

erjalan beriringan ke

macam kebutuhan sembako

ni, sandalku bisa r

harga sandalku ini hampir

si yang berpegangan tanga

lempung akibat ke

ma saja, duh mau be

au lagi hamil dan membenci

mereka perpaduan antara mb

ng bayi, jangan dulu

uatkan imanku agar tida

mbayangkan kalau wajah ba

k Leha, dan di samb

a wa

amu’al

h Susi, sama kakawa

ah, i

wadai, gula sama

h, setumat, Mak ai!” uj

hasa

ang mana ikam han

ada Nia, di dalam,” sahut

ng karena ingin membeli b

a di war

si

nnya yang dianggap pentin

k ip

tu dia belikan semu

piah dengan sengaja untuk

menagih sisa u

etno dengan lainny

buah-buahan unt

bubuhan

unda kada pinandu,

t berbahasa Banjar na

toh, ini loh kakak i

edung di sebelahnya Pak

sen

arnah lihat ikam so

ha ter

mawan begini nggak ke

p hari Jum’at,” jelasnya sedikit

nal d

m sudah tuha, muha ik

...hahaha ,” tawa Mak L

g l

a mau ke sini, biasa

k dari

juga saudara, ya m

ya denga

tiap hari, apa Mbak

sudah punya pembantu lengk

bak pernah ke rumahnya g

an Mas Ratmin baru

t-cepat pulang alasannya

bil bahan makan dan lain

Mbak Sus? Aneh tap

kecil dan sed

tolong totalkan sem

hkan semua barang y

Rp. 99.000, “ ucap N

belanj

ke

ratus ribu, Mbak?”

elihatan ada kemba

nyum

uar para Ibu-ibu s

an yang m

ntimun ng

erah saja yang penti

Wulan m

an yang dilontarka

uar yang berwarna merah

kl

yang lain memanfa

ubtuk dibawa ke ru

engeluarkan uang s

penuh percaya diri mengel

us ribu

ujakan di mana ya

eman

rumah Susi saja, k

ah Susi, bagaiman

h yes!”

Bu Nila sec

t sajalah!” jawab

embeli buah-buahan di

umah

kontrakan Susi,

uncinya, dan benar saja Suratman mena

, soalnya aku mau membeli b

n, bubuh

= aku

a =

kari

= ing

ar =

=

a =

du =

at =m

a.

g =o

muka ata

ir = me

uma

be