img Ikatan Suci  /  Bab 4 Bincang Malam | 14.81%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 4 Bincang Malam

Jumlah Kata:1554    |    Dirilis Pada: 26/11/2023

pai rumahnya selesai di renovasi. Lagipula k

ama dengan suami barunya, Galih. Bukan tidak suka, tetapi jika berada di rumah orang tuanya,

rasa seperti digiring kepada lelaki itu. Satu ruang yang mungkin mengubah

tersebut, masa kamu tolak. Lagipula ... anggap saja ini simulasi bulan m

pikir bahwa dirinya menolak pernikahannya dengan Galih. Menghan

ngan pintu depan terbuka. Menampilkan sang jen

uk mengunjungi para tokoh masyarakat Kota Tembagau. Hal itu karena Handok

akan menyiapkan makan mal

jak siang hari. Ia juga perlu menghubungi bawahannya untuk mengabarkan

ggungan dalam senyap tak terelakkan begitu mata keduanua bertemu.

rumah?" tanya Galih memec

n. "Kau pasti mengun

hmu," balas Galih belum merasa ada tempat is

begi

enolaknya bukan?" Galih mengungkit tentang mas

apakah harus berkata jujur ata

a dengan Ibu," tambah Galih melirik sekilas waj

. Ia mendengar bahwa Galih juga tidak ingin berada di hotel t

di luar. Sadar akan tanggung jawabnya sebagai istri, ia masih berusaha menyia

pkan hal itu untuk Galih, setelah melihat kemarin

u dapur dan membantu ibunya, namun matanya membeliak begitu menemuk

hat bagaimana otot perut Galih yang seperti tercetak. Padahal tidak seharusnya di

na pakaian dalamnya berada. Aroma sabun anti septik kemudian dapat dihirup oleh wani

ak di dapur ya?"

embantunya," ucapnya mendapat alasan untuk bisa bergerak pergi. Ia mul

on

ncapai pintu. Wanita itu berbalik badan secara spontan

nyiapkan pakaianku," ujar

bali pintu, ia berdiri di depan kamar beberapa saat. Ia merasa telah membuat langkah besar se

ngkatan Handoko yang bersamaan dengan Malik. Jika Handoko harus memenuhi

stikan barang bawaan Handoko tidak ada yang ketinggalan. Sedangkan Mona mencuci

ara secara pribadi. Selain masih sibuk dengan pikiran masing-masi

lih berbalik badan sekilas memandang M

kepada Malik yang raut wajahnya tampak datar saja

ak tawaran kakak perempuannya itu dan ketika kembali menatap Galih, entah mengapa

esai mengaduk susu dalam kopi Malik, kemudian mulai bersiap menyajikannya bersama dengan

Galih bangkit terlebih dahulu. "Malik,

ah menunggu momen tersebut. Awalnya Mona menjadi bingung sekaligus heran, tetapi dirin

pagi-pagi," ujar Mona setelah meletakkan dua cangkir di atas

k Mona, aku sudah terbiasa b

jenak. "Kau juga masuklah duluan ke kamar. Na

a ucapan Galih cukup ambigu. Ia tak membalas apapun

eraih cangkir kopi dan menyesapnya secara perlahan. Ekor matan

aikan?" tanya Galih memb

benar. Adik Mona tersebut lalu berdehem sejenak. Mencoba m

ona. Dia sudah banyak menderita

al

an tak lebih dari sebuah perjodohan. Jadi jika ... jika kau tak bisa mencintainya

dengan sebuah permintaan. Padahal ia berpikir bahwa lel

itinya?" Kini Galih sudah

menatap Galih. Sungguh dirinya tak bisa membaca apa yang mungkin sedang dip

encintai, maka bukan berarti k

an cintai, untuk bisa hidup bahagia," balas

dahulu memiliki tambatan hati lain? Bukan aku." Galih kem

nggelam bersama dengan kematian Mas Angga." Lebih dari siapapun, di

ng senyuman tipis. "Hati ... siapa yang tahu. Aku

u Mona akan menaruh perasaan satu sama lain, atau malah keduanya saling jatuh cinta. Namun si

alam, tapi habiskan kopi susumu dulu," uca

anyak pertanyaan yang seper

, dirinya bisa melihat Mona sedang bersandar pasa bahu ranjang sambil

a karya Eka

dul Cantik Itu Luka dan beralih memandang Galih yang ternyata telah ma

ya Mona seolah merasa Gali

imau," jawab Galih tela

mbil mengulum senyuman

i laki-laki yang tidak pernah membaca karya sastra

terlihat misterius." Ia tak dapat memun

ai. "Memangnya

a sa

ih terdiam m

njut Mona menggan

pa

soal kita batal ke hote

disangkanya. Melalui bibir wanita itu send

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY