img Moonstruck  /  Bab 1 Sepatu Kets Cinderella | 1.59%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca
Moonstruck

Moonstruck

Penulis: dariankastar
img img img

Bab 1 Sepatu Kets Cinderella

Jumlah Kata:2167    |    Dirilis Pada: 02/01/2024

▬▬▬

Kets Ci

▬▬▬

an langit yang masih terbias cahaya matahari sore ketika dua remaja laki-laki tengah sibuk be

bertubrukan dengan angin. Namun, Gerhan memang tidak bisa dianggap remeh. Laki-laki itu kembali mengejar Beryl, berusaha merebut bola di tengah keprotektifan seorang Beryl dalam mempertahankan bola. Aksi kejar-kejaran terjadi selama beberapa

Plester di sudut bibirnya entah kenapa justru memb

mehkan. Tangannya masih berusaha menggap

gannya melewati pertahanan Gerhan. Kaki-kakinya kian melangkah cepat, membuat Gerhan kesulitan mengejar gerak lihainya. Beryl melompat, melakukan

emenangan pada Gerhan, yang langs

ng tangan, Beryl lantas berujar di tengah deru nap

mana kemampuan Beryl dalam bermain basket. Bisa dibilang jika Beryl merupakan salah satu pemain basket terbaik sekolah, sehingga kemampuannya

nggak mau banget nga

gkai kakinya lantas membawa laki-laki itu mendekati

ki-laki itu berbalik dan mendapati Xylo tengah duduk dengan kaki yang diselonjorkan di pinggir lapangan

nya, kerikil yang Xylo lemparkan memang tidak bisa dibilang kecil. Mana Xylo melemparnya sekuat t

u gue lagi nggak bisa main,

s kembali menghadap pada Gerhan. "Yok, Han, l

ngs

ia itu tanpa minat sebelum kembali melanjutkan permainannya seorang

ryl justru bertanya menyebalkan. "Asli kagak, tuh, luka lo? Jangan-jangan palsu lagi." Tentu saja itu hanya

kekesalan yang tersemat di dalamnya. Jelas saja. Memang orang waras mana yang tidak akan kesal jika telah dicurangi sampai seperti itu? "Ah, bangsat emang anak Cendana! Liat aja, setelah kaki

luarnya doang laki, mentalnya, s

t-ikutan tertawa. "Su

ya. Laki-laki itu tampak asyik sendiri, dan tidak ada tanda-tanda jika ia akan segera menghentikan perma

k Beryl hingga membuat laki-laki itu kembali tertawa. "L

igit bulldog ketau

begituan doang k

sempurna menembus pendengaran Xylo, membuat laki-laki itu kont

terasa pengang berkat teriakan tiba-tiba perempuan di sampingny

n." Beryl menyambung

ot galak. "Enak aja ngatain gue

kasar, "Lo bisa nggak, sih, ngomong nggak

g juga kuping lo

tolong kandangin. Pusing gue

u tidak memedulikannya. Keningnya justru mengerut begitu netra gelap itu menemukan sesosok perempuan duduk di dekat t

da ceweknya aja langsung nyamperin.

elum p

i lengan Gerhan. Ia tampak tak peduli jika saat ini kondisi Gerhan penuh oleh keringat. "Abis rapat sama anak tea

angguk sead

ak serta menyusut keringat di wajah Gerhan dengan tisu, Beryl justru beranjak. Membuat Xylo seketika bertanya panik. Oh

au nitip?" Begitulah balasan Beryl ketika

sono. Ntar balik gue nebeng, ye? Awas ka

bisa Beryl tuju. Letaknya berada di dekat gedung olahraga di sisi utara lapang basket outdoor, atau kalau tidak, ada di ujung lantai s

ak saja hal itu menghentikan langkahnya. Ia mengedarkan pandang, tetapi Beryl sama sekali tidak melihat siapa pun di sana. Mengangkat bahu tidak peduli, Beryl

l berdecak. Pikirannya lantas mengarah pada satu makhluk tak kasatmata yang kerap kali ditakuti orang-orang. Hant

aki-laki itu berjalan menuju salah satu pohon yang tepat berada di dekat tembok bela

bisa luka kayak

ang, dan tetap saja, ia tidak menemukan siapa pun di sana. Kemba

n, ya? Seb

apa, nih, yang ngelempar gue pake sepatu?!" ujarnya jengkel. Tanpa sengaja, mata laki-laki itu terarah ke atas pohon. Dan betapa terkejutnya Beryl kala melihat seorang perempuan berseragam s

akhirnya Beryl kembali menemukan l

tu gelagapa

aling

puan itu yang melebar.

run

li tak memiliki pilihan. Ia sudah bergeser ke sisi dahan yang dekat dengan batang pohon. Namun, sebelum ia melakukan

mata gue?"

eriak perempuan itu seraya meletakka

ki itu memalingkan wajah ke arah lain, sama sekali tak melihat bagaimana proses turunnya perempuan itu dari atas pohon. Setelah mendengar bu

yang lain memeluk seekor kucing cokelat pucat. Kepala perempuan itu menunduk, tak berani menatap Bery

hadapannya, Beryl lebih tertarik menyanyakan hal lain. "Lo ngapain naik-naik ke atas poh

ke kanan dan ke kiri secara cepat, sebuah gesture menampik. "Eng—enggak! Aku ngga

, terus ngapain lo nai

kucing ini. Kasian d

ampak lemas, dilihat dari kepalanya yang menyandar tanpa tenaga pada lengan si perempuan. Sesekali ia memejamkan mata atau mengeong pelan.

t kabur. Sayangnya sebelum sempat melarikan di

ue belum

nnya terlalu cepat dan kasar hingga ia sendiri kaget deng

dengan itu. Dia malah memicing penuh s

g diberikan perempuan itu. Ia ma

n keningnya sampai mengernyit. Ditatapnya perempuan itu intens, mencoba menggal

but, perempuan itu lantas menjauh tanpa menunggu balasan dari Beryl. Langkahnya tampak tergesa-gesa, kentara sekali jika ia tengah menghindari Beryl. Ingin m

ipta gelombang samar kala melihat sebuah sepatu kets hitam dengan bagi

patu ini, dan dia juga tidak mengerti kenapa p

u mengembangkan senyum. Ah~ sepertinya dia memil

u cepat. Sebab, belum lima detik kata itu terpikir di dalam kepala, s

epatu

yang tertinggal. Meskipun suaranya terdengar digalak-gal

king tergesanya, perempuan itu sampai tidak memakai satu sepatunya terlebih dahulu. Ia hanya menjinjing sepatu itu di tangan kiri. Sama

an itu. Matanya tak lepas dari punggung t

na

▬▬ to be

img

Konten

Bab 1 Sepatu Kets Cinderella Bab 2 Kapas Berantiseptik Bab 3 Ruang Temu Bab 4 Kereta Kencana Modern Bab 5 Menarik Temali Bab 6 Tangan Takdir
Bab 7 Mencari Celah
Bab 8 Berusaha Menampik
Bab 9 Langkah-Langkah Kecil
Bab 10 Pemegang Kendali
Bab 11 Upaya Mempermainkan
Bab 12 Permulaan
Bab 13 What If I Like You
Bab 14 Saling Singgung
Bab 15 For some reason
Bab 16 Try To Get You
Bab 17 Run!
Bab 18 Konfrontasi
Bab 19 Selangkah Lebih Dekat
Bab 20 Yang Tidak Pernah Diharapkan
Bab 21 Berbeda
Bab 22 Mengambil Bagian
Bab 23 Melempar Umpan
Bab 24 Undakan Lainnya
Bab 25 Hujan Pagi Itu
Bab 26 Prepare Your Self
Bab 27 Pertemuan Kembali
Bab 28 Ambil Tindakan
Bab 29 Final Basket
Bab 30 Pertandingan
Bab 31 Saling Mengusik Ego
Bab 32 Membiarkan
Bab 33 Luka di Sudut Bibir
Bab 34 Sejak Dulu Hingga Sekarang
Bab 35 Miss 119
Bab 36 Pesan di Pagi Hari
Bab 37 Untuk Setiap Keresahan
Bab 38 Mengungkit Luka
Bab 39 Your One Call Away
Bab 40 Malam Setelah Hujan
Bab 41 Utuh atau Runtuh
Bab 42 Untuk Apa Bertahan
Bab 43 (Pura-pura) Tidak Peduli
Bab 44 Cerita Lama
Bab 45 Her Scared
Bab 46 Kendali Masing-Masing
Bab 47 Harusnya Bukan Seperti Ini
Bab 48 Berhenti Sampai di Sana
Bab 49 Berapa Patah Lagi
Bab 50 Upaya yang Gagal
Bab 51 Tak Ada Langkah Mundur
Bab 52 Pemberontakan
Bab 53 Waktu yang Terlewat
Bab 54 He Missed Her
Bab 55 Di Waktu Kita Bertemu
Bab 56 Jangan Menyesal
Bab 57 Memang Sebaiknya Begini
Bab 58 Sudah Berjalan
Bab 59 Para Pemain
Bab 60 Hilang
Bab 61 Bermain dan Dipermainkan
Bab 62 Pecundang
Bab 63 Hingga titik ini
img
  /  1
img
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY