ja," ucap Paman pada Bibi setelah semua barang sudah di ma
k lapar?"
n tadi Ma. Kelamaan nunggu kalian b
pa istirahat saja. Aku mau
gsung beralih menatap kami bertiga yang s
gat," ajak Bibi sambil membawa kantung berisi makan
lelah seharian ini, buktinya duo racun yang biasanya punya energi lebih saja tampak lemas. Hanya men
, aku membantu Bibi menyediakan alat makan seperti biasa
ng terdengar hanya denting piring dan sendok yang beradu. Aku memang lebih
an ditutup dengan ucapan pamit dari duo racun yang in
memiliki kamar mereka sejak kecil, setelah aku datang, mereka tidak ada yang mau berbagi kamar
Risa dan Ririn miliki di kamar mereka, karena
ik mini yang ku gunakan untuk menyimpan semua pakaian yang kumiliki, serta untuk meja belajar, aku mengandalkan meja lipat kecil. Ka
*
usan. Saat ini aku memang baru saja selesai mencuci semua peralatan makan untuk hari ini,
saya mau sha
ngan tidur dulu ya, Bibi mau mengatakan sesuatu sama kamu.
i meninggalkanku yang hanya bisa terdiam d
ampaikan, tapi juga heran dengan tutur kata Bibi yang tiba-tiba j
. Segera aku pergi ke belakang untuk mandi sebentar, l
gugup, ini pertama kalinya Bibi mengajakku bercerita empat mat
enunjuk kursi di depannya. Saat ini kami berdua ada di meja makan. Rupanya Bi
ucap Bibi sambil menyerahkan sebuah pap
ini
kamu lihat
at ku tatap wajah Bibi yang terlihat tenang, dan masih mem
rag
u, semoga Bibi t
jelas masih baru, dan ini seragam SMP, ukurannya jelas bukan untu
a tekanan dalam kalimatnya. Tak ingin membuat Bibi marah,
araku mungkin terdengar ber
kin belum bisa kamu pakai
saya setrika dan pakai pewangi p
. Bibi belinya di toko yang tadi ... makanya untuk yang pakaian santai pun
...." Aku tak bisa menyembunyikan perasaan haru dan sedi
... maafkan Bibi, Kasih ...." Aku langsung memeluk Bibi. Senang akhirnya hari ini datang juga,
pernah terjadi ya ... Bibi juga akan melupakan kejadian