u cukup lantang untuk mengundang ta
sengaja." Wajah tanpa bersalah itul
ndirian, tidak ada yang mendorong, atau mencekal kakimu, kenapa bisa menabrak Kasih, dan me
dilihatin banyak orang? Apalagi kamu Kasih, lihat tuh seragam barunya, kalau nggak segera dicuci, nodanya nggak hi
sana, ia hendak berlalu dari hadapanku, namun langsung kutarik p
Kamu berani sekarang? Mau aku l
jahat mu ini? Semua yang ada di sini tahu siapa yang bersalah, o
i suaranya tak lantang dan santai sep
u hari nanti kamu akan menyesal pernah melakukan penghinaan ini padaku!"
entakkan tangannya dengan kuat, hingga ia
engan perbuatan Ririn, aku akan tetap melanjutkan apa yang sedang kulakukan sekarang, seperti tekadku yang semaki
mana dengan seragam mu?" tanya Dina
ai di tujuan. Kantin sekolah kami ini memang tak terlalu be
en buat menggosok noda di seragam Nak Kasih, itu harus segera dicuci
lama, sepertinya muat di Kasih, kan badan kita kurang lebih sama." Rini, putri tunggalnya Bu Ima, ya
." ucapku terharu. Aku sangat bersyuku
agus punya kamu, Kasih." Rini
agus punya kamu, lah ..." ucapku sambil tersenyum. Ri
ulu Kasih, nanti sepulang sekolah kita ambil. Gimana? Takutnya jam
ayo Rin, bisa kit
di belakang kantin ini ko
a di belakang kantin sekolah. Ini adalah rumah sederhana untuk mereka berdua tinggal selama sekolah buka,
yah Rini sudah lama meninggal dunia, karena itu sang Ibu jualan di
ntar." Rini segera masuk ke dalam kamar, sedangkan aku dan Dina duduk di kursi plast
lan deterjennya ada di sana, jadi bisa sekalian rendam seragam
ulu ya ...." sahutku pada Rini, sekaligus pamit p
ng mengganti bajuku di sana, sekaligus merendamny
eneran nggak masalah memakainya kan,
seragam kamu masih lebih baik dari milikku sebelumnya R
membantu orang se
ya maksud ucapan Rini, na
ing di perutku sudah pada demo nih, takutnya b
ami bertiga pun kembali ke kantin. Bedanya, aku dan Dina kembal
ina makan, bel pelajara
ni badan bakal makin kurus deh," ucap Dina ngos-ngos
in, kamu jadi kena ju
cekikikan di belakang tuh, tadi aja takut pas diancam, s
nyenggol kita, santai aja sih, e
ari, Ririn sudah berdiri di depan mej