kaget dan takjub. "Oalaaah ... jadi D
"Emang kurang
a ... padahal waktu itu kita se
ras, meski kepalanya pening bukan kepalang dan omongannya mulai melantur. Saat Debby, Diana, dan Lina nyaris tida
lokasi ap
h ingat percakapan
jawab
njukin j
is
ering mengerutkan dahi, hingga akhirnya dia tertawa kecil dan menghentikan mobilnya. Dayana menduga, alih-al
le Maps aja deh
sebatang rokok. Dayana yang bosan menunggu di dalam mobil-sementara tiga sahabatnya sud
untuk Dayana. Seingat Dayana, tidak ada obrolan lagi malam itu. Mereka hanya merokok bersama sembari menatap langit malam dan mobil yang berlalu lalang. Mungkin "teman De
n kejadian malam itu versinya, juga me
unya nama," seloroh Naren dengan nada ge
lukan yang luput dari ingatannya? Apakah dia muntah di mobil? Ap
amu lakukan tiap berhenti di
tu was-was, dan berta
dari mobil dan nyamp
nya terkejut. "Nggak
amu doakan supaya driver-nya selalu
a, s
a. "Tapi tiap kali aku bawa masuk ke mobil lagi, dan aku tanya
gan telapak tangan dan ter
kin lebar. "It'
g bisa mereka bicarakan dengan seru, atau memang karena pembawaan Naren yang hangat dan mudah membuat orang nyaman. Topik demi topik muncul be
ame, by the wa
aren bertanya den
capkan. Narendra. Narendra," ulang Dayana dengan suara lebih
an samar-samar di sudut mata, juga bibir tebalnya yang tertarik dengan cara yang ramah, menciptakan kombinasi yang menyenangkan untuk dilihat. D
pernah dia temui di kencan-kencan sebelumnya. Separah
ng aku juga jad
wa lebar. "A
mbai dari atas ke bawah. "I like the way you call my name. I
"Boleh juga gom
ng di sisi kanan Dayana. Lantas, sebuah buket bunga berukuran kecil muncul dari sana. Isinya tiga tangkai m
ga puluh tahun hidup, ini kali pertama seseo
n warna kesukaanmu apa, jadi
that's
. "BTW, bunga favori
k. "Noted. Kapan-kapan, ya. S
ga tidak pernah mengada-ngada ketika menyebutkan kelemahan kandidat pacar yang disodorkan teman-temannya. Sayangnya, hingga saat ini, dirinya tidak menemukan sesuatu yang benar-benar mengganggu dari Naren. Penampilan oke, pembawaan juga bagus.
trik terakhir. Dia sedikit merasa sayang, karena s
i?" Dayana memulai. "I mean ... look at you. Aku rasa ada be
?" Naren balas bertanya. "Walaup
us menjawab apa. Benar juga, label pertemuan ini terlalu ambigu, pi
uk tahu lebih banyak. Siapa tahu cocok, ya, kan?" Pria itu tersenyum
atnya,' pi
ku kalau tahu alasa
n mengangkat a
ena
dengan ujung yang menyatu di glabe
r Debby buat kencan sama aku malam in
gkus geli. "S
ini Naren ter
esi nyariin aku pacar. Debby mau nyerahin salah satu propertinya untuk aku kelola selama setahun, as
.. be
uang yang bakal aku hasilkan dari properti Debby itu. Jadi, ya ..." Dayana mengedikkan
s
m so
yang ke b
lap
u membeliak tajam. Namun, tak lama kemudian dia te
iasa,"
te dengar alas
agi. "No prob,
k pernah ada ajakan untuk kencan kedua dari mereka. Dayana yakin Naren juga sama. Umumnya pria akan tersinggung saat tahu dia hanya jadi salah satu opsi dari beberapa orang lain. Apalagi
um mendapatkan apa yang dia mau." Naren menyipitkan mata. "Aku curi
r, lantas mengedikkan bahu. "Tapi kal