img Sebelum Hujan Membasahi  /  Bab 2 Problematika | 14.29%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 2 Problematika

Jumlah Kata:2348    |    Dirilis Pada: 16/10/2021

adi sebuah pembelajaran yang sangat berharga dalam hidup. Tidak mudah terlena atas sikap nyaman yang dibe

esar untuk menyiapkan masa depan perihal mahar pernikahan. Untuk kali ini, rasa-rasanya begitu hambar ji

anya Wak Edwin melintas

ya kepada Wak Edwin yang terlihat sedang m

ri, tidak lagi takut patah untuk beberapa kali!" ujar Wak Edwin sembari mengacungkan dua jari telunju

a obat emang Wa

k lanjut lari dulu. Sambil nyari inspirasi lihat ibu-ibu komplek seb

rsenyum meng

asih aja nih orang

sedikit tak bersemangat, aku paksakan raga untuk tetap berjuang menggapai segala impian. Mengingat keluarga dari kampung

ih seperti pagi-pagi sebelumnya. Hingar bingar suasana kendaraan melintas mengisyratkan segala kes

nada yang agak kurang enak didengar

a sedang tidak baik-baik saja, mencoba tidak

pu..pus." Uja

Aku bertanya berlagak

lirikku dengan

sokan Inggris Lu

h bahasa Internasional, tidak salahkan jika anak pe

ipkan segala sesuatu yang

la sudah meninggalkanku, sepanjang jalan menuju ruang kantornya, dia memaki s

ni orang"

aku. Satu persatu berpapasan dengan teman kerja, dan tidak

diriku sendiri didepan layar komp

berat untuk memfokuskan pikiran. Untuk hari ini, serasa sangat sulit, sangat berat. Tanpa inspirasi, tanpa semangat, dan

iranku kala itu. Hanya mengingat kenangan-kenangan manis tentang Chelsi, kenangan manis yang begitu indah, layaknya sekuntum bunga dihinggapi oleh kupu-kupu yang sudah dinanti setiap pagi. Sungguh indah kawan, tapi pahit sekali jika dirasakan. Semuanya hanyalah ken

tok.

jarku mendengar suara k

u, sembari menoleh kekanan kekiri memastikan tidak

n lu kesin

tkan jari telunjuk dimulutnya agar

waktu kosong ng

gimana?"

emput didepan rumah." Belum saja aku menyang

aygirl, gonta ganti pasangan seenak jidatnya. Wajar saja, kecantikan serta kepintarannya membuat

aki-laki mampu melakukannya. Boleh jadi punya banyak harta, memiliki wajah tampan, tap

diam menaruh rasa. Rasanya tetap hambar saja. Mengingat

udah selesai. Meski tidak bisa semaksimal hari-hari sebelumnya, tapi aku tetap har

rlihat semangat, atau malah ada yang terlihat lebih lelah daripada aku. Aku belajar dari hal demikian, mereka semua mempunyai

mput gue!" notif

alam aja ya? Lagi gak enak nih suasana hatinya. H

ja dia lekas bur

y A

alasku dengan

ba! Bilang aja malas j

ggak

, pokoknya harus jalan

menjawab, Della juga la

satu waktu. Tapi, kapan lagi sih bisa jalan sama Della, mana

i menunggu didepan rumah. Benar saja, tak berselang lama dia sudah sampai. Dengan vespa matic putih miliknya, menambah

tiknya" ujarku sem

gan nada seolah membentak, raut wajahnya s

mah, kayak ada sesuatu b

sepeda motor dan beralih duduk dijok bagian belakang. Berg

tu dirasakan, hingga aku memberanik

keman

aku masih sabar, bayangkan saja, aku yang tidak tahu menahu duduk permasalahan, dan aku sendiri pula yang dija

jang, aku belokkan

tika aku membelokkan sepeda motorny

ah, udah turun aja!"

a tempat lain, starbuck atau apalah!" Della

ba makanan angkri

lengkan kepala, ak

tu!" Pesan aku kepa

ini atau bungkus?"

aja

ejauhan. Dia sibuk memainkan ponsel miliknya, dan sesekali pula menatapku dengan penuh wajah kesal. Aku cuek saja b

engan nada kesal, "minuman

m itu, nanti kalau suka langsun

yang aku pesan. Dari raut wajahnya, awalnya seperti bi

satu!" Della ikut meme

lihat kamu. Heheh

em

diam, Della sendi

dengan nad

yang kulihat dari raut

kulihat air matanya

itraan, seorang Della sosok periang meneteskan air mat

yang malah berbalik

la menyebut na

" Aku yang malah dibuat bing

anya sibuk menscroll k

a coba?" Aku kemba

dia kemudian meneteskan air mata kembali. Tanpa banyak kata, di

ahku, sebuah undangan pernika

dd

& L

n, bukankah Della mengajakku agar dia bisa lebih sedikit tenang? Bukan juga untuk mendengar apa yang aku rasakan? Aku coba menenangkan Della dengan merangkulkan tanga

bari menyodorkan susu jahe y

n kembali melanjutkan tangisnya dengan mem

k tetap tenang. Untung saja abangnya juga memaklumi. Emang gila

a, aku coba menenangk

dah enakan

sadar memelukku saking emosionalnya,

Ad." Ujar Della

i saja." Ujarku, padahal

eluknya, itupun dalam keadaan duka, bagaim

m Del!"

n langsung meminum menikmati s

ngan tidak t

di?" sembari mengelap

abang angkringan d

dihabisin minumannya,

an lekas menghabiskan. Setelah De

a" sembari menyodo

el, udah pakai ua

memberikan uang kepa

g, kuran

kembalinya Mbak." T

!" Sembari Della bergega

ng, makasih

kasih banyak gitu ya Mas." Tutur a

, dan bergegas menyusul D

takutnya nanti malah keblabasan ikut bercerita. Kedua, ketika dalam keadaan demikian pula, sebenarny

pulang Del

aaf ya Ad, gak bermanfaat banget ini keluarnya.

uktinya perutku kenyang Del. Hehe

ikut

rti tadi, kini lebih halus dan nampak raut wajah lebih leg

lku bergetar. Dan buru-buru aku melepaskan

uk

ama kontak I

Ibu membuka

gini nelvon. Ibu dan Bapak di

ehat Ad, kamu be

n yang tiba-tiba

kerja. Hari Sabtu sore mungkin bisa.

Ad, udah 3 hari ini. Dari kemarin

Llah, ya ya, besok F

ga Ibu lihat kakekmu, dari

uad minta ijin

ati besok dijalan. Assalamua

usahakan. Wa

pa Ad?" T

in kalau kakek rawat

ng gitu?" Della dengan pen

terus gitu kata Ibu. Semoga aja besok bis

boleh ikut?"

sanya tidak enak. Kalau mengiyakan tak

gak enak sama Ayah Bunda l

g-hitung juga kan nyari ketenangan disuasana kamp

itu." Ucapku menyera

rasa pikiran kembali melayang tak karuan, problematika pertama

a aku kuat Tuha

lai kembali memelukku d

a saja semakin merasa

, emang tidak

ku ke

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY