ngat syok dan juga panik. Dengan segera Sintya menyuruh p
erlihat sangat cemas Sintya menyodorkan segel
-tiba tangan Bagus bergerak lemah ingin meraih tangan pria yang berdiri di dekatnya. Pa
di!" ucap B
n!" jawab
. Sehingga Langit sampai berbuat seperti itu pada Cahaya." Dengan tatapan yang terlihat
"Tidak, Tuan! Ini b
adi mau memaafkan anak
duk tak jauh darinya itu. Dan Bagus dapat melihat kalau laki-laki yang bekerja sebagai sopir prib
ada seorang pun yang mau mengeluarkan suaranya. Mereka semua hanya saling
Hadi, Bagus kini beralih menatap ke arah gadis yang sedang be
Cahaya dengan gugu
ada gadis yang akan menjadi calon menantun
seperti sedang menahan sakit. Den
enikah dengan Langi
apah ke rumah sakit saja sekarang, Mah!"
ana-mana sebelum masalah ini
tidak, nanti penyakit jantung Papah akan bertambah
ri pada harus menanggun
yang syok mendengar uc
rutin kemauan Papah?" bujuk Syntia. "Apa kamu
enggelen
penuh penekanan, wanita paruh baya itu menatap tajam ke arah
a itu langsung menunduk les
mbali memandang sa
k menikah dengan Langit. Iya, 'kan, Cahaya?" Dengan soro
mau hanya bisa menggangguk pasrah m
a sedikit lega ketika
h Papah pulang dari rumah sakit, baru kita akan langsung mengadak
a Bagus meng
*
n, akibat banyak pikiran yang membuat Bagus merasa tertekan hingga menyebabkan tekanan darah pada tubuh meningk
pulang. Namun dengan syarat, lelaki itu tidak boleh banyak beban pikiran lagi. Agar tidak memicu penyakit j
kedua keluarga tengah menyiapkan acara pernikahan
ana, yang hanya akan dihadiri oleh keluarga dari ke
terlihat sudah ada beberapa orang yang d
ik dengan sedikit riasan make up yang menghiasi wajah ayunya. Rambutnya disanggul kecil dengan anak rambut yang menjuntai di sisi kanan
pesona melihatnya. Terlebih lagi dengan Langit, yang langsung t
r, Revan terkesima ketika melihat calon istri dari temannya tersebut. Dia tidak m
Lang. Ngapain juga kamu pakai nolak segala, sih?" Dengan setengah berbisik Revan sengaja m
langsung tersadar dan
irias itu, kini duduk bersanding dengan Langit menghadap
ya menjadi tidak karuan. Keringat mengucur deras di dahinya. Lelaki
h Cahaya ada Pak Hadi dan Irma yang tampak gelisah menunggu kedatanga
n pengantin. Dengan penuh rasa haru dan bahagia, kini hati Bagus bisa merasa le
ki paruh baya itu percaya dan sangat berharap, kalau anaknya nanti lambat la
ata-bata. Membuatnya harus mengulang hingga beberapa kali. Walaupun masih dengan
lia bin Eko Wijayanto dengan mas kawin uang sebesar 10
saksi, sah?" s
orang yang berada di s
SA