img  /  Bab 1 Malam Selebrasi Bu Siska | 14.29%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Penulis:
img img img

Bab 1 Malam Selebrasi Bu Siska

Jumlah Kata:2445    |    Dirilis Pada: 15/04/2025

Lantai 15 – Hot

aya lembut ke dinding marmer berwarna champagne. Ruangan itu jelas bukan dibuat untuk pesta besar,

istri pejabat terpilih untuk menghadiri acara syukuran atas kenaikan jabatan

ngan senyum sempurna, menyambut tamu satu per satu. Gaun pastelnya yang mewah, rancangan khusus dari Singapura, serasi d

r istri Dirjen. Ia adalah ibu tunggal bagi Bisma, anak semata wayangnya yang sedang bersiap mengikuti ujian masuk fakultas kedokteran. Setiap pagi sebelum pukul lim

di bahan pembicaraan di kalangan istri pejabat. Kantornya di kawasan Menteng selalu di

langsung dalam kegiatan sosial yayasan Bunda Peduli. Anak-anak jalanan yang dibinanya memanggilnya "Mama Siska" dengan penuh kasih. "Dulu aku juga harus be

uami". Malam hari adalah waktu untuk bekerja: menyusun laporan keuangan bisnis, memantau nilai-nilai Bisma, dan menyiapkan proposal yayasan. Di tengah kesibukan, kadang ia terdiam sejenak, m

Siska menyimpan satu rahasia yang tak boleh sampai bocor

emang dan juga pemilik kafe hits yang digandrungi anak muda Jakarta. Tubuh atletis

tres mulai memengaruhi bentuk tubuhnya. Tapi setelah beberapa sesi, saat tangan Raka

akan dinginnya hubungan dengan suam

Dharma Wanita, diam-diam banyak istri pejabat lain yang juga punya "brondong". Hubungan gelap seperti

anda jenderal pensiunan yang masih haus kuasa. Mereka tampil memukau dalam gaun P

eri, istri atasan suaminya memasuki ruangan. Meski usianya 50 tahun, penampilannya tetap memesona berkat klinik kec

hirnya naik jabatan juga. Aura kekuasaanmu mak

sia 46 tahun, berkulit sawo matang, mengenakan ga

yenggol Bu

ja. Pantesan Raka bet

a tersenyum.

caya diri. Langkahnya mantap, aroma oud bercampur ambergris menye

ung manis di leher, sementara clutch Chanel berwarna silver mengayun ringan di pergelangan tangannya. Bu Mia bukan

gaya hidup kelas atas. Tapi di balik botol-botol kaca mewah dan aroma signature-nya, Bu Mia punya bisni

knya muncul, mengisyaratkan

anya. Bu Siska, Livia, Heni... kali

cktail-nya. "Cahaya kekuasaan, Mi. Tapi tetap but

ua yang terbaru, baru aja mendarat dari Ba

ng kirim fotonya donk. Yang kemarin lucu sih, tapi terla

m kecil, meneguk minumannya perlahan. Ia tak p

t sawo matang, pinter yoga, dan katanya pernah jadi model katal

enyumnya samar namu

u nggak. Yang penting, jangan yang terla

an dunia yang tak pernah tampil di berita protokoler kementerian

i berjalan di antara garis abu-abu, antara pengabdian dan permainan, antara image dan i

pun di

alih mikrofon, mempersilakan para tamu untuk duduk. Para pelayan berbaju hitam-putih berge

ersama Bu Livia, Bu Heni, dan Bu Mia. Mereka duduk berdampingan seperti ratu-ratu kecil dari

a hanyalah senyum tipis, lirikan cepat,

C memanggil nama Bu Siska

nya jatuh sempurna mengikuti langkahnya menuju podium. Semua mata tertuju

k, lalu tersenyum lebar. Senyum yang dipelajari, disusun,

akatuh. Selamat siang, ibu-ibu hebat,

ngguk, sebagian lai

iterima suami saya, Bapak Budi Laksono, sebagai Direktur Jenderal. Tapi lebih dari it

. Bahkan sendok garp

k tertulis, tetapi terasa beratnya setiap hari: harus sempurna, harus kuat, harus tampil baik, bahkan ketika hati kita sedang remuk. Tapi ki

pa wajah mulai menunjukkan keterpuka

dalam cara kita menjaga, membangun, dan tetap peduli meski dunia sering lupa bahwa kita juga manusia. M

cil, lalu menut

menjadi perempuan-perempuan yang luar biasa.

ali ke mejanya dengan langkah anggun, namun sorot matanya sedikit berubah ada kilatan perasaa

berbisi

mu hampir terde

noleh, ters

ling aman adalah yang d

rbicara tempat rahasia-rahasia besar disimpan dala

er satu di depan para tamu. Siang itu, menunya adalah confit bebek dengan saus jeruk mandarin, disajikan bersama mashed potato truffle dan

, dan Bu Mia makan dengan tenang. Namun seperti biasa, di balik

ng kuliah hukum, tinggi, anak tentara itu? Sekarang mulai susah diatur. Minta ap

lihara anak ambisius. Aku sekarang ganti tipe. Yang aku simpan di Cikini itu barista

pilih yang dari dunia 'biasa'. Mereka lebih tahu cara bersyukur. Apalagi kalau kamu kasih mer

t bersuara. "Raka masih stabil. Nggak banyak tanya, nggak banyak gaya. Tapi

ribadi dan piaraan bisa berbahaya. Anak sama brondong itu h

ahut dengan

atu buat weekday, satu buat weekend.

an-perempuan yang tahu bahwa dunia tempat mereka berpij

kut Bu Siska s

i podium... soal perempuan yang tak

urus ke depan, waj

au kalian merasa nyambung, ya mungkin

piring, dan tawa dari meja lain yang tidak tahu bahwa di meja ini,

kan di meja, para tamu mulai sedikit bersantai. Percakapan di meja Bu

nya dengan serbet satin, lalu berkata sambi

i dengan nada penuh undangan tersembunyi. "Aku ada agenda khusus, s

ngangguk sambil men

res setelah acara formal begini. K

tersenyum, m

Kan tahu sendiri, kalau 'acara khusus'-nya S

u Mia yang menghela napas sambil me

enyumnya tetap penuh intrik. "Hari ini ada jadwal rekrut. Beberapa anak ba

eli, "Wah, pantes aja kamu nggak mau ikut. Di tempat kita cuma

diselingi lirikan ke kanan-kiri untuk memas

gangkat bahu, pe

Harus tahu kualitas sebelum

ali sambil ters

yang lolos seleksi, si

u. Spesial untuk pelanggan u

n. Senyum kembali mengembang, lipstick kembali ditepuk pelan dengan tisu, dan raut wajah kembali netral, sep

memberi selamat kepada Bu Siska, menebar pelukan, senyum

ar ditutup perlahan oleh pelayan terakhir, hanya ter

tertinggi hotel. Langkah sepatu hak mereka beradu pelan dengan lantai marmer, tak ada perca

eka. Ruangan itu telah disulap menjadi tempat yang sama sekali berbeda, bukan un

umnya mengandung sesuatu yang tidak bisa d

.." bisiknya pelan, seperti

iran... hidan

balik tirai beludru. Ketika pintu terbuk

t dan bourbon memenuhi ruang, disusu

h terbuka dan kancing kemeja tak lagi sempurna berd

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY