mbantu Yang
ku bekerja sebagai Direktur di suatu prusahaan swasta. Kehidupan rumah tanggaku har
n langsung dari desanya di Jawa Timur. Wajahnya biasa saja, tidak cantik juga tidak jelek, kulitnya bersih dan putih terawat,
lang dengan ibunya pukul 18:30, dari rumah neneknya. Seperti biasanya, aku langsung mengganti celanaku dengan sarung kegemaranku yang tip
mpatku, dan dia terjerembab tepat di pangkuanku, kepalanya membentur keras kemaluanku yang hanya bersarung tipis. Spontan aku meringis kesakitan
kasihan, sambil aku memegangi kemaluanku aku berkata, "Sudahlah
imana Pak?"
aos oblong, menyahut sambil i
ut, tapi Jel bersihin
isangka-sangka. Tidak lama kemudian dia mengetuk pintu, "Pak, Mana Pak yang harus Jel urut.." Aku langsung rebah dan m
n apa balsem
ngan aja, ntar bi
an-lahan, sekonyong-konyong kemaluanku b
di besar?" t
et diurut. Kasih ludahmu aja biar n
endekati kemaluanku, dil
banyak", bisi
h bibirnya, "Dimasukin aja ke mulutmu, biar nggak cape nguru
anku. Aku merasa nikmat sekali. "Akh.. uh.. uh.. hah.." Kulumannya semakin nikmat, ketika aku mau keluar aku bilang kepadanya, "Jel nanti kalau aku keluar, jangan d
nyemprotkan air maniku, dia diam tidak bergerak, wajahnya meringis merasakan cairan asing membasa
as, bibirnya yang basah memerah, dan sedikit berkeringat. Aku tertegun memandang Jel yang begitu menggairahkan saat itu, a
dan sambil meraih pundaknya kucium keningnya, lalu turun ke bibirnya yang basah dan merah, dia tidak meronta juga tidak membalas. Aku merasakan keringat
l malu Pak, nanti kalo Ibu date
masih bisa bikin seger badan", jawabku penuh nafsu. Lalu semua kubuk
a pelan-pelan ya, nggak pa-pa kok, aku cuma mau urut punya kamu", kataku meyakinkan, lalu dia mulai membuka
tanpa ampun aku jilat, sesekali aku sodokkan lidahku ke dalam, "Akh.. Pak
at dan menjepit kepalaku dengan pahanya serta matanya terpejam. "Akh.. akh.. uahh.." teriakan panj
ita coba lagi ya, kamu nggak usah takut!". Kuhampiri bibirnya, kulumat bibirnya, dia mulai memberikan reaksi, kuraba buah dadanya yang kecil, lalu kuhisap-his
ak kusia-siakan, kutancapkan kemaluanku ke dalam liang kenikmatannya, dia berteriak kecil, "Aau
tadi, sakitnya jangan dirasain.." tanpa menunggu reaksinya kutancapkan kemaluanku, meskipun dia meronta kesakitan, pada saat kemaluanku terbenam di da
itu aku merasakan denyutan di dalam liang kewanitaannya, kehang
kemaluanku memompa tubuhnya. Tak lama kemudian, tangannya merangkul erat leherku, kakinya me
itu aku makin bernafsu, kupompa dia lebih cepat dan.. "Jel.. akh.. akh.. akh.." kusemprotkan semua
i ya, terus beresin tempat tidur ini ya!",
ngkat sambil mengenak
pon dulu ya Pak, biar Jel bisa mandi dulu, terus bisa ngurutin Bapak lagi", lalu ngeloyor keluar kamar, ak
ulang lebih awal untuk berhubungan dengan pembantuku, namun hampir setiap hari di pagi hari kurang lebih pukul 5,
a