a. Wajahnya masih sama-tampan, penuh pesona, dengan senyum yang mampu menyejukkan hati siapa pun yang memandangnya. Tap
nuh dengan penantian, rasa rindu yang tak pernah sepenuhnya hilang, dan pertanyaa
a Rafa memeca
ata cokelat Rafa yang dulu pernah membuatnya terpikat.
ita tidak bertemu," jawa
tersimpan di baliknya. "Iya, aku sering be
u juga. Banyak yang berubah, tapi aku masih
ang yang mulai sepi. Rafa mengajak Lyana duduk di sebuah sofa di pojok ruangan. Obrolan mer
h bekerja di sebuah lembaga swadaya masyarakat di kota itu. Namun, di balik kesibukan itu, ada r
, "kenapa kamu menghilang begitu saja setela
Ayahku dipindah tugas ke Jawa Timur. Aku tidak punya pi
rasakan. "Aku juga merasa kehilangan kamu, Lyana. Ta
nya Lyana, ma
u sebenarnya sedang berada dalam masalah besar. Aku harus menjaga hubunga
pasangan yang dikenal semua orang, tapi ternya
Lyana bergetar. "Aku merasa kita kehilangan kesempat
u takut kehilangan semuanya, termasuk persahabatan dengan Alenka
ang lebih dari sekadar penyesalan-ada juga kemarahan yang terpendam. Kemarahan karena ia harus me
. "Aku tidak pernah mau menyakitinya. Tapi aku juga tidak mau
mengerti, Lyana. Tapi aku ingin kau tahu b
tetap berhubungan, tapi bagi Lyana, hatinya masih teromba
an har
ringat kembali masa-masa ketika mereka masih di sekolah, saat Rafa masih menjadi pahla
bertahun-tahun mereka tidak berkomunikasi, perasaan campur aduk masih menghantui dirinya.
ia yang selama ini ia tidak tahu. Ia merasa ada sesuatu
emudian, pertem
afa bertemu lagi. Kali ini, suasana lebih tegang. Rafa tampak serius
n. "Selama ini, aku menyimpan rahasia besar. Ra
n napas. "Ap
enka waktu itu. Ada hal lain yang selama ini aku sembunyikan,
membeku. Lyana menung
adian yang membuatku harus menjauh dari kalian s
ingin tahu, tapi juga takut ak
ng yang belum sirna. Lyana, Rafa, dan Alenka kini harus menghadap
ng selama ini ia sembunyikan? Dan bagaimana nasi