img Brave Heart  /  Bab 5 Chapter 5 | 10.42%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 5 Chapter 5

Jumlah Kata:2061    |    Dirilis Pada: 25/11/2021

Bayangan Mayang yang mabuk serta Nella dan Fika yang tengah beraksi, membuatnya mual. Ia memang sudah tau ap

ik bahunya membuat Seruni sadar kalau ia tidak

itu,

." Setelah mengucapkan dua kalimat singkat itu, Xander me

a?" Seruni mengejar Xander. Menghadang langkah

hut Xander acuh seraya mengg

Mbak Mayang?" Seruni kembali mencoba menghadang langkah Xander.

Suara dingin Xander menyurutkan langkah Seruni. Ia hanya

ategis agar abang gojeknya lebih mudah menemukan keberadaannya. Sambil menunggu abang gojek, pikirannya melayang-layang. Sepertinya ia tidak cocok dengan kehidupan orang-orang di sini

Xander. Seruni membuka jaket. Menggantungkannya bersebelahan dengan jas mahal Antonio. Saat akan mengg

a-

nya otak n

um juga ia sempat mengucapkan ka

segala? Lo tau nggak, gue baru aja diinterogasi Pak Xander soal keha

kedua penjaga di depan club tidak memperbolehkan saya masuk. Terus Pak Xander muncul dan beliau lah

asalah saya tinggal sementara di mess pada atasannya. Kamu tidak usah kh

aik, yang lo anterin ke club tadi itu bukan kotak permen. Ta

Apa kata Nella tad

m! Apa yang sudah di

lias pemilik Astronomix club! Kenaifan lo bisa membuat kami semua diusir d

mpai tidak bisa berbic

h dua kali

dua kali? Lihatlah kenaifannya kali ini bukan hanya menjadi boomer

g juga saya akan pindah dari sin

pun di sini selain kami. Lagian mau lo pindah sekarang atau pun nggak, Pak Xander udah terlanjur

membuat Seruni sadar betapa seriusnya masal

keputusan Pak Xander besok pagi. Inget ya, Uni. Jangan membuat masalah buat

ap

at semua orang kalang kabut. Seruni melanjutkan mengganti celana jeans hitamnya dengan kulot batik. Merapikan kamar dan membereskan seluruh bagian rumah. Ia memerlukan pengalihan suasana hati. Makanya ia teru

an ke empat rekannya keluar dari mobil dengan sempoyongan. Jelas terlihat kalau mereka semua mabuk berat. Dan yang paling parah adalah Mayang. Ke empat rekannya yang lain masih sanggup berjalan ke

pah Mayang. Ia tidak tega melihat Mayang berjalan

s tangannya. Ia terus tertawa-tawa sendiri. Namun sorot matanya begitu kuyu. Tawa di bibi

ni Uni bantu," bujuk Seruni sabar. Ia tau, Mayang

khlas dan nggak jijik

ni memapah Mayang dengan susah payah. Selain kakinya tidak sempurna, perawakannya memang lebih kecil dibandingkan dengan Mayang y

erus mengulang kesalahan yang sama. Tapi mau bagaimana lagi, Uni. Mbak terpa

ak. Kotor dan bersihnya seseorang, bukan kita ya

goceh. Sebentar Mayang tertawa dan detik berikutnya ia menangis.

menyelimuti Mayang yang berul

Mbak sadar dan mau belajar dari kesalahan-kesalahan masa lalu, Mbak." Bisik Seruni lirih di sisi telinga Mayang. Seruni menguap lebar. Setelah semua kekhawatirannya terurai, barulah kantuk dan rasa lelah menghampirinya. Perlahan Seruni merebahkan tubuhnya di samping Mayang. Matanya terasa s

*

mbalikan jas. Seruni melirik jam dinding. Pukul tujuh kurang lima menit. Sepertinya waktunya cukup bila ia harus mengantarkan jas ini dulu pada

amat pagi,

kan bapa

s, buang n

ya antar saja ke..." Seruni kembali membaca kartu nama di tangann

Kantor Tuan tidak begitu ja

saya dikotori tah* ayam. Saya akan mengam

ti itu. Namun ia juga sadar kalau posisinya memang rentan disalahpahami. Satu-satunya cara adalah ia harus secepatnya pindah dari mess Astronomix Girls ini. Dan itu artinya uang lagi u

us lamunan Seruni. Mayang sudah bangun. Dan sepertinya efek mabuknya juga sudah hila

h pusing, tidur aja lagi. U

sudah punya satu jalan keluar seandainya Pak Xander tidak memperbolehkan kamu tinggal di sini. Kamu tidak usah khawatir," imbuh

unuh waktu. Mengelap meja hingga mengkilat. Menata lembaran menu di tiap-tiap meja. Hingga menyapu dan mengepel lantai sa

s di bagian kebersihan mendorong pintu dapur. Di belakangnya menyusul Rizal, Winny dan Resty yang masih rekan satu tim Anita dalam d

a, gue bukan boss yang bisa naikin gaji lo. Dan kedua, gue ini masih doyan laki. So perhatia

di datangnya kepagian. Nah, daripada saya menganggur, l

n huuu berjamaah oleh rekan-rekan satu divisinya. Sembari tertawa ceria mereka dengan cepat melanjut

sanan bagi para pengunjung, Seruni selalu melirik pintu masuk. Harap-harap cemas menunggu bom waktunya datang berkunjung. Tidak perlu menunggu lama, ora

teanya akan segera menyusul. Selamat menikmati, Bapak, Ibu." Seruni menyilangkan tangan di dada dengan sopan. Ia berusaha melayani pengunjung dengan sebaik mungkin. Setelahnya dengan la

a? Saya khawatir beliau akan mengamuk kalau saya kelamaan meng

alas dengan seulas senyum sabar oleh Seruni. Mau bagaimana lagi. Bagi orang kecil seperti dirinya, sabar telah menjadi nama tengahnya. Seruni melangkah menuju meja 16 secepat yang ia bisa. Sem

salah baru telah menunggunya di depan mata. Bagaimana ia tidak stress, seseorang yang duduk di samping

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY