img Enam Tahun Tanpa Malam Pertama  /  Bab 7 7. Pesan Mertua | 13.73%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 7 7. Pesan Mertua

Jumlah Kata:1092    |    Dirilis Pada: 30/11/2021

Aku sudah tak berminat dengan kalungmu, Mas. Aku mau pulang saja!” ucapku ketus sambil menahan air mata. Kutinggalkan ia yang terkejut atas respon dan kepergianku. Tas belanja pun aku tinggalkan

auh sementar dari Mas Edwin adalah salah satu cara aku mengobati rasa sakit hatiku. Entah apa yang ada di dalam pikirannya? Tega sekali menukar

emput penumpang. Sempat kumenoleh ke belakang untuk melihat di mana posisi suamiku. Namun tida

ilihan tepat di hari sabtu. Toh, Mas Edwin tidak bekerja besok. Aku memilih menen

agi. Aku butuh teman curhat, tetapi tidak mungkin dengan kedua orang tuaku. Mereka pasti tidak akan terima jika tahu, bahwa anaknya masih perawan sampai saat ini

paruh baya itu cukup kaget. Kegiatan memangkas daun kering dan

ani. Kuletakkan bokong untuk melepas penat di kursi taman yang sudah di alas bantal kecil berbentuk buah jeruk. Segelas jus melon yang ada di atas meja, langsung saja kuminum un

untuk membawa anak dan istrinya kemari. Maria k

berikan. Aku menggeleng, lalu bangun dari dudukku untuk segera naik ka lantai dua. Kamar kes

gar kepalaku tidak panas memikirkan ide konyol dari Mas Edwin. Kuberjalan ke arah ranjang, karena ponselku berada di sana. Benar saja, masih n

assalama

na, Maria? A

a. Mau nginep dan

in dulu? Pulang! Aku

in sendiri dulu sambil mem

berinisiatif adopsi anak. Biar kamu gak kesepian

ai istri. Kalau pun aku mengurus anak, aku maunya anak dari suamiku. Anak kita, bukan anak orang

atas ranjang. Isi kepalaku tak sanggup memikirkan ucapan Mas Edwin yang menurutku sangat egois. Biarlah d

sedang ada tugas keluar kota. Suasana hangat memenuhi isi rumah. Nampak sekali jikalau mama sangat senang dengan kehadiran dua cucunya

si. Mama membantu menidurkan Dea anak sulung Reno yang berusia tiga tahun. Sedangk

padanya. Fokusku saat ini ada pada film

masalah’kan?”

apa emangnya?” tanyaku balik. Aku berusaha bersikap bias

melihat Mas Edwin di rumah sakit, M

ngganannya seperti biasa,” jawa

poliklinik kelamin dan

ra dengan kabar yang dibawa oleh adikku. Benarkah suamiku

angnya Mas Edwin

dia berobatnya ke sana,” jawabku asal. Tak mungkin a

an masuk dari Mas Edwin. Ternyata tidak ada, tetapi ada tiga pesan masuk dari mertuaku. Tiba-tiba saja perasaan tidak nyaman me

n jadi mengadopsi anak temannya.

arus menurut apapun yang dilakuka

g agar kamu segera memiliki an

ari mertuaku, yang kini aku rasakan adalah kepala dan hati

?” pandangangku pun menggelap. Aku hara

sam

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY