img Suara Bayi di Ponsel Suamiku  /  Bab 3 3 | 12.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3 3

Jumlah Kata:1077    |    Dirilis Pada: 06/12/2021

el yang terus berkedip. Kube

pku menjawa

ara yang menjawab

ni?" tanyaku dengan s

berikutnya aku dikagetkan dengan s

u

. Lawan bicaraku memutuska

" tanya

k kusadari itu. Cepat aku menggel

i Mami Zyan. Tapi waktu aku

nya ponsel kemudian ia terlihat

t," ucapnya ketus sambil me

Mas. Kok telpon malem-m

mobil. Udah tidur lagi," ucapnya

ku tak bisa terpejam. Aku memikirkan esok hari. Bagaimana agar Ma

*

anya Mas Haris seraya menarik ku

oreng untuk sarapan kami, berhe

a gak bisa dibetulkan

sudah kubilang mobil i

bayar kalau nomina

rtifikat rumah saj

mobil, rugi jatuhnya. Mending kalau bisa bayar, k

Haris akan menggebrak

n banget ya jadi ora

masalah Mas Haris gak kerja. Sudah cukup dari uang pesangon kita gak dapa

ku yakin amarahnya sudah d

beranjak dari tempat duduknya kemudian berjalan ke depan. Terdengar

Awalnya aku memang sangat percaya padanya, mengingat bagaimana ia memperlakukan aku sebagai seorang istri selama ini. Namun, belakangan sikapnya s

dahulu. Tetapi alasan yang ia buat terlalu mengada-ada. Aku memang sangat mencintainya. Sungguh

rpisahan yang harus terjadi. Hanya satu yang aku syukuri saat ini, anak-anak tak ada di rumah ketika orang tua me

rapihkan semua sertifikat

IV/b. Sertifikat sertifikasi guru. Buku tabungan. Semuan

nekat dan memaksaku untu

an selain orang tua. Sedih rasanya jika harus mengabarkan perpisahan pada mereka yang suda

tor matic kesayanganku. Ya, motor ini yang

u, Pak," ucapku sam

terdengar jawaban salam da

umur yang sudah tua ini, aku masih bisa melihatnya. Meski badannya tak sesegar dahulu dan matanya tak

al yang sama. Mulutnya komat-kamit me

ak," s

nyanya. Tangannya tetap

nya yang teduh, tak tega aku menga

iri? Mana Haris?

selalu menjadi menantu kesayangan Bapak dan Ibu. Jika kam

uruh. Bersyukur Bapak dan Ibu tak

tur suara senetral mungkin. Aku tak ingin mer

ada masalah,

an Ibu ini? Serapat apapun aku tu

a kalian menghadapinya. Semuanya harus diselesaikan dengan kepa

Pak,"

ak dan Ibu. Selalu bersama sampai maut memisahkan. Namun,

*

menyampaikan maksudku datang ke kediam

n buku nikah kami. Entah kenapa tiba-tiba aku kepikiran buku itu. Walaupun belum jelas kami akan berpisah atau tidak. Bahkan masalah kami pun, aku masih memikirkannya. Hanya

bergegas ke kamar. Membu

mah kami bersama kartu keluarga serta kotak perhiasan y

yakin aman karena lemari ini selalu terkunci dan kuncinya aku pegang sendiri. Tak a

angnya benda itu

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY