img Ketika Suami Mulai Bosan  /  Bab 5 Menghadapi Rewelnya Si Bungsu | 7.81%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 5 Menghadapi Rewelnya Si Bungsu

Jumlah Kata:1364    |    Dirilis Pada: 07/12/2021

ia pergi seperti ini. Ah, sial! Aku tidak henti-hentinya mengumpat. Segera kucari ponsel Nisa. Kuperiksa saja sekalian barangkali saja dia meninggalkan jejak di sana. Di mana ponselnya aku teru

punya teman dengan nama Indri. Tidak ada salahnya bukan, kalau aku mela

ebentar,” ucapku, ini memang sudah larut malam a

ini dengan siapa ya?” Su

tahu keberadaan Nisa di mana?” Hening melanda, pe

? Masih ters

k, mau tan

k tahu di mana

urang t

k itu dengan istri saya? Ada perlu apa?” Lagi-lagi perempu

uan. Saya cuma mau curhat s

mengganggu waktunya, k

annya bukan kenapa dia malah terlihat tidak khawati

n di kamar Bapak, apa sama saya?” Su

h ya Bi karena istri saya yang perg

memang lagi ada perlu, ya sudah

Bi si

h lakunya akhir-akhir ini malah membuat emosiku. Semua berubah semenjak melahirkan Khalid. Sungguh aku seakan tak mengenal lagi Nisa. Sosoknya telah berubah

alaikum, N

ah, ada apa ya, tumbe

ar kalau Nisa ada di rumah. Kata

ama? Kenapa dia engga

gak usah nyusul ya. Besok Mama ke ruma

tu dong Mah Irw

ampur, tapi Nisa bilang

an bicara

Wan, hubungan kalian

temuin Nisa. Sekalian antar Khalid k

Wan, kas

nya Nisa ke

emput Khalid besok pagi,

lau begitu sa

lian, kalau ada masalah di selesaikan baik-baik. Ajak Nisa

-jelas anaknya yang salah, apa Nisa mengadu

sih nyam

Mah ma

t dia dari orok, jadi mama bisa tahu kalau anak mama punya masalah, tolong jaga Nisa ya Wan, mamah enggak tahu apa masalah kalian

ya sudah besok biar Nisa di sana dulu,

Khalid bagaiman

iin mamahnya, tapi sekarang

an bikin k

pa Irwan kan jug

wassalam

ummussal

dur di ranjang kami. Mengingat rewelnya dia tadi siang, rasanya aku benar-benar tak berguna jadi Ayahnya. Dia bahkan tak mau kugendong, jangan kan mau didiamkan yang ada tangisnya malah bertambah keras. Aku memang belum pernah menggendongnya sejak dia lahir. Berat badannya terlalu kecil tak seperti waktu Reina dan Raina yang berat badan dari l

nyakitin kamu.” Kucium kening bayi kecil ini, dia sedikit me

Khalid menangis cukup keras, membua

apa lagi

g, diam ya sin

ini bukannya diam

lama terdengar pintu di ketuk dari luar, gegas kubuka pintu itu, rupanya

Khalid h

Bi, biasanya Khalid enggak

kin enggak sampai nangis begini, karena ibunya sigap kasih A

ukan maksud menyinggung tapi t

un seperti ini s

pasti kebangun terus P

nggak perna

benar-benar tak mendengar tangisan Khalid sama sekali, pantas saja lingkar matanya kian hari bertambah hitam. Kupikir setelah kuberikan ART untuk membantunya membersihkan rumah sudah cukup nyatanya dia masih saja keteteran,

g lagi, lebih baik kusambangi saja ke kamarnya. Baru juga ingin membawanya

dia langsung meraih Khalid dalam gendongannya, di timangnya pelan-pelan hingga tangisnya sedikit mereda, perempuan paruh baya itu pun mend

bajunya dig

biar saya a

ma sekali kugendong. Sesampainya di kamar segera kuambil baju ganti untuk Khalid tidak lupa dengan minyak telonnya, sesuai pesanan Bi Sumi. Namun, sepertinya ada yang aneh. Kenapa juga di tumpukkan baju Khalid seperti ada plastik? Karena pe

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY