img Dikhianati di Ranjang Pengantin  /  Bab 1 berusaha keras menjadi tak terlihat. | 4.76%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca
Dikhianati di Ranjang Pengantin

Dikhianati di Ranjang Pengantin

img img img

Bab 1 berusaha keras menjadi tak terlihat.

Jumlah Kata:1899    |    Dirilis Pada: 23/11/2025

tasi. Jenderal Wirya Atmaja, si empunya nama, sedang mengadakan jamuan besar-besaran, menyambut para kolega militer dan investor

m yang sederhana-pilihan termurah yang bisa dia temukan tan

enarik perhatian. Tapi bukan itu yang Aurora takuti. Yang dia takuti adalah mata s

saudari tiri yang usiany

rahan yang dia lontarkan. Sabrina mengenakan gaun merah menyala, mahal, dan jelas-jelas sengaja menyaingi sem

h kehadiran Aurora di pesta itu hanyalah noda yang tak sengaja tumpah di karpet mahal. Setelah Jenderal menikah

endirian

s untuk dipercaya. Aurora menoleh dan melihat Sabrina

ahat, Sab," jaw

eral, kita harus tampil ramah," kata Sabrina sambil meraih gelas champagne yang Au

Aku nggak minum alko

i," desak Sabrina, kali ini menyodorkan gelas baru berisi cairan kuning keemasan yang terlihat seperti

ina kali ini, entah kenapa, tampak tulus. Tulus

h," bisik Sabrina, m

. Dia tahu ayahnya benci melihatnya murung. D

idahnya, tapi disusul dengan sensasi hangat yang aneh, berbeda dari alkohol biasa. Rasa h

berbalik pergi untuk menyambut dua orang peting

h ringan. Tapi sensasi ringan itu dengan cepat berubah menjadi sensasi be

ini? pikirnya sambil men

raksasa yang kehilangan kendali. Suara orang-orang berdengung, seperti kawanan lebah yang

armer dingin, berharap hawa dingin itu

di pinggangnya, membantu menaha

uara Sabrina terdengar panik, tetapi ad

ucap Aurora terbata, berusaha fokus pada

h lihat, dia pasti marah. Kita ke kamar kamu

Mereka berjalan perlahan, melewati lorong mewah yang dipenuhi lukisan-lukisa

rlalu efektif. Aurora tidak bisa berpikir jernih. Satu-satunya

jati yang diukir rumit. Kamar Aurora ada di sayap timur, lebih dekat ke tangga pelayan. Kamar ini-k

tirahat yang tenang. Kamar ini kosong. Ayo, m

dominasi warna gelap-marun, emas, dan navy. Kamar itu dipe

kan sinyal bahaya terakhir yang mampu menembus kabu

bali ke nada aslinya yang keras dan ding

a sudah direncanakan, dan kamu, Aurora, kam

. Senyum itu mengandung dendam selama bertahun-tahun, cerminan

-kata kejam itu, Sabrina sudah menin

a sen

. Sensasi panas di tubuhnya kini tidak lagi pusing, melainkan berubah menjadi hasrat yang tak dapat dijela

uhnya jatuh ke atas seprai sutra hitam yang dingin. Se

angan gelap me

erlalu tenggelam dalam kabut hasrat yang menyiksa. Dia hanya mel

luhan. Wajahnya diselimuti bayangan, hanya matanya yang tajam dan gelap yang terlihat. Aurora tidak bis

lari, berteriak, atau minimal menutup dir

" Aurora berhasil ber

pi ranjang, menatap Aurora yang kini tak lebih d

uasi yang sudah tak bisa diselamatkan. Air matanya mulai mengalir, bukan ka

, dan kepanikan bercampur menjadi satu. D

ngar berat, seperti dia juga terjerumus dalam masalah yang tidak dia inginkan. Tapi dia

musk maskulin yang kuat, sentuhan tegas yang tidak memberi kesempatan, dan rasa sakit yang dengan c

k dari sela-sela tirai tebal mem

m, seperti dia baru saja ditabrak truk dan ditinggalkan di te

untuk menyadari dirinya tida

ampak kusut dan memiliki lipatan yang tidak seharusnya ada. Ada aroma pa

istrik. Sensasi panas. Sabrina. Gel

gera bangkit, gemetar ketakutan, dan menyadari bahwa dia be

akannya dengan tergesa-gesa. Air matanya mengalir deras, membasahi

kotor. Aku bena

mutar kunci. Terkunci. Dia mengetuk, memukul-mukul pin

apai puncaknya, pintu

sendiri. Di belakang mereka, berdiri dua orang pengawal pribadi Jendera

u, keras, dan penuh amarah. Matanya gelap, menatap Aurora s

ina, acting terkejut luar biasa. Suaranya diatur pada nada p

idak memeluk. Justru, dia meraih seprai sutra

si pria itu), dia pergi pagi-pagi sekali karena ada urusan mendadak

han, putriku! Kenapa kamu senekat ini,

ku. Dunia te

unci, tentang tipu daya Sabrina. Tapi suaranya tercekat. Bagaimana dia bisa membela diri k

ih Aurora, menatap ayahnya dengan

-nyala. Dia melihat ke belakang Aurora, ke arah kam

berbahaya, dan mematikan. "Saya besarkan kamu dengan kehormatan. Saya berikan kamu segalan

Aku tidak ta

mu putri yang murahan!" Jenderal Wirya melangkah maju. Ekspresinya tidak menunjukkan

nggelengk

juga selamanya. Bawa dia keluar dari rumah ini! Jangan biarkan dia

gkeram lengan Aurora. Kekuatan mere

ng melakukan ini!" teriak Aurora, berusaha meraih tangan a

a melewati lorong-lorong megah yang tiba-tiba ter

nyum kemenangan yang dingin dan kejam. Senyum y

ah. Dia diseret keluar, hanya dengan gaun hitam yang terkoyak

osot ke tanah. Tangisan histerisnya perlahan mereda, diga

ta, memeluk lutut

anmu, Sabrina. Dan aku akan mencari si

ang lama mati, digantikan ole

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY