img Bukan Rahim Istriku  /  Bab 3 Anak Dalam Rahim Simpanan | 20.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3 Anak Dalam Rahim Simpanan

Jumlah Kata:1626    |    Dirilis Pada: 10/12/2021

n hanya istri yang memaafkan dan menerimaku apa adanya, sebentar lag

kkan kepala di lenganku. Jujur saja ada keraguan mantra yang yai ber

ari ini. Sekarang kami sama-sama lelah, dan saling berbicara hangat seperti biasa. Mungkin ini l

ee

tnya lagi? Karena itu akan menjat

ya begitu? Apa Papa

gkuh tubuh Risa. Kutunjukkan betapa aku menci

*

ku yang tetap bersama Risa dengan pengharapan mendapat keturunan suatu ha

mbereskan barang. Sedang aku duduk di sofa dengan secangkir kopi buatann

lihat aktivitasnya seperti waktu di mess dulu. Setidaknya aku akan tenang, wanita itu t

an tanpa ragu mendekat padaku di sofa. D

erut Nia." Tangan Nia meraih tanganku unt

" Kuusap permukaan yang terasa licin it

. Wajahnya ber

a, Nia. Sebulan lagi, janin i

ut. Jika dilihat dari dekat dia ini cantik sebenarnya,

Nia pasti kelihatan besar. Ditopang korset pun

Ter

." Wanita itu mengucap ragu. Sedang aku tetiba

eh. Nia tau Mas pasti selain pulang ke rumah orang tua M

pertama pun aku siap mengantarmu pulang ke kampung." Kutarik bibir ini membentuk sebuah senyuman, b

u tersenyum simpul. Tertangkap

*

, kulihat Risa tampak ge

ekati wanita yang telah be

Pah. Badanku g

at saja. Kenapa ma

, Papa be

ti aku ambi

Melihatnya yang terus memegangi perut, aku jadi ingat bahwa usi

asih terlihat gelisah. Sekitar lima belas menit berbaring dengan posisi tak menentu, wanita itu akhi

ngar saat suapan ketiga masuk ke mul

berkali-kali karena panik.

" tanyaku padanya yan

pnya sembari membuka han

." Mataku melebar sem

?" tanyanya deng

g. Ayok kita ke atas kasur dulu

egah. Apa ini efek maag yang kuderi

ak mungkin aku mengangkat panggilannya di saat Risa sedang panik-paniknya. Istri

______

apnya sembari membuka ha

." Mataku melebar sem

?" tanyanya deng

g. Ayok kita ke atas kasur dulu

egah. Apa ini efek maag yang kuderi

apa." Aku m

ak mungkin aku mengangkat panggilannya di saat Risa sedang panik-paniknya. Istri

ak bisa dikatakan jauh. Mau atau tidak,

ng nyaman, aku mulai bertan

asanya

pelan dengan sedikit meringis. Entah kesakitan atau bagai

, Sayang. Kita perik

ah? Bukan dok

," ucapku tak ingin membuang waktu memastikan jani

angguk

Hari ini bahagia. Besok aku juga akan bahagia. Akh

rurat untuk membawanya segera pergi memeriksakan diri. Sepanjang jalan berkali-kali

Kenapa ke bidan?" Risa protes begitu mo

maksa. Tidak ada gunanya menjelaskan banyak hal yang mungkin mem

asien. Setelah mengecek air seni, benar Risa hamil. Ia terke

ku hami

n berpura-pura terkejut

n dengan USG. Kulihat kening bidan itu mengerut. "Mbak

, Bu B

rusnya berat segini masuk usia 6 bulan." B

an karena ovum yang tak dibuahi Bu

tkan alis. "Memangnya Ibu Risa

itu mendesah. "Ya sudahlah. Yang penting bayinya seh

a,

*

Risa. Aku jadi sering disanjung karena akhirnya bis

menghindarinya, dan menjaga Risa yang kini tengah hamil. Aku bahkan menyewa rumah baru agar Nia tidak bisa menemukanku. Malas saja rasanya melihat Nia

ah pulang dari apotik membelikan vitamin dan susu ibu hamil Risa yang habis, motor yang kukendarai t

eorang wanita

on itu. Wanita itu hanya menggunakan daster yang kelihatan lecek. Ada beberapa berc

run dari motor da

menjauh dari rumah dengan memb

suara serak. Aku tidak mengerti dari mana dia tahu? Apa

g kamu b

ura-pura." Nia

akut Risa tahu, aku memaksanya naik

jalan aku berusaha menenangkan Nia agar dia percaya. Tapi tak ada jawaban. Sebenta

. Ke mana perempuan itu? Apa dia marah dan turun di jalan tadi? Jelas-jelas dia

dan sepi. Akhirnya kuaktifkan ponsel, banyak pesan masuk dan tak kupe

pria. Memastikan Agus sudah mengkhianatiku. Namun, b

apa hapenya g

gnya k

mah lagi!" Agus

ngung. Baru datang ingin menu

uh diri semin

pa

yang mene

SAM

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY