img PATUNG KUDA DI RUMAH MERTUA  /  Bab 2 Keras hati | 10.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 2 Keras hati

Jumlah Kata:986    |    Dirilis Pada: 22/12/2021

DA DI RUM

a

s Roni dengan semakin menger

Buat Roni, menikah cukup sekali seumur hidup, dan itu harus dengan or

t perkataan Bapak. Tapi demi Ibumu, yang merengek setiap hari

akan pergi dari sini. Roni tak butuh kekayaan ini, Roni hanya i

egitu besar cintanya padaku, hingga dia rela meninggalka

apak mencebikkan bibir

tatus istri Roni. Dewi sudah jadi anak mantu kita Pak. Ibuk gak mau, Roni pergi l

ancurkan batu sekeras karang. Seperti Bapak, yang

sayang Ibumu denganmu, samp

lu meninggalkan kami

sampai mengigau, kamu ingatkan, sejak kecil Bapak yang paling menyayangi kamu. Bapak seperti itu,

oni. Yang sepertinya juga keras hati. Ibuk s

dah siap," kata Bik

tar lagi kami tu

hari ini Bapak tetap tak bisa menerima perni

engkan kepala begitu

asalahkan kata-kata Bapak. Sepertinya b

Pasti kalian juga capek, sia

an tubuhnya masih bugar. Di usianya yang tak lagi muda. Aku mengaguminya, saat pertam

in, tanpa ekspresi. Kami makan tanpa obrolan, senyap. Rumah yang besar ini, jadi

luar rumah. Tak tau kemana. Aku masih merasa kikuk. Aku

saja." Bik Jum berusaha

." Aku tetap

asa kaku disini. Anggap saja rumah

lu. Ibuk tinggal dulu ya, Ib

g berlalu ke

TIKA D

kontrakan kami. Jendelanya langsung mengarah ke ara

na. Disamping rumah terdapat beberapa tanaman bunga hias yan

hat raut wajah mereka yang tegang. Mudah-mudahan mereka tak melihatku

engalihkan pandangan ke arah jendela ini. Jantungku berde

ri kamar mandi, merasa heran melihatku, yang

ng berjalan ke arah kamar mandi. Mal

Kami menaiki angkutan umum tadi, berjejalan di dalamnya membuat tubuhku terasa

ni. Selama ini mas Roni tak bercerita banyak tentang keluarganya. Aku menge

ua yang ingin mengadopsiku. Tapi menurut bu Yanti, aku tak pernah mau. Selalu sembunyi, setiap ada orangtu

ua yang jatuh hati. Ingin aku jadi anak mereka. Tapi entah kenapa, hatiku tak ingin memiliki k

ni dari luar kamar mandi,

eras. Suaraku beradu deng

" Dia mungkin khawatir, melihatk

" sahutku. Kup

alan ke rumah teman Mas," kata suamiku

ngantuk." Aku memang

luan ya. Mas, mau ke rum

," kataku, kuedarkan pandanga

sakan tak nyaman, sepe

apa?" Matany

hatiin," kataku agak berbisik. Seakan-akan

sudah tidur gih. Apa perlu, Mas

angnya, untuk menutupi perasaa

TIKA D

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY