img Anakku Menjadi Saksi Mata Perselingkuhan Suamiku  /  Bab 5 Perasaan Ibu | 5.43%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 5 Perasaan Ibu

Jumlah Kata:1417    |    Dirilis Pada: 23/12/2021

TEH

A

r yang bisa sedikit saja men

nya cocok dengan Cahaya? Tolong, Bun. Pikirkan anak kita, anak satu-satunya yang kita miliki saat

ri sini. Aku nggak mau, Mas, Caha

mu juga cocok dengan Rosa, malah berulang kali aku dengar kamu memban

cuni pikiran Cahaya, aku udah nggak su

mi kenyamanan bersama, kalau memang kamu bersikera

ka basa-basi!" teg

u syarat, kamu harus berhenti mengurusi pekerjaanmu, bekerjalah dari rumah

tu urusan butik dan itu mengharuskanku untuk datang langsung, belum lagi jika ada jadwal tentang kontrak kerja sama dengan designer, model, dan beberapa klien lain. Bukankah dia juga tah

ini, kamu juga sudah tau 'kan alasannya?" ka

t, besok aku harus bekerja keras memutar otak untuk kemajuan Resto, selamat

ngistirahatkan tubuh dan pikiranku aga

encananya akan diadakan meeting dengan klien yang terlibat

ngan pejabat, abdi negara tentu saja untuk

idaknya lima orang rekan lainnya. Bisa dilihat dari situ bukan? Keuntungan yang akan aku dapatkan, itulah s

ng lumayan hasilnya. Asal kita percaya, produk

mempermasalahkan selama kualitas ter

ku hadir esok hari

ku bisa meyakinkan mereka untuk datang

emberikan kesan dan nilai plus untuk citra butikku j

ntukku dengan cepat menyerang. Sepertinya juga p

tuk menghadiri meeting hari ini di butik. Sedangkan Mas Fengky juga sud

s mentega, tumis kangkung, ikan gurame goreng dan sambal ba

k-kanak. Rambutnya dicepol lucu sekali, terlihat rap

kan dulu, Nak," sapaku pada Ca

a tersenyum manis sambil

ebagai kepala keluarga bak di sine

nyaku sambil mengambilkan setenga

," jawab Ca

ah Cahaya. Ia mondar mandir mengisi botol air minum

kan mengantar Cahaya ke sekolah, yang berad

kata Cahaya meraih ta

kepalanya, dan membelai rambut

pengen dibawain apa?" tanyaku menatap bola matanya

sah, deh, Bunda,

n sama Bunda, ya, Nak?" ajakku yang dibalas

osa dan Cahaya aku antar sekalian, 'kan searah," uj

reka pulangnya gima

bisa, lagian juga dekat,

e motor aja, jadi Cahaya nggak pe

asan. Meskipun tergolong dekat, namun tetap saja

mengedikkan bahu, t

si untuk mengambil matic yang me

asam, bahkan senyum yang d

anya berangkat, aku menyusul men

a saja launching besok berjalan dengan su

ukul 15:55 WIB. Sudah cukup larut aku berada di sini, sudah

an Cahaya. Hendak masuk ke dalam mobil, aku melihat seorang perempuan setengah baya yang kutaksir usianya tak jauh berbeda dengan ibuku, perempuan itu

ringat dengan ibu, kuha

pa ini?" tanyaku

ama mainan anak kecil, Nak

ak tega melihat penampilan ibu tersebut, bajunya

mastikan bahwa telinga

Nak?" tanyanya denga

ku sembari membantunya memasukkan

nyak udah mau melariskan dagangan ibu, Nak,"

mong ini anaknya, ya ,Bu

aya, Nak," ujarnya

, usia ber

ir enam bulan ini ia tak minum susu karena ibunya pergi saat Vano berusia

Bu? Maaf, ya, kalau saya l

ano ini sungguh menggemaskan

a perg

han jiwaku ... seperti itu ku

ku menghentikan per

mengerti, ia tak menggan

sampai kok, Nak. Tunggu, ya

uku untuk menagih janjinya ba

ak saya sudah menunggu di rumah," pamitku seraya menyerahkan

, Nak. Biar Allah swt yang akan balas semua," kata Ibu itu yang terdengar samar di telingaku

ya menungguku terl

ya, bersyukurnya aku masih diberi kesempatan w

dia mau menelefonku. Biasanya ia jarang

u Cahaya yang menghubungiku hanya

i dan dibutuhkan oleh buah hatinya sudah m

ar

*

a sampa

img

Konten

Bab 1 Awal Mula Bab 2 Curiga Bab 3 Minta Uang Bab 4 Terisisih Bab 5 Perasaan Ibu Bab 6 Sokongan Dana Bab 7 Mulai Menyadari Bab 8 Suara Desahan Bab 9 Lampu Merah Bab 10 Menggagalkan Rencana Bab 11 Pengakuan Gilang
Bab 12 Pesan Rosa
Bab 13 Gagal Minum
Bab 14 Teh berbahaya
Bab 15 Gagal ena-ena
Bab 16 Rosa Pulang
Bab 17 Sedikit Bermain
Bab 18 Ngobrol Santai w Rosa
Bab 19 Informasi Gilang
Bab 20 Pinjam Uang
Bab 21 Kecemasan Rosa
Bab 22 Cahaya Murka
Bab 23 Kantong Belanja
Bab 24 SkinCare Rosa
Bab 25 Nayla Curiga
Bab 26 Rindu Cahaya
Bab 27 Kedatangan Bu Wak
Bab 28 Tentang Ayah Vano
Bab 29 Bersekongkol Dengan Gilang
Bab 30 Mengerjai Mertua
Bab 31 Penggerebekan
Bab 32 Sanksi Sosial
Bab 33 Kedatangan Carissa
Bab 34 Tanda Lahir
Bab 35 Kenyataan Begitu Pahit
Bab 36 Terbongkar
Bab 37 Pernikahan Rosa
Bab 38 Bersama Cahaya
Bab 39 Tes Psikologi Cahaya
Bab 40 Kondisi Cahaya
Bab 41 Operasi
Bab 42 Tindakan
Bab 43 Menyusun Strategi
Bab 44 Operasi Cahaya
Bab 45 Nayla Terpuruk
Bab 46 Sidang Pengadilan
Bab 47 Pembelaan Frengky
Bab 48 Pengakuan Rosa
Bab 49 Dendam Rosa
Bab 50 Bukti
Bab 51 Keputusan Dokter
Bab 52 Mimpi Nayla
Bab 53 Kemunculan Hendra
Bab 54 Kepergian Cahaya
Bab 55 Belajar Ikhlas
Bab 56 Mencari Hendra
Bab 57 Bertemu Hendra Dan Rosa
Bab 58 Hendra Bertemu Vano
Bab 59 Bu Wak Murka
Bab 60 Frengky Tertabrak
Bab 61 Kondisi Rosa
Bab 62 Mengerjai Frengky
Bab 63 Kehadiran Gladys
Bab 64 Rasa Lama
Bab 65 Kekasih Reno
Bab 66 Rencana Pertunangan
Bab 67 Bukti Akurat
Bab 68 Gladys Misterius
Bab 69 Mencerna Bukti
Bab 70 Misteri Ponsel
Bab 71 Tentang Vano
Bab 72 Dilamar Hendra
Bab 73 Pesta Pertunangan
Bab 74 Gladys Aneh
Bab 75 Pengakuan Gladys
Bab 76 Bu Wak Kenapa
Bab 77 Misteri Kematian
Bab 78 Kisah Kelam
Bab 79 Anak Perempuan
Bab 80 Di Luar Ekspetasi
Bab 81 Pertunangan Berujung Murka
Bab 82 Pengakuan
Bab 83 Akhirnya Mengaku
Bab 84 Menemui Rosa
Bab 85 Mengobrol Dengan Rosa
Bab 86 Persepsi Nayla
Bab 87 Pernikahan Gladys
Bab 88 Melamar Nayla
Bab 89 Keputusan Nayla
Bab 90 Suara Wanita Mencurigakan
Bab 91 Akhir Kisah
Bab 92 Epilog
img
  /  1
img
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY