img Asmara Mendendam  /  Bab 2 Pria Bernama Ari | 11.11%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 2 Pria Bernama Ari

Jumlah Kata:1461    |    Dirilis Pada: 31/12/2021

it itu sudah cukup menyegarkan udara serta menyeruakkan aroma tanah basah. Ne

di pertigaan jalan. Demi melihat senja yang beranjak menggelayut manja di ufuk barat, Nezza mempercepat langkahnya. Ia ingin cepat

rja, akhirnya Nezza mendapat kesempatan itu. Meski berpasang-pasang mata sombong dari teman hingga tetangga meremehkannya, Nezza bersyukur mendapatkan kerja dengan jerih payahnya se

ezza berharap apa yang diyakini oleh Pak Hasan menjadi kebenarannya. Bahwa hantu itu tid

at biru muda yang manis. Sejenak Nezza terbersit, apakah ia salah rumah. Namun keraguannya musnah karena yakin letak rumah sudah sesuai dengan ancer-ancer yang diuraikan oleh Pak Hasan d

ulkan kesan menakutkan pada rumah dan kos Pak Ruslan. Pekarangan rumah bersih dan tertata cukup apik. Di teras rumah tersedia beberapa kursi tamu lengkap dengan mejanya. Ada pula semacam gazebo sederhana beratap seng yang terletak di tepi timur halaman. Gazebo itu dilengkap

seng itu tertempel sebuah kertas yang bertuliskan “Maaf bel sedang rusak”. Ketika Nezza hendak mengetu

a menyentuh gendang telinga Nezza. Sesaat ja

elinglungan, mendadak pria asing itu mencondongkan tubuhnya untuk mendorong pintu. Akibatnya tu

os kan?” ucap pria asing se

ngkel, ia menurut juga. Ia ma

up kembali ya,” ujar pr

untuk menutup pintu. Selarik senyum tergores di b

umah. Nezza menduga bangunan rumah itu merupakan rumah utama keluarga Pak Rus

eh duduk juga. Aku

langsung masuk ke sebuah ruangan. Tak berselang lam

ng. Sempat terlintas pertanyaan konyol bin tidak penting di dalam ceruk kepala Nezza. Kenapa tuan rum

u untuk mengamati sekeliling. Meskipun rumah sangat sepi senyap, entah mengapa Nezza mera

itung jumlah kamar, ia mulai mengamati perabot-pera

ya langkah kaki mendekat. Seorang wanita paruh baya menghampir

utur wanita separuh baya seraya menata gelas minuman dan toples makanan di at

a, Bu,” jawab

tentunya,” ucap Bu Ruslan memperkenal

ezza menyambut ulur

tanya wanita itu dengan senyu

Besok hari pertama sa

tanya wanita itu denga

a Bu, yang letaknya di de

n waktu. Suasana rumah yang tadinya sepi senyap bersalin perbincangan seru dan me

sampai Nak Nezza seperti membeli kucing dalam karun

Ruslan menjelaskan secara detai

erupakan rumah utama keluarga Ruslan. Sementara pintu rumah yang tersambung ke ruang keluarga tadi adalah pintu samping. Kemungkinan pintu samping itu difungsikan untuk memantau para pengh

ada berderet-deret kamar kos berjumlah lima kamar menghadap bara

an musala tersebut terdapat taman kecil. Berbagai tanaman tersusun apik di dalam pot-pot yang beraneka ragam

Nak,” ucap Bu Ruslan setelah se

uang keluarga di rumah utama. Sesampainya

a seperti Rahma yang kemarin juga ke sini,” ucap Bu Ruslan memulai pe

up-nutupi keadaan dengan basa

zza harus kerja kan? Tapi apa Nak Nezza ini sudah tahu

ezza memberikan jawaban, lengkingan suara batuk menggema. Walau tidak ber

n sudah memutuskan untuk tetap kos di sini,”

eputusan Nak Nezza….,” ka

Tidak usah sungkan-sungkan. Ibu tidak akan mencegah,” lanjut

, tadi kamu sudah berkenalan dengan Ari bukan?

ambang. Karena tanpa izin kesadaran

tunggal Ibu,”

ut,” imbuh Bu Ruslan menyelidik s

alimatnya. Dirinya kok bisa-bisanya merasa ke-pede-an kalau sam

kamu ya?” potong Bu Rusl

anggapi dengan

Takutnya ada yang bocor. Apalagi seminggu terakhir sering huja

i menyembul. Tak berselang lama, Ar

n ya?” pungkas Bu Ruslan sambil melangkah ke ruang yang dapat dipast

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY