img Ingin Tenang, Dengan Menumpang  /  Bab 1 Kedatangan Kak Deli | 4.76%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca
Ingin Tenang, Dengan Menumpang

Ingin Tenang, Dengan Menumpang

Penulis: KhaRa_Asha
img img img

Bab 1 Kedatangan Kak Deli

Jumlah Kata:1539    |    Dirilis Pada: 02/01/2022

muanya selesai tepat waktu sesuai perkiraanku. Mengamati dan memastikan kembali keadaan rumah, rasanya senang

ru saja selesai ditata rapi sesuai tempatnya. Ku lepas rasa lelah dengan duduk bersandar di kursi. T

asyim–Suamiku dan Zio–Anak Bungsuku pergi bersama-sama mengikuti kegiatan gotong royong. Hari ini semua w

erbelanja, luapan air selokan masih menggenang setinggi mata kaki di depan gerbang masuk komplek. Menurut infor

il beberapa buah es batu kecil kemudian memasukkannya ke dalam gelas. Samar-samar terdengar s

Kini terdengar suara s

ihat dia mematikan televisi, kemudian beranjak pergi ke pintu depan. Ruang keluarga dan d

?" Sesaat hening, tak terdengar jawaban apapun dari lawan bicara Nisa.

mobil travel yang mengantarnya. Biasanya dia ke sini bersama

atangan Tantenya. Kureguk es teh manis hingga tersisa setengah gelas, setel

n kurus banget. Nggak bagus tahu, kurus kayak gini!" Teganya Kak Deli mengomentari tubuh Nisa. Seola

dari kampung, kasih sana ke

ar apapun, aku men

ik Kak Deli pada Nisa. Aku tersentak. Sebenarnya apa yang te

pertama terlihat adalah raut wajahnya yang murung dan juga kesal. Anak per

Nisa bantu angkat tadi, ternyata berat banget. Jangan

hanya ingin liburan saja. Aku terus menduga-duga, apa sebenarnya tujuan kedatangan Kak Deli ke sini. Semakin d

nya setelah kondisi kesehatan Ibu semakin memburuk. Dari hasil usaha w

bu kami sudah wafat 10 tahun yang lalu, sedangkan

uyar, saat Nisa meny

r Nisa, tida

ang! Mamak

nget, ya? Nyinyir banget sih mulut Tante Deli, Nisa nggak suka!" Setengah berbisik Nisa berbicar

tiga kali dari hidung, dan hembuskan dari mulut. Ucap Istighfar sebanyaknya dalam hati, terus … kasih deh se

adaku, memberikan satu bungk

tidak apa isinya?" Pasti dia mengira isi plastik ini jajanan kampung kesukaannya. Camilan ada

ggak perlu bikinkan Nisa camilan lagi." Tuh kan benar dugaan ku. Belum lagi sempat menjawab, Nisa

sebentar. Mamak mau ganti baju dulu!" Nisa mendengus kesal, t

rol dengan Kak Deli. Entah apa yang mereka bi

entak saat hendak melangkah keluar kamar, tiba-tiba saja Nisa sudah menghadang di de

nannya diangkat setinggi dada menadah padaku, sedang tangan kirinya berkacak pinggang. Tingk

dapur." Tanganku menunjuk ke

anmu. Itu oleh-oleh bisa dimakan nanti saja, tun

, ya? Nisa tidur sama adek Zio aja, ya, Mak?" Mulut Nisa mence

a segera menyingkir dari depan pintu kamar. Nisa memasang raut waja

uk santai di sofa. Sepertinya tengah

sebelum keberangkatannya, bila ingin mengunjungiku di sini. Tadi malam, setelah adzan isya berkumandang

dah marah dan keras kepala, membuatku berpikir berulang kali untuk bertanya. Daripada nant

hal ini pada Bang Hasyim. Dia hanya mengangguk saja, tand

beresin dapur, mumpung hari minggu," celotehku pada Kak

ah siap, kan? tanya Kak Deli tan

n pelanggan, rencananya nanti sore baru diambil pemiliknya, Kak!" Aku tersenyum kecut, saat

istirahat dulu, capek banget rasanya!" Pandangan Kak Deli tak lepas dari layar po

minuman yang dimintanya, malah menyuruhku bilang ke

Deli. Raut wajahnya tak menunjukkan kelelahan, penuh senyum seperti sedang kasmaran. Dengan panda

botol dan menuangkan isinya ke dalam gelas. Di atas nampan bermotif bunga,

ku gamisku. Di layar terlihat ada pesan masuk, rupanya dari B

tera nama Bang Anto, namun tak langsung ku terima panggilan teleponnya. Aku bergegas

nte Deli di kamarmu, ya. Jangan l

n di tanganku, kemudian melangkah pergi menuju kamarnya. Alhamdulillah, aku sa

rku. Jemariku menggeser tombol hijau di layar ponsel, setelah

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY