img Love a Sweet Psycho  /  Bab 5 Hanya Permainan Belaka | 22.73%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 5 Hanya Permainan Belaka

Jumlah Kata:1251    |    Dirilis Pada: 18/01/2022

Dia menatap pria itu dengan napas yang mulai be

ita lalunya, kenangan gelap yang selalu menjadi mimpi buruk. Karena jika ada, mimpi itu pasti akan kembali, mau tak

lanjut Hun yang membuat ia akhirnya bisa sedikit bernapas lega, setelah tanpa sadar menahan napas tad

Tuhan, karena aku sendiri juga tak tahu. Lalu aku, adalah orang yang sangat setia dan bisa melakukan apa pun untuk sesuatu yang kusayangi. Jadi

Arin temukan nada bercanda, dan semacamnya. Kedua pasang netra itu hanya saling menyelami, saling ma

,” tutur Arin pada akhirnya, membuat tata

inkanmu, Arin, aku

rol lagi, saking perasaannya yang sudah bercampur aduk, tak bisa dipisahkan. Hun

aruh dengan temanmu, untuk mengerjaiku, atau kau hanya bersenang-senang dengan semua ini, yang pasti aku buka

a itu, dan termenung. Lantas menganggukkan kepala p

s itu kembali mengerti. Tapi seperti yang ia duga, Arin hanya menatapnya muak, sudah terlanjur tak percaya karena semua luka yang pern

dan menganggukkan kepala se

bersama nanti, Arin, karena aku memang tak akan pernah membual dengan kalimat yang keluar dari mulutku,” t

,” pamit Hun yang belum juga ditanggapi oleh Arin, masih kebingungan dengan situasi yang dihadapinya, kalap d

lang setelahnya, meninggalkan Arin yang bahuny

Tapi jelas tidak. Ia membuka mata dengan hati yang masih merasakan luka—yang sebenarnya juga masih bingung hendak percaya a

kini tergantung bagaimana Hun memperlakukannya. Karena sekarang hanya dia yang jelas akan mendominasi kisah hidup Arin, entah dia bisa memper

*

a puluh kalinya. Arin rasa ia pasti bisa menangani masalah ini, karena ia pun nyatanya sudah berhasil di titik ini, melewati masal

ling ingin ia hindari, Hun. Meski ia sudah berusaha memunggunginya, Hun dengan tak lelahnya m

. Kita bisa memakannya saat istirahat nanti,” ujarn

eranjak dari jongkoknya, berjalan memutar dan kembali berjongkok di hadapan Arin, yang ma

irnya ikut telat bersamamu. Jika kamu tak kunjung nampak di mataku, aku juga akan memutuskan membolos, dan pergi ke rumahmu. A

tak terusik, akhirnya menghentikan aktiv

ta bahwa ia ternyata sedang membuatku menjadi bahan taruhan, di mana pernah dibohongi oleh teman perempuan yang akhirnya mengajakku ke hutan dan membuat

rnah bisa mempermainkanku, yang sudah pernah melewati itu semua,” ujar Arin hampir tanpa bernapas, berucap dengan menggebu-g

apnya tajam tapi sudah berkaca-kaca hebat. Arin mengalami trauma. Ia ingin melindungi dir

re

yang anggang-anggang di pelupuk mata, akhirnya ter

ak sanggup mendengar kata minta maaf dari seseorang, atau perlakuan yang bersifat menghiburnya seperti ini, itu

a mendapatkan balasan setimpal,” gumam Hun yang membuat Arin tertegun di tengah tangisnya. Nada super dingin itu

rak yang lebih dekat, membuat gadis itu melebarkan matanya yang mas

nan memabukkan, membuat Arin kembali merasa terhanyut oleh netra itu. Sampai tangan Hun yang

ian … p

e cont

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY