img IZINKANLAH AKU MENCINTAIMU  /  Bab 7 Cincin | 14.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 7 Cincin

Jumlah Kata:1063    |    Dirilis Pada: 25/01/2022

rjal dan berliku. Kupikir, Mas Gaza adalah laki-laki pertama d

g bisa kecuali Dia. Sekuat apa pun aku mengg

ntuk sekadar menangisinya. Lelah, cape

soal video itu. Karena itulah mereka berpendapat, menerka-ner

yak orang akan menerka-nerka apa yang terjadi. Kamu le

tak ada yang membocorkan masalah ini. InsyaAllah Rania bisa menghadapi." Mas Alif yang menjawab permintaan Mas Azka, sementar

an Gaza untuk mengurus perusahaan keluarga, Ka. Seb

entara aku, tak memiliki kecerdasan sampai ke situ. Aku sudah sangat bersyukur bisa mengembalikan modal usaha dari Umi

asih di samping ibu, diam mendengarkan. Sepertinya ibu tahu apa yang

" Umi masih terus bertanya. Sementara Abah tak terlalu banyak bicara seola

ki sederhana. Itu pun kalau nantinya Rania menerima. K

b pertanyaan Umi tanpa meno

. Umi nggak tega dia kamu ajak tinggal d

a Rania mau, yang pasti jika

mu cemburu pa

menggeleng sem

kankah Mas Gaza yang

. Ternyata ditolak itu menyakitkan apal

za di sini?" Umi terus mencecar, na

juga menjelaskan jika

i diam tak

mi nggak mau Rania kenapa-napa di luar san

mempermalukan Umi lagi. C

angiskah dia? Tapi kenapa dia sampai m

ini aku nggak akan m

sendu dan pilu. Hingga akhirnya Mas Gaza membiarkanku me

api tak apa, mungkin itu membuktikan bahwa dia bukanlah laki-laki tebaik untukku,

tku. Pikiranku tak tenang. Benar-benar kacau. Entah mengap

namun dia bilang sudah beberapa kali bertemu

ak ikut serta, entah kemana dia. Kudengar laki-laki mengungkapk

mu mau menikah denganku, benar?"

mengangguk

istikharahm

dari ibu. Ibu merestui, Umi pun sama. Itu sudah cukup. Apalagi aku tak ing

juga memintaku untuk meminang. Iya, kan?" Senyum tipis itu kembal

ak banyak barang yang kubawa untukmu. Ha

s. Buat apa buku ke

" ucapnya lagi, ak

itu, nanti setelah kita sah menikah. Bersab

uranganku. Kalau kelebihan, sepertinya

tah apa yang sebenarnya mereka tutupi. Aku yakin,

bar dulu, aku ingin membelikanmu sebuah kalung sebaga

uat malu keluarga!" Abah bicara sedikit membentak. Tak pernah kudengar Abah semurka ini.

serumit ini? Mas Azka tak menjawab. Dia

ku tak akan pernah m

sudah mema

u ini." Ibu menengahi. Ada gurat bahagia dan lega di wajah laki-laki itu. Dia

ekecilan. Aku hanya mereka-reka ukuran jarimu. Katakan pada para penggunjing itu, kamu baik-baik saja

pku. Kata-kata yang keluar dari bibirnya membuatku merasa istimewa. Tak te

mana,

iasa, namun membuatku merasa begitu berharga. Rasanya,

*

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY