img Kisah Cinta Di Negeri Gaib  /  Bab 6 Perjalanan Menuju Alam Gaib | 15.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 6 Perjalanan Menuju Alam Gaib

Jumlah Kata:1610    |    Dirilis Pada: 26/01/2022

rnya bisa ketakutan Afifa. Tapi, berapakah umur Afifa sehingga aku tida

kamu?" jawab Aqeel dengan santai dan

k," jawab Afifa d

menung sejenak, dia sepertinya agak bingung dengan pertanyaan yang satu ini. Ah, aku harus lebih hati

m lega dengan pertanyaan Afifa sendiri yang menjawabnya, 23 tahun. Aq

temukan. Mari kita kesana, Fif?" ajak Aqeel dengan harapan Afifa meny

akannya

di

lai dirasakan Afifa me

sebenarnya? Apa yang harus aku lakukan? Aku harus melakukan strategi agar dia tidak membawa aku. Sepertinya dia mempuny

u tidak akan mencelakai kamu atau pun merugikan kamu." Panggilan dan penje

bilang sedang tersesat dan singgah disini, Kak?" tan

u kagum. Dan di sebuah hutan ada desa yang jarang orang tahu karena terisolasi. Aku berniat mengajak kamu kesana, karena kamu pasti suka. Bisakah kamu memaafkan aku atas kebohongan dan menerima niat aku, Fif?" jawab Aqeel, membuat Afi

, Kak? Tidakkah kamu tahu malam sudah sangat larut, bahkan beberapa waktu lagi pagi, Kak?" Afifa dengan berbagai alasan untuk menolak Aqeel. Tujuan Afifa menolak dengan pura-pura menujukan kekecewaan karena s

ngan kirinya dengan erat saat Afifa berniat kembali ke tenda. Berh

ini, selain puca

g Afifa semakin erat, dan tidak mau melepaskan. Saat balik

aku kemana, Kak? Kamu

mperkenalkan desa tempat ting

in sedih. Pagi hari juga dia berniat menyetujui keinginan Andrian. Karena selain dia sudah cukup usia untuk menikah, juga karena sudah lama mengenal Andrian. Aka

lama-lama. Takut teman

Afifa mengikuti Aqeel masuk dalam hutan. Hati Afifa bertanya-tan

kebohongan Aqeel belaka? Tapi jawabannya seperti meyakinkan hati. Aku pun menjadi semakin pen

n Afifa, dia memberi tanda jalan dengan menjatuhkan kalung mutiaranya satu persatu, dan ranting pohon secara kombinasi sebagai petun

ng kamu sebutkan, Kak? Sepertinya tempat y

rtigaan itu dan berkata, "liha

h jalan disitu semua sama. Pikiran Afifa yang terus berperasangka negatif terhadap Aqeel. Afifa meng

mencoba mengamati namun a

bahwa jalan lurus sebelah kiri adalah jalan lain untu

in melewati jalan setapak yang dekat den

gukkan kepala dan Aqeel tersenyum, tampak t

di pohon terdekat sebagai tanda jalan keluar. Afifa berpikir, jika teman-teman tidak

qeel dengan kekuatannya, setelah Afifa meletakkannya. Aqeel tersenyum, seberusaha Afifa, dia tidak bisa menipu Aqeel. Aqeel hanya menghapus

makin mencekam karena memas

ranting di

tanganku agar kamu tidak jatu

rima kasih," tolak

anan lagi. Mereka berjalan se

er dalam kegelapan yang gelap gulita dan dengan udara yang seperti es, sa

kamu berkenan peganglah tanganku, Afifa?" jawab Aqeel, membuat Afifa menyetujuinya dan mereka berjala

sudah melewati rawa yang lumayan pa

el dengan senyum dan engg

kesamping kanan dan kiri. Saat senter mengarah depan terlihatlah harimau yang sudah dekat dan menghadap Afifa. Terkejut

ucap Afifa dengan nada lirih dan

ubah wujud dan memberi salam penghormatan dengan membungkukkan badannya. Aqeel mengangkat tangan dengan telapak tangan terbuka menghadapnya, tanda menerima p

ngan cepat di dadanya dan merasa

manusia ternyata berbeda dengan suhu tubuh aku. Apakah Afifa merasakan dingin saat dia

aja, tidak bisakah kamu memberi perlawanan atau berpikir untuk melarikan diri dari binatang buas tersebut," tanya Afifa yang masih memel

Jika kita bergerak binatang tersebut akan menerkam, karena dia kira kita mau menyakitinya. Jadi tunggulah beberapa saat janganlah

t pucat tersenyum. Hati merasakan kedamaian dan tenang. Dia juga semakin lama semakin tidak enak hati,

tidak menunjukan keganasannya," kata Afifa dalam hati dan berusaha untuk menenangkan diri sendiri. Hati Afifa pun sedikit tenang. Karena Afifa berpikir Aqeel adalah makhluk berb

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY