img TAWANAN CEO KEJAM  /  Bab 2 Gadis Manis | 4.26%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 2 Gadis Manis

Jumlah Kata:1280    |    Dirilis Pada: 28/04/2022

r

pa menunggu bawahannya. Berjalan dengan langkah lebar men

bertukar pandang satu sama lain, kemudian m

kesalahan ‘kan?” Tanya sang Sopir

n, melainkan karena hal yang Bos mereka lihat di lampu merah tadi. Ingin sekali Bram menoleh

saja,” ujar Bram menenangkan, lalu membuka pintu dan keluar

i ruma

embuat para perawat dan beberapa orang yang berlalu lalang di lobi r

k tadi. Kedua tangannya masih terkepal kuat mengi

pelajaran padamu, Jalang!” gera

r kian cepat

h pun Kaisar tahu jika sosok itu adalah Bram. Tapi ia tak peduli

encoba mengejar langkah lebar atas

dekati lift dan masuk. Mencoba mengatur deru

e lantai dua rumah sakit tersebut. Mulutnya gatal ingin ber

i

ft. Meninggalkan Bram yang kembali mengeja

sangat buruk, seperti hari itu.’

kin dekat dengan pintu ruang rawat bertuliskan na

gkahnya. Memejamkan matanya dengan tarik

uu

. Senyum yang tadinya lenyap, kembali terbit di bibir pria 25 tahun itu kala m

at sor

t di bibir putranya, “Kaisar, bagaimana p

erlihat begitu cantik wal

ndekat ke samping kursi Sang Ibunda, l

ertanya pelan dengan tatapan sendu menatap sosok

mendongak memaksaka

a belum bisa memprediksi kapan dia akan siuman.” Lirih Rania, mengge

ali. Rahangnya mengetat tanpa Rania sadar

panggil

Rania mendongak men

pala menunduk membalas tatapan Sang Ibu,

bingung, merasa aneh dengan pertany

pun itu, Mommy akan selalu percaya. Karena

lanya menatap Kaisar yang k

lakukannya,” ujar Kaisar semakin membuat Rani

nteraksi sepasang Ibu dan Anak itu,

kan hal buruk akan terjadi pada seseorang yang tid

aisar menatap sekeliling ruangan

bali setelah menelepon seseorang.” Jawab Ran

nggil Kai

nia membalas

ritahukan pada Daddy, ya.” Ucap Kai

menatap Kaisar, “kenapa

” jawab Kaisar

isi

mpu merah. Menawarkan sepucuk bunga yang telah dihias

ang tak luntur dari bibirnya. Sedikit menunduk

s. Syukurlah,” ujar

engan senyumnya. Tiba-tiba sebuah

eli

wanita yang tengah berdiri di depan toko bunga

Adelia itu berlari mengham

tanya Adelia saat tib

bawah matahari. Kamu harus bany

peduli dengan kesehatannya, tetapi wanita yang merupakan B

ku ingat.” Ucap Adelia menggaruk

siaplah untuk pulang. Hari sudah

a punggung wanita itu yang perlahan menghilang d

an pada atasannya itu. Walau Adelia memanggil dengan sebutan

iliki seorang putra yang ha

rhenti di depan toko. Seketika ia menoleh, terdiam menata

ia baru saja membatin membahas so

at Sor

berada di bibir Adelia sebelum wa

rumahku, hingga memanggil dengan sebutan

eh dengan sen

ekap mulutnya sendiri kala ham

mengg

di tujuannya ke tempat itu. Hingga mendapat telepon

, i

ng. Padahal Mama bilang un

an kepalanya, “apa Mama mau membuat Pa

ngga tanpa sengaja pandangan keduanya bertemu membuat Adelia m

u memasuki toko bunga untuk mengambil tas jinjing miliknya, lalu mening

pas tak berat

it menoleh ke belakang untuk memastikan jika

aja,” gumam Adelia m

trotoar jalan. Mengingat beberapa hal

ngandalkan gaji dari toko bunga, maka aku tidak bisa meluna

kerjaan lain dengan gaji

t, jalan masih panjang Adelia.” Ujarnya bergumam sendir

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY