img MEMBALAS HINAAN BAPAK  /  Bab 6 MHB 6 | 13.04%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 6 MHB 6

Jumlah Kata:1376    |    Dirilis Pada: 09/05/2022

k akan berbuat hal yang menyakitkan hati. Waktu sudah hampir maghrib ketika mereka tiba. Sumi menyodorkan helm yang dipakai

saja! Kamu gak usah jemput!” tukas Sumi

u yang terdengar. Lelaki itu pergi

tambahan lauk makan, biasanya gak ada apa-apa. Uang belanja Ibu pun,

asih makan, semua harus beli. Hanya air minum saja yang gratis. Untuk pulang pergi pun harus naik ojek sampai

arna putih. Sepatu satu-satunya yang harus cuci, kering, pakai, kadang

nyambut kedatangan Sumi. Perempuan paruh baya itu selalu

an ke kamar untuk menyimpan tas kecil berisi

lalu menunaikan Salat maghrib. Setelah itu, Sumi beranjak ke

ru saja menyimpan piring plastik be

h lancar, Bu

ng terjadi. Dia sudah terlalu banyak membuat Ibu susah dan membeb

juga!” tukas Ibu. Dia pun berlalu meninggalkanku yang menyuap sendirian. Dudu

a. Tampak menyembul wajah Bapak. Dia menenteng berkat, se

ada orang. Dia menyimpan satu bungkus ke dalam rak. Sudut mata Sumi menangkap jika

amar mandi menoleh pada Bapak. Tampak wajah Asril penuh d

ak mau pergi lagi

h Sumi dan ikut duduk di kursi di samping Sumi. Dia melihat piring S

a gak makan kenyang! Ini tadi ada ayam dan lauk

mi juga makan gak ada lauk! Mana dia capek pulang kerja!” tukas Ibu ketika

anan enak! Sudah kerja kok malah ngerepotin, nambahin biaya ongko

yang tadinya nikmat, menjadi pahit. Tak nyaman de

ya nanti keburu basi!” Ibu tak lagi hendak memperpanjang

ga buat ongkos! Dasar gak anak gak becus!” gerutu B

g masih sisa setengah, tak lagi ada selera. Dikecupnya pucuk kepal

iri. Lalu membuka pintu samping dan membuang nasi si

yang meleleh tak kompromi. Ah, memang hatinya terlalu cengeng. Na

r karena putri sulungnya tak

Bu!

bergegas masuk ke dalam dan

u, ya!” tukasnya sambil menggendong si bungsu yang ma

*

menunggunya di depan rumah ketika dirinya baru saja mengisi botol air minum yang akan dibawanya. Meskipun suda

sih dimintanya dari Ibu. Tak enak karena Bapak selalu saja mengungkitnya. Ya, namanya orang baru ker

dia tinggalkan setiap kali mau keluar rumah. Baginya keridhoan orang tua a

, ya, Sum!

k berbicara sedikitpun. Dia tam

an sindiran ataupun perkataan kasar pun sudah sangat beruntung untuknya

ti, beda ama yang satunya yang ngabisin mulu duit orang tua!” tukasnya. Tak menyebut nama Sumi secara

rangkat kerja juga. Sumi menerima helm seperti biasa, lalu melajukan sepeda motornya. Tak

aki bertanya seraya melaju

berpura-pura tak menge

aku bisa pinjemin kok bahu i

Sumi menjawab asal. Zaki terkekeh, lalu meminta Sumi berp

*

apang, sudah boleh belajar bawa pemain ke lapangan! Yang disebutkan namany

u lalu menyebutkan nama-nama. Ada sekitar lima belas orang yang d

dan Rita jaga OOB di lapangan teratai hole satu. Sumiati dan Tina jaga OOB di lap

bawa pemain agar bisa mendapatkan uang tips tambahan. Setidaknya bisa untuk ongkos

h berpencar, hanya saja Sumiati tertinggal saputangan kecil untuk lap keringatnya. D

ika Sumi san tak masuk sebab sakit?”

ingat kemarin sempat ada masalah. Hiraka Yamada berjalan cepat dengan wajah tamp

ag-nya!” tukasnya. Sumi terdiam sejenak, bukannya tadi katanya d

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY