img Segitiga Penguasa - Sudut Pertama  /  Bab 5 Sang Penyelamat | 25.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 5 Sang Penyelamat

Jumlah Kata:1819    |    Dirilis Pada: 20/05/2022

milik Kaskar ternyata meleset dari sasaran. Senjata

t gada besi besar itu menghantam bagian wajah, Kaskar sudah tersungkur ja

, Marca, telah berdiri tak jauh dari tempatnya berada. Berdiri dengan gagah sambil memegangi katapel kayu.

ya Soma. Ia tengah berusa

melirik sahabatnya itu dengan tatapan sinis

Soma memilih untuk bangkit dengan usahanya send

ntak mengernyit. “Menja

eduli. Ia tetap berada di samping Marca dengan pandangan lurus ke depan.

tian,” Marca berdecak tak percaya sambil menggelengkan kepala. “Di

satu-satunya barang peninggalan Ayahku.” Soma tertegun, ada sesuatu hal penting yang baru saja ia sadari.

peliharaanmu?” Marca bertanya sambil menutup hidung. Ia benar-benar tak sanggup me

ia menjadi kuat, dan bisa bertahan hidup lebih lama. Setidaknya sampai tubuhnya pas kujadikan makanan,”

itu kembali, maka hari ini benar-benar akan m

kesialanku juga. Seharusnya aku tak turun kemari. Seharusnya ak

belakang, menunjuk pohon besar di dekatnya. “Dan kau tidak membantuku sejak aku hampir

ernyata penciumanmu itu normal? Kukira kau tak bisa mencium bau busuk ya

ngencang. “Dasar! K

t ke arah depan. Memasang kuda-kuda. Berusaha menghalau

an untuk Kaskar. Menggunakan satu sikunya di depan, Kaskar menubruk Marca dengan

ke arah Marca. “Kau t

menahan rasa nyeri. “Sepertinya kita bukanlah

ku belum menem

sudah gila? Percuma. Jika kau terus berada di sini, kau mungk

umahku ini adalah tempat untuk berdiskusi me

sedang berbicara serius!”

ar-benar sudah bosan hidup! Sekarang juga akan kubunuh kalian!”

g Tua itu menyerang kita l

kut berseru. Sekuat tenaga,

pat untuk menghindar. Telak, gantian ia yang terkena

arah Marca. Dengan gesit ia kembali melakukan pergerakan. Dalam hitungan

ng, Kaskar tersenyum puas. Penuh kemenangan. Ia lalu menebarkan pandangan, melihat sekeliling, me

bergumam sambil memutar badan, melemparkan pandangan bergantian ke arah

sakitan di posisi mereka masing-masing. Kedua

tian. Sejenak, ayunan kaki dan gada besinya tertunda. Kaskar memandangi lekat-lekat senjata andalan yang saat ini kembali tergenggam erat di tangan kanannya. Tak akan lagi senjata kesayanga

rteriak kencang. Tertatih, ia sendiri masih

tubuhnya. Lagi-lagi, Soma terjerembap kasar ke tanah. Rasa linu bercampur nyeri memb

tanduk. Hanya tinggal menunggu waktu, gada besi miliknya akan men

mping, Marca melompat, mengirimkan tendangan.

wanku,” kata Kaskar sambil membalikkan tubuh ke arah Marca. Denga

sahanya sia-sia. Ayunan gada besi milik Kaskar telak mengenai dirinya. Mengh

n suara bergetar. Rasa linu

da Soma. “Kau akan mati lebih dulu.” G

engan pasrah Soma menutup mata. Degu

ya bergerak cepat, mencomot sebuah kerikil kecil yang langsung ia tempatkan di alas ketape

n gada besi milik Kaskar itu pun sedikit bergeser. Tak lagi menghunjam ke sasara

yang diemban. Kali ini telinga kiri Kaskar yang menjadi sasaran peluru

ah Kaskar sudah tak bisa lagi dibendung. Ia bangkit dengan tergesa, me

tenaga Soma berusaha bangkit dengan tergesa. Akan tetapi, rasa linu dan nyeri membuatnya sungguh tak be

ekelebat cahaya menyilaukan rapat menutup penglihatan Soma. Cahaya

annya. Setelah cahaya terang itu menghilang, dan penglihatannya mulai menjelas, Soma

rdiri kaku tanpa pergerakan berarti. Kedua matanya membundar

an. Di tempat itu, tak ada siapa pun selain mereka berempat. Ia pun

ialan itu? Tetapi dengan cara apa? Kekuatan macam apa yang Marca sembunyikan dariku? Dengan cepat, Soma me

gsung terasa. Aneh, rasa sakit di tubuhku menghilang. Bagaimana bisa? Soma kembali memutar bola mata.

a berusaha keras untuk menyadarkan Marca, namun usahanya sama sekali tak

dentuman keras spontan bereaksi. Mereka saling tatap. Berharap akan ada seseorang di

kecil bersuara. “Biar aku yang kembali ke sana.” Sembari menutup hidu

l tindakan. Ia sadar betul, situasi semakin tak menguntungkan

rkesiap ketika melihat keberadaan Marca dan Soma. Lekas-lekas ia melihat

tersumbat, suara lelaki itu pun sama sekali tak jelas terdengar. Berdecit. Sadar akan hal

lakukan?” pemuda itu mengulangi teriaknya

a itu dengan cepat langsung menoleh ke belakang. “Hai! kaw

a pengikut Kaskar lainnya langsung

dong tubuh Marca, Soma melompati paga

tetapi, dengan kelincahan dan kegesitan Soma, membuat para pengikut Kaskar harus rela menerim

Dengan demikian, maka bisa dipastikan, bahwa Kaskar tak akan pernah menyandang jabatan sebagai Kepala Suku.

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY