img Ketika Cinta Tak Memilihku  /  Bab 8 Pertengkaran Mas Catra Dan Mbak Kirana | 42.11%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 8 Pertengkaran Mas Catra Dan Mbak Kirana

Jumlah Kata:1222    |    Dirilis Pada: 04/06/2022

Rupanya sayur tinggal sedikit, lebih baik mencari sayuran di kebun b

is duduk berdekatan dh bawah pohon. Dari punggung itu,

Tir

lak tak percaya. Jadi, apa yang ditudu

rteriak, tetapi dengan suara tertahan. Sementa

kakmu pagi tadi, bukan?" Tanya Mas Tirta sambil menggerakkan ta

cuma kebetulan ketemu aja, pas suami kamu sibuk di halaman belakang ini. Kami tadi duduk di s

aja. Mana mungkin? Sementara beberapa hari ini aku selalu me

elama ini aku pernah berbohong sama kamu?" Desa

elas, kejadian yang kamu lihat barusan sudah dijelaskan sama Mbak Kirana. Dan sudah

dadak diliputi rasa bersalah, apakah ini salahku? Yang terlalu gegabah dalam menyim

? Kamu, sih. Asal nuduh aja, nggak dip

hnya macam-macam. Aku tak bisa membalas kalimat Mbak Kirana

endengar suara mas Cat

ang!" Titah kakak kandungku it

Punya suami nggak peka, kayak k

selama menikah. Sepertinya, Mbak Kirana itu selalu menuntut suamin

n penyabar. Tak pernah banyak omong, dan cenderung terlihat

lain. Aku yang hidup dengannya sejak kecil telah paham, mungkin Mbak Kirana b

sangarnya kakakku itu. Ibarat petarung, ia langsung

u mau dikasih apa? Tumpukan kayu yang nggak b

pulkan, alasan mereka seri

Selalu berani membantah

gmu, sampai aku bersikap kayak gini. Ngg

jadi kalian yang b

mendengar suara ribut-ribut di belakang rumah kami. Ia menggeleng s

anya perempuan itu, jika kita berikan apa yang dia suka. Makanya, Mas. Yang pintar jadi laki-

mah juga menghasilkan uang. Tumpukan kayu yang menggunung di rumahnya itu juga ja

amu!" Mas Catra menun

ya begitu. Hahaha," Suara Mas Tirta diakhiri dengan tawa sumbang. Seolah-olah ia

an semua suara-suara yan

ah s

mah, nanti kalo ada orang yan lihat gimana?" Aku menengahi, dan M

tanya, ia hanya menjawab tak Terima karena aku telah menuduh macam-macam. Bahkan ketika berada di

lam amarah itu rasanya sangat tidak nyaman. Jika terus menerus seperti ini, bisa jadi mas tirta bosan berads di ru

rtidur. Aku mendekatinya, memasang wajah tersenyum. Meski dalam hati terus kesal, karena ke

jawab, hanya menatap datar pad

neh. Mas, maukan maafin aku?" Tanyaku dengan suara li

u, tiba-tiba tak lagi memikirkan harga diri. Kupegang erat tangan kokoh yang ada

k sama sekali dengan perlakuan

uh aku kayak gitu?" Mas Tirta bert

uma melihat saja, ngg

h. Dipikir dulu. Punya otak itu jangan dianggurin ter

nggak akan begitu lagi, aku janji

, aku benar-benar sangat membu

g aku lakukan. Kecuali masalah kita bertiga," Katanya. Aku mengangguk menyetuju

nggak akan berk

selama tiga hari," Ia berkata yang membuat diri ini ternganga, hendak be

s?" Aku me

-surat yang ada di tas kecil itu," Ia memerintah. Kini,

mua surat penting di dalam tas kecil yang biasa ia bawa saat merantau di

k apa ini? Aku kan sela

*

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY