img Cinta Tak Bersyarat  /  Bab 2 Bibit Cinta | 7.69%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 2 Bibit Cinta

Jumlah Kata:1852    |    Dirilis Pada: 24/06/2022

ra melihatku, Banci! apa ak

depan pintu. Ia Mendapati Arini dengan lingerie super

p Burhan bergidik. Naluri kelelakiannya sekuat tenaga berusaha

gapa kau tidak ingin men

rhan, menempel e

kau lakuka

tidak ingin sekedar menggandeng tanganku. Di mana-mana istri menyambut suami d

senyum menggoda. Memaksa tubuh

ony

a kau sama dengan Ilham, sama-sama tidak punya otak. M

agi. Memaksa tubuh Burhan yang

ur ada bubur ke

bur kesukaanku. Apa kau sedang ingin merac

ita yang kini tanpa jarak dengannya. Belum saatnya wanita itu tau siapa dia. Mengh

at nyonya memesan bubur yang sama di seberang kantor Pak Ilham

Kak Asti. Aku acap membeli bubur di depan kantor bo

sa menghub

genal ka

a yang tidak gatal. Menyu

nya. Siapa tau Nyonya bahagia mendengar suaranya. Tiba-tiba mata Arini memerah. Melo

ta. Aku tidak suka kau sok perhatian padaku, padahal otakmu hanya duit dan duit. dasar pria pengecut tak punya harga diri. Cih!" Burhan terkesiap me

apa yang saya katakan tidak ada unsur pura-pura. Saya tidak berniat memanfaatkan anda, Nyonya. Ini semua terja

tas dunia ini sama. Cinta. cuih. Kalau cinta

am untuk Nyonya. Pasti Nyonya suka.

Arini berceloteh dengan tangan yang masih melingkar di pinggang Burhan. Entah

Arini tepat di telinga Burhan. Den

manapun dan kapan pun itu. Sekarang,

mengatur-

aku suam

au sama sekali tidak pernah menyentuhku. Baru saja aku memeluk pinggangmu kau sudah mengelak. Apa aku bau badan sampai Ilham dan se

di sini." Burhan menunjuk dada Arini. Berbisik mesra, dengan

ta yang tulus tanpa

nya bergoyang. Mengerjap berkali-kali. Seolah mencerna ucap

a itu menarik bawahan lingerie--nya.

tong kresek berisi kotak makan yang ia bawa terl

menikahiku karena cint

anya, tubuh Burhan ter

. Ia hanya menahan tangan Arini yang kembali meng

osi anda seperti ini. Anda perempua

ck

ali terjatuh ke atas ranjang. Arin

tinanya agar tidak me

eluh, beradu tenaga untuk bercinta. Bukankah setelah perg

enepis tangan Arini yang begitu ag

Harga diri Burhan memang sengaja digores Arini, ia ingin melih

peduli situasi, napasnya tertahan. Begitu hebat sengatan kulit Arini menyentuh jantungnya, bergemuruh tak karuan. Burha bukan laki-

h Nyonya. Saya hanya sebagai muhallil, sarat ag

a melanggar hukum Tuhan. Bedebah! aku tidak ingin ikut serta dala

erusaha berkali-kali menyadarkan Arini. Ia t

pkan wanita itu untuk sebuah hubungan yang kembali teraju

satu-satunya yang akan terus melih

nangis. Pikirannya kacau. Dalam pikiran Arini. Burhan hanyalah

a lelaki menikahi wanita dengan niat akan menceraikan d

nya. Jangan s

a-tiba mendorong tangannya menyentuh

strinya. Pernikahan bisa tidak sah dan dianggap batal. Tapi, aku

tangan Burhan di kepalanya mengalirka

m mampu membuat dirinya berpikir realistis. Menepis

ri pemahaman agama? ata

uang tamu saja. Dengan kepala dingin, percayalah! a

ofa dengan ekspresi datar. Pandangan lurus tapi kosong

enatap lamat wajah sendu. Menunduk lemah.

i jika Ia belum menyentuh Ar

a di hati saya ingin menceraik

adi suamiku selamanya

secara paksa. Burhan tidak sempat mengel

rhan bahkan melumat dengan rakus, bak perempuan

Sama sekali tidak ingin menarik diri dari permainan Arini. Tapi,

dar. Terbukti dengan air yan

tilah! jangan m

sematkan memanggil dirinya, sebab

ak menyukai

a mo

Kasihan dan merasa ingin me

kertas. Kelak wajib ia ceraikan. Unt

ong wajah Arini menjauh. Burhan menarik napas d

senyum tipis. Untuk pertama kali dalam hid

Pak Ilham bisa mendadak datang. Saya mohon." I

ng menjelang siang. Andai ia meli

usia ketimbang Tuhan. Panta

gucapkan kalimat pedas itu. Menundukkan mat

an salivanya

njaja cinta jalanan untuk tidur d

sangat saya hormati. Wanita te

u tidak be

ck

Sofa. Kali ini Arini sengaja menarik kuat me

up menahan gejolak sentruman

lelaki imp*ten," bisik Arini sengaja mengej

esiap. Harga di

ttt

lakson

dam suluh naluri kelelakian

h." Bhatin Bu

. Ilham tepat waktu

m

wajah Burhan. Suara pintu mobil di buka jelas terde

nggodanya. Kini, bibir Burhan jadi korban. Mengigit den

itu mengasikkan, meng

ang, rapikan r

kau takut. Katakan padanya jang

n sulitkan saya, Pak Ilh

tt

rit panjang pertanda

rbunyi lagi. Burhan menatap lamat perempuan yang kini berdiri di sampingnya, dengan

pipinya. Lalu, membersihkan sisa lipstik dengan bibirnya. Penuh kelembu

emberikanmu padaku." Suara itu seolah mengembalkan kewarasan Arini yang tujuh puluh persen

alam?" Suara Ilham mele

Nyonya." Pelan Burhan mengusap rambut Arini.

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY