img Aisyah (Kisah Pilu Gadis tak Beribu)  /  Bab 8 Meminta Pertanggung Jawaban | 6.72%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 8 Meminta Pertanggung Jawaban

Jumlah Kata:1132    |    Dirilis Pada: 12/07/2022

Abah?” tanya gadis itu deng

aksud kamu bertanya se

ng terus mengucur deras. Ia me

e mana sampai tidak tahu kalau Aisyah sudah lulus. Apa

aan putri pertamanya itu. Aisyah Azzahra, bu

ini, tak pernah tahu ia seputar sekolahnya, pendidikannya, hingga biaya hidupnya. Ia sama sekali tidak mena

arah. Aisyah takut ditinggal Simbok. Sangat takut. Nanti Aisyah ma

Aisyah begitu lugu, memendam rindu dan derita. Ketika menunduk

ka. Hanya saja, Aisyah datang ke sini untuk berbicara dengan Abah. Aisyah punya mimpi, punya cita-cita. Aisyah ingin seperti anak lainnya, Abah. Tapi, Aisyah tida

ofa semakin diam seribu bahasa. Ia sama sekali tidak bisa berkat

ofa kemudian. Setela

atanya yang memang sudah basah itu semakin gencar menangis. Tangis kerinduan. Tangis harapan. Pemandan

alkan tangan geram. Ia merasa gerah melihat tingkah Mustofa yang mulai melunak.

tu terkejut melihat

angsung mengambil posisi

an bicarakan?” tanya Kar

k buatkan teh untuk Aisyah?” tany

sahut Kar

syah. Namun, apa yang sudah Aisyah sampaikan barusan sepertinya mulai membuka mata Mustofa jika Aisyah

kesalahpahaman antara Karmila dan Mustofa. Ia pun mengambil lembaran kertas

but dengan kasar kemudian m

tanya Karmila ta

san Aisyah,” tera

a. Selamat.” Karmila mengucapkan selamat, tapi

m sementara Mustofa memper

, berharap istri keduanya itu bisa m

hut Karmi

lihatnya,” bujuk Mustofa sembari mengedipkan mata agar

dengan saksama. Aisyah tak berani melihatnya, ia menunduk takut sebab rencana u

anjutkan sekolah di mana?

up, teramat cemas tatkala melihat sorot mata bengis Karm

gumuk R

uk. “Iya, di De

i mana tentang

an formulir ini,” tunjuk Aisyah seraya memberikan selembar ker

swa memegang piala yang berada di depan bangunan dengan berlatar jendela.

gi dengan perawakan bersih juga turut berada di selebaran tersebut. Kiai Ahmad Baharuddin, Sag. Mustofa m

an kalau kamu lulus dan mau melanjutkan ke Mts. Sepe

k. “Benar Ummi,”

ya, Syah?” timpal Mustofa mencob

menga

a akan ada biaya-biaya lainnya. Memangnya tidak pe

Aisyah keceplosan dan seketika

u meminta uang untuk semua itu?” tan

mun, sejauh ini dirinya sudah berusaha untuk mendapatkan pe

Ummi. Simbok dan Simbah sudah begitu sepuh. Beliau sudah sakit-sakitan

pa

tanpa kehadiran Aisyah. Lalu sekarang? Ketika muncul anak lain yang mau mengambil posisi anak

u, Kak?” tanya Ka

am sejenak

gi mau masuk SD, l

h ada yang mengatur. Bukank

rti itukah? Lalu, hutang-hutangmu kepada Emak? Hutang-hutangmu di bank, bagaimana? Kita

bentak

sanggah

ra, ya. Seperti kataku barusan, Aisy

Ahmad dan Silvi ju

a dengan berbic

Kamu laki-laki seha

us kemudian beranjak

gat Mustofa merai

Mustofa. Ia pun melangkah cepat meninggalkan ruang tamu

ung. Antara Aisyah dan Karmila

img

Konten

Bab 1 Setelah Lulus Mau Sekolah di Mana Bab 2 Ketakutan yang Teramat Sangat Bab 3 Rindu yang Membelenggu Bab 4 Ketulusan Hati Bab 5 Di Ambang Dilema Bab 6 Mencoba Bertemu Bab 7 Perlakuan yang Berbeda Bab 8 Meminta Pertanggung Jawaban Bab 9 Dua Pilihan yang Sulit Bab 10 Sindiran yang Menyakitkan
Bab 11 Aisyah Azzahra
Bab 12 Foto Usang di Sepanjang Kenangan
Bab 13 Kehangatan Keluarga
Bab 14 Dua Sisi Dua Kubu
Bab 15 Kejadian yang Hampir Mengancam Nyawa
Bab 16 Kondisi yang Menghawatirkan
Bab 17 Biang Mala Petaka
Bab 18 Ada Benci Ada Peduli
Bab 19 Tamu yang Ditunggu-Tunggu
Bab 20 Suara Hati Simbah
Bab 21 Keputusan Seorang Abah
Bab 22 Bernostalgia dengan Masa Lalu
Bab 23 Risiko Dari Mengambil Keputusan
Bab 24 Perdebatan Sengit
Bab 25 Ada Benci Ada Sayang
Bab 26 Apa Maksudnya
Bab 27 Hal yang Tidak Biasa
Bab 28 Jangan Seperti Itu
Bab 29 Tak Kuasa Melepas
Bab 30 Kembali Pulang
Bab 31 Hal yang Paling Ditakutkan
Bab 32 Semangat, Aisyah!
Bab 33 Tawa Ejekan
Bab 34 Hari Pertama
Bab 35 Larangan Berjualan
Bab 36 Anak dan Menantu Durhaka
Bab 37 Ide Licik si Tamak
Bab 38 Lidah Manis Hasutan Dendam
Bab 39 Dewasa Sebelum Waktunya
Bab 40 Dilarikan ke Rumah Sakit
Bab 41 Tetap Tenangkan Dia
Bab 42 Hanya Berjanji, Sulit Ditepati
Bab 43 Surat Cinta Ummi
Bab 44 Jangan Tinggalkan Aisyah, Mbok!
Bab 45 Pesan Mbah Kakung
Bab 46 Kehilangan Keduanya
Bab 47 Rumah untuk Pulang
Bab 48 Jatah untuk Aisyah
Bab 49 Aksi Nekat Demi Tidak Terlambat
Bab 50 Maukah Kau Jadi Temanku
Bab 51 Perlakuan yang Berbeda
Bab 52 Diskriminasi Itu Menyakitkan
Bab 53 Fakta Apa Lagi Ini
Bab 54 Benar-benar Jahat
Bab 55 Kejadian Janggal
Bab 56 Mimpi Buruk
Bab 57 Antara Sadar dan Tak Sadar
Bab 58 Kekasih Simpanan
Bab 59 Misteri yang Disembunyikan
Bab 60 Ancaman Ekonomi
Bab 61 Pengaruh Jahat
Bab 62 Mau Menjual Tanah
Bab 63 Semakin Ngelunjak
Bab 64 Dalam Pengaruh Sihir
Bab 65 Awal yang Baru
Bab 66 Nasihat Kebaikan
Bab 67 Apa Cita-citamu
Bab 68 Masa Remaja Memang Penuh Warna
Bab 69 Hadiah untuk Aisyah dan Ahmad
Bab 70 Asrama
Bab 71 Ungkapan Hati
Bab 72 Pertemuan Kembali
Bab 73 Kehangatan Keluarga
Bab 74 Luka Itu Masih Ada
Bab 75 Bertemu Si Pengkhianat
Bab 76 Malam Keberangkatan
Bab 77 Dunia yang Penuh Sandiwara
Bab 78 Cemburu
Bab 79 Sepertinya Ada yang Suka
Bab 80 Calon Imam
Bab 81 Sakit Karena Rindu
Bab 82 kedekatan dengan Abah
Bab 83 Pembelajaran Berharga
Bab 84 Pertemuan Setelah Cukup Lama Terpisah
Bab 85 Tidak Sadarkan Diri
Bab 86 Penyesalan Terdalam
Bab 87 Jatuh Sakit
Bab 88 Pulang Karena Sakit
Bab 89 Pengakuan Mengejutkan
Bab 90 Kembalilah Padaku
Bab 91 Pernikahan ke Dua
Bab 92 Khitbah Langsung Nikah
Bab 93 Bagaimana, Aisyah
Bab 94 Surat Rahasia
Bab 95 Dear Aisyah
Bab 96 Percaya Kemampuan Diri
Bab 97 Kepanikan di Hari Bahagia
Bab 98 Pesaing Cinta
Bab 99 Apa Opname
Bab 100 Di Antara Dua Pilihan
img
  /  2
img
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY