img Kecanduan Manis: Istri Manja Tuan Wahid  /  Bab 1 Pertama Kali  | 0.31%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca
Kecanduan Manis: Istri Manja Tuan Wahid
Kecanduan Manis: Istri Manja Tuan Wahid
Penulis: I. LARSON
img img img
Bab 1 Pertama Kali
Jumlah Kata:885    |    Dirilis Pada: 21/10/2022

"Apakah ini pertama kalinya bagimu?"

Napas pria itu menyapu telinga Rossa Bramantia, membuat tulang punggungnya merinding, tetapi dia tidak berani membuka matanya.

"Santailah. Aku tidak akan menyakitimu," ucap pria itu dengan suara serak.

Sebelum Rossa bisa menjawab, pria itu mencubit dagunya dan menciumnya dengan paksa.

Sakit!

Rasa sakit yang merobek membuat pikirannya kosong sejenak.

Setelah tengah malam, pria itu melepaskannya dan pergi ke kamar mandi. Begitu dia pergi, Rossa menyeret tubuhnya yang pegal linu turun dari ranjang, mengenakan pakaiannya, dan berjalan keluar dari kamar.

Tiba-tiba, suara ponselnya yang berdering menembus kesunyian malam.

Rossa melihat ponselnya, dan matanya melebar panik saat itu juga. Tanpa membuang waktu, dia bergegas ke rumah sakit.

Merasa tak berdaya dan sedih, Rossa memohon pada dokter di sela isak tangisnya, "Tolong ... tolong selamatkan ibu dan adik laki-lakiku ...." Rossa menandatangani namanya di sebuah dokumen, dan menyerahkannya pada sang dokter dengan tangan yang gemetar.

Dokter itu menatapnya dan menghela napas. "Tidak ada yang bisa kami lakukan untuk menyelamatkan adikmu. Dia telah meninggal semalam. Aku turut berduka cita!"

Kata-kata dokter itu menghantamnya seperti petir di siang bolong. Karena begitu terkejut, kepala Rossa tiba-tiba berputar sangat hebat.

Lututnya kehilangan kekuatan, dan dia ambruk di lantai.

Delapan tahun yang lalu, ketika dia berusia sepuluh tahun, ayahnya yang berselingkuh mengirim dia dan ibunya yang sedang hamil ke luar negeri untuk mencampakkan mereka di sana. Keduanya tidak punya pilihan selain berjuang sendiri untuk bertahan hidup di tanah asing.

Kemudian, adik laki-lakinya lahir, tetapi ketika anak itu berusia tiga tahun, dia didiagnosis menderita autisme. Dia dan ibunya bekerja paruh waktu di mana-mana untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, tetapi kecelakaan mobil yang tiba-tiba membuat situasi mereka semakin buruk.

Tidak sanggup menahan penderitaan yang begitu berat, Rossa kehilangan kesadaran.

"Nona? Nona! Perawat! Siapkan penyelamatan darurat ...."

Sebulan kemudian.

Membawa sekantong makanan, Rossa melihat ke angka-angka yang dilewati ketika lift naik ke lantai yang ditujunya.

Dia menghela napas. Kondisi ibunya membaik setelah mendapatkan perawatan. Namun, ketika beliau mendengar bahwa putranya tidak berhasil diselamatkan, wanita itu menjadi depresi dan kehilangan banyak berat badan.

Ting!

Rossa menarik napas dalam-dalam, lalu berjalan ke pintu bangsal ibunya. Sebelum masuk, dia mendengar seseorang berbicara di dalam.

"Jelita, kamu dan Nyonya Wahid adalah teman baik. Kalian sudah setuju untuk menikahkan anak kalian berdua. Jadi, putrimu-lah yang seharusnya menikah dengan Keluarga Wahid ...."

"Apa maksudmu, Peter Bramantia?!" Jelita Maharani memelototi pria yang berdiri di kaki ranjang rumah sakit.

Pria itu adalah orang yang telah mencampakkan dirinya ketika dia sedang hamil dan putri mereka di tempat asing. Selama delapan tahun, dia tidak pernah memeriksa keadaan mereka sekali pun. Begitu dia muncul di hadapan mereka, dia berani meminta Rossa untuk menikah dengan seorang pria yang tak dikenalnya!

"Dia anak tertua dari sahabatmu. Wajahnya cukup tampan. Kamu juga sudah tahu bagaimana keadaan Keluarga Wahid. Rossa pasti akan menjalani kehidupan yang makmur setelah menikah dengan keluarga mereka ...." Suara Peter melemah sebelum dia selesai berbicara.

Tuan Wahid memang pria kaya dan tampan, tetapi baru-baru ini dia menjadi cacat. Sebulan yang lalu, dia pergi ke luar negeri untuk melakukan bisnis dan digigit ular berbisa. Racun dari ular itu melumpuhkan saraf-saraf di tubuhnya, membuatnya lumpuh dari pinggang ke bawah.

Jika Rossa menikah dengannya, kehidupan pernikahannya akan dingin dan hampa.

"Aku akan menikah dengannya."

Tiba-tiba, pintu terbuka dan Rossa melenggang masuk sambil mencengkeram kantong makanannya dengan erat. "Aku akan menikah, tapi dengan satu syarat."

Peter melihat ke arah pintu dan tertegun sejenak. Dia tidak pernah bertemu Rossa selama delapan tahun terakhir.

Gadis ini telah tumbuh banyak. Kulitnya putih dan bercahaya, tetapi dia terlalu kurus seperti kekurangan gizi. Di matanya, dia tidak secantik putri bungsunya.

"Syarat apa?" tanya Peter sambil mengerutkan kening.

"Ibu dan aku akan kembali ke dalam negeri, dan kamu harus mengembalikan semua harta miliknya. Setelahnya, aku akan menikah dengan pria itu." Saat dia berbicara, Rossa mengepalkan tinjunya begitu erat sampai kuku-kuku jarinya menancap di telapak tangannya.

"Rossa ...." Jelita ingin membujuk putrinya.

Rossa telah melalui banyak penderitaan bersamanya. Dia tidak bisa hanya berdiam diri dan melihat putrinya dipaksa menikah seperti ini.

Mendengar Jelita seperti akan membujuknya, Peter khawatir Rossa akan berubah pikiran, jadi dia dengan cepat berkata, "Oke, oke. Selama kamu berjanji untuk menikah dengannya, aku akan membawa kalian kembali."

"Dan harta ibuku?"

Melihat Peter ragu-ragu, Rossa mencibir dengan dingin.

"Aku yakin bahwa adik perempuanku sangat cantik dan pantas mendapatkan suami yang lebih baik. Jika dia menikah dengan seorang pria cacat, seluruh hidupnya akan berakhir. Lagi pula, kamu dan ibuku telah bercerai. Sudah seharusnya kamu mengembalikan semua uang yang ibuku bawa ketika menikah dengan Keluarga Bramantia."

Mendengar ini, Peter merasa bersalah dan menghindari kontak mata dengan Rossa.

Akhirnya, Peter menggertakkan gigi dan memutuskan untuk menuruti syaratnya. "Aku akan mengembalikannya setelah kamu menikahi Tuan Wahid."

Putri bungsunya sangat cantik. Bagaimana dia bisa membiarkannya menikahi pria itu dan menyia-nyiakan potensinya?

Memikirkan hal ini, Peter merasa sedikit lega karena berhasil menjauhkan putri bungsunya dari kemalangan itu.

Akan tetapi, perasaan bencinya terhadap Rossa semakin bertambah. Gadis itu tidak hanya berlidah tajam, tetapi juga serakah akan uangnya.

Peter menatapnya dengan dingin. "Rupanya ibumu tidak membesarkanmu dengan baik. Kamu tidak mengerti sopan santun sama sekali!"

Rossa hanya memutar matanya ke atas dan tidak berniat untuk membalas ucapannya.

Dia terlalu lemah dan tidak berdaya sekarang. Dia tidak bisa mengambil risiko dengan menyinggung Peter.

"Kemasi barang-barang kalian. Kita akan berangkat besok." Tanpa menunggu jawaban, Peter berbalik dan keluar dari bangsal dengan marah.

Sebelumnya
             Selanjutnya
img
Konten
Bab 1 Pertama Kali Bab 2 Hamil Bab 3 Mengapa Kamu Berpura-pura Bab 4 Kesepakatan Bab 5 Malam Pernikahan Bab 6 Bergantung Satu Sama Lain Bab 7 Aborsi Bab 8 Sikap Seperti Apa yang Harus Kumiliki Bab 9 Wawancara Kerja
Bab 10 Tidak Memenuhi Syarat untuk Pekerjaan
Bab 11 Jangan Tertipu
Bab 12 Panggil Aku Luis
Bab 13 Kamu Bisa Berbicara Bahasa Aven
Bab 14 Tak Terduga
Bab 15 Apa Itu Bayimu
Bab 16 Bawa Aku ke Rumah Sakit
Bab 17 Anak Haram
Bab 18 Ciuman Tiba-Tiba
Bab 19 Aroma Memikat
Bab 20 Tidak Ada yang Namanya Cinta Sejati
Bab 21 Pingsan
Bab 22 Kecurigaan
Bab 23 Aku Meremehkanmu
Bab 24 Aku Mencintai Ayah Anakku
Bab 25 Tidak Lumpuh
Bab 26 Polos di Luar, Licik di Dalam
Bab 27 Melompat Keluar dari Mobil yang Melaju Kencang
Bab 28 Jangan Terlalu Baik Padaku
Bab 29 Syarat
Bab 30 Sesuatu Terjadi Padaku Tadi Malam
Bab 31 Keributan di Dapur Kering
Bab 32 Demi Malam Itu
Bab 33 Rencana Andini
Bab 34 Meminta Bantuan
Bab 35 Kesempatan Langka
Bab 36 Diberi Obat
Bab 37 Jangan Sentuh Aku
Bab 38 Apa Ini Hanya Kebetulan
Bab 39 Biarkan Aku Menjagamu
Bab 40 Bantu Aku
Bab 41 Dia Adik Laki-lakiku
Bab 42 Dunia Kita Berbeda
Bab 43 Momen Damai
Bab 44 Di Luar Kendali
Bab 45 Bantu Aku Menghentikan Rasa Sakitnya
Bab 46 Seperti Pasangan yang Saling Mencintai
Bab 47 Berlutut
Bab 48 Kerumunan
Bab 49 Pembicaraan dengan Laksmi
Bab 50 Kami Adalah Pasangan
Bab 51 Mengembalikan Uang Mereka
Bab 52 Ayah Sang Bayi
Bab 53 Keguguran
Bab 54 Ayo Kita Bercerai
Bab 55 Kembar
Bab 56 Kenzo dan Kesya
Bab 57 Aku Menyukaimu
Bab 58 Kamu Menyakitiku
Bab 59 Istriku
Bab 60 Kamu Harus Membayar Kejahatan Putramu
Bab 61 Deja Vu
Bab 62 Babak 62 Terbakar dan Berpacu
Bab 63 Diundang
Bab 64 Kita Impas
Bab 65 Apa Gunanya Anak Ini Baginya
Bab 66 Apa yang Kamu Lakukan di Sini
Bab 67 Mengganggu Kehidupanku yang Damai
Bab 68 Jika Kekasih Tidak Bertemu
Bab 69 Merawatnya
Bab 70 Pria yang Tidak Setia
Bab 71 Kamu Bisa Melupakannya
Bab 72 Merindukan Cinta
Bab 73 Pertanyaan yang Paling Penting
Bab 74 Kembali ke Negeri Zeva
Bab 75 Memutuskan untuk Kembali
Bab 76 Bersalah
Bab 77 Memohonlah dan Aku akan Membantumu
Bab 78 Seseorang akan Membayarnya
Bab 79 Sopir yang Mati
Bab 80 Membuktikannya Sendiri
Bab 81 Mengapa Hatinya Terasa Begitu Sakit
Bab 82 Siapa yang Mengajarimu
Bab 83 Kemiripan
Bab 84 Anak di Luar Nikah
Bab 85 Wanita dalam Rekaman
Bab 86 Kalian Tidak Bersama
Bab 87 Peduli terhadap Wanita
Bab 88 Apa yang Dilakukan pada Malam Hari, Muncul pada Siang Hari
Bab 89 Dia Milikku
Bab 90 Memanggilku Sayang
Bab 91 Pria yang Baik untuk Ibu
Bab 92 Kebenaran Tentang Kecelakaan
Bab 93 Sombong
Bab 94 Jangan Biarkan Mereka Pergi
Bab 95 Bekerja Sama
Bab 96 Dia Wanita yang sudah Menikah
Bab 97 Melahirkan Anakku
Bab 98 Bertemu Peter lagi
Bab 99 Merasa Gelisah
Bab 100 Rencana Licik
img
  /  4
img
img
img
img
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY