img Noda Darimu  /  Bab 2 Tunangan | 5.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 2 Tunangan

Jumlah Kata:1429    |    Dirilis Pada: 25/10/2022

iperintahkan Mateo untuk mengantarnya pulang. Ia pun dengan rasa sungkan menerima perlakuan b

belum dia melihat Gilda masuk ke dalam mobilnya. Pria tua itu melambaikan tangan hingga mobil putihnya menjauh dari halaman rumah, dan benar-benar tak terlihat. “

s berhadapan dengan sahabatnya. Gilda takut kalau peristiwa malam itu kembali mengusik, dan membuatnya kembali kepi

onan roti satu-persatu dan membentuknya menjadi bulatan. Sementara dua karyawan di sekitarnya tengah mengisi adonan yang siap dihia

yang masuk dan mengatakan, “Edzhar datang ke toko mencarimu.” Dengan kaget

encuci tangan sebelum menemui lelaki itu. “Apa mungkin Ed sudah ingat apa yang ka

enarik napas panjang Gilda memanggil, “Ed?” Pria yang dipanggil itu menoleh. “

gmu ke acara tunanga

Dengan dahi berkerut, dia bertanya, “

nyum lebar itu. “Kakek dan aku akan mendatangi keluarganya. Kakek

bukan keluargamu, Ed. A

atu tangan Gilda dan meneruskan, “Jadi, ikutlah ... aku juga akan senang kalau sahabatku datang di

maran kalian tidak privasi?” Edzhar

Kau akan d

ang di dalam hati Gilda. Hatinya terasa aneh, seperti ada rasa tak rela Edzhar melangkah ke jenjang yang lebih serius bersama Carla. Jauh

terkekeh. “Salah kalau aku melarangmu melamarnya, Ed. Kita bukan sepasang kekasih, dan ... mal

i sini. Ada sesuatu untukmu dan tertingg

Gilda sambi

mbali dengan membawa sebuah paper bag. Sembari memberikannya pada Gilda, dia

ng disodorkan Edzhar padany

. Aku tunggu kehadiranmu sore nanti,” pesannya yang dibalas Gilda dengan anggukan dan senyuman. “Tampillah dengan sangat cantik, supaya kau bisa menemukan laki-laki terbaik di acara

uksi dan menghampiri Gilda. Matanya tertuju pada ta

khusus untuknya dan sang bibi yang biasanya digunakan untuk beristirahat dan menghitung hasil penjualan. “Aku jadi penasaran seperti apa gaun pilihan ka

. Gilda yang datang dengan tampilan memukau itu pun menjadi sorotan para tamu. Tak jarang para pria muda di sana mencuri

rempuan itu lantas menoleh, lalu menganggukkan kepala. Tanpa Gilda duga, pria tampan itu mengulu

rinya semakin maju ke arah Gilda. “Violetta Gilda,” jawab Gilda yang ma

k datang bersam

diajak Kendrick ke salah satu meja yang tersedia untuk dua orang, karena yang tersedia di acara itu hanya dua

tang bersama pasang

Gilda melirik Kendrick dan menggeleng. “Tidak. Lagi pula sebenarnya aku bukan keluarga dari Edzhar, kakek Mateo yang mengundangku ke acara ini. Ngomong-ngomong, nama panggilanku Gilda, panggil saja Gilda ....”

“Tapi aku suka dengan nama Violet, terdengar cantik dan cocok untukmu.”

Gilda dengan spontan mendelik dan ekspresi itu membuat Kendrick tertawa kecil. “Aku jarang sekali dipanggil Violet.”

“Baiklah, Gilda ... jadi, kau bukan saudara jauh Edzhar?” Gilda menjawab ‘tidak’ dengan singkat dan memilih fokus pada MC yang membuka sesi acara dengan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang datang. Kendrick mengangguk paham dan lanjut bertanya, “Jika begitu, apa hubunganmu

an k

“Ed dan aku adalah teman kuliah hingga sekarang. Karena itu kakek Mateo menganggapku sebagai keluarganya,” terang Gilda singkat. Sesudah itu keduanya memerhatikan acara, dengan Kendrick yang tak bisa berhenti menatap Gilda sepenuhnya. Lelaki itu teramat kagum dengan pesona Gilda pada sore ini, dan berharap Mateo mengizinkannya untuk mengenal Gilda lebih jauh. Hanya Gilda yang benar-benar fokus pada MC di depan sana.

Acara lamaran itu berlanjut pada sang MC yang menceritakan perjalanan kisah cinta Biantara Edzhar Martinez dan Carla Florine dengan cukup detail. Mulai dari berkenalan, berpacaran, sampai ada di titik ini. Mendengar

baik-baik semua itu, tanpa sadar air mata Gilda menetes. Menghapus air matanya dengan hati-hati, Gilda bangkit berdiri, dan pamit pada Kendrick, “Aku ingin ke kamar kecil.”

gin kut

“Tidak perlu, sepertinya aku akan lama,” jawab Gilda yang langsung pergi. Buru-buru Gilda keluar dari ruang khusus acara dan memilih lari ke taman depan rumah Carla. Kebetulan taman tersebut sepi. Semua

orang benar-benar sedang di dalam, dan Gilda merasa sangat lega setelah duduk di salah satu bangku hitam dengan napas panjang berhembus dari hidungnya.

“Seharusnya kau tidak boleh begini ...,” bisik Gilda pada dirinya sendiri sambil menatap langit yang mulai gelap di atas sana.

“Kau mencintai Edzhar?” tanya pria yang baru dikenalnya tadi itu dengan wajah datar. Ia mendekati Gilda dan berakhir duduk di sebelahnya. “Kau tidak tahan mendengar kisah mereka, bukan? Oleh sebab itulah kau memilih menyendiri di sini.”

“Sebaiknya kau tidak perlu tanya. Bukan urusanmu untuk tahu,” balas Gilda yang langsung bangkit dari bangku dan hendak meninggalkan Kendrick. Belum sempat mengayunkan kakinya lebih jauh, Kendrick menarik tangannya dan membuat Gilda jatuh di atas pangkuan Kendrick. “Apa yang kau lakukan?!” bentak Gilda saat kedua tangan Kendrick melingkari pinggangnya. “Lepaskan aku!” sentaknya yang kali ini dengan nada lebih tinggi.

“Tentu menjadi urusanku, karena aku tidak akan membiarkan gadis secantik dirimu merasa sedih hanya karena seorang Edzhar,” balas Kendrick yang bukannya menyingkirkan tangan dari pinggang ramping Gilda, tapi makin memeluk erat. “Dia tidak pantas untukmu, Violet ...,” bisik Kendrick yang seketika itu membuat Gilda merinding dan menelan ludahnya.

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY