img Gamelan Retak  /  Bab 5 Indah | 16.67%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 5 Indah

Jumlah Kata:1326    |    Dirilis Pada: 01/11/2022

terakhir pelatihan audit. Tatapannya tertuju pada Fakhri yang ma

sannya?" Para peserta menjawab hampir serentak b

ng dengan tinggi sekitar 175 cm itu terlihat tampan dan

s," balas

an dengan pelatihan manajemen dokumen? Kalo aku sendir

." Watining melihat arloji di pergelangan tangan kirinya

dan mempraktikkannya dulu. Nanti, mereka bisa tanya kalo ada yang perlu

bagi peran untuk mereka menyiapka

uk menyusun dokumen. Mereka bisa mulai menyusu

ah obrolan Fakhri dan Watinin

a, semua sudah selesai u

di, saya sudah siapkan dua mobil dan sudah bilang juga sama para p

dari sini?"

m perjalanan. Lokasi

ita ber

rombongan naik ke dua mobil yang sudah disiapkan. Fakhri dan enam orang peserta laki-laki naik ke

i itu. "Karena keterbatasan waktu, teman-teman ini biasanya masih ada pertanyaan dan malamnya ketemu Pak Fakhri

ungkan. Datang saja ke hotel. Nant

malam, kami rencan

am berapa m

, Bu. Kita sekali

jawab W

alan yang menurun dan berliku ketika sudah berada di pinggir kota. Lokasi yang mereka tuju berada di daerah yang

iba di lokasi yang dituju. Sebuah rumah makan yang bangunannya dominan terbuat dari ka

rumah panggung, tetapi tidak memiliki dinding melainkan dikelilingi birai. Ketinggian lantainya sekitar satu meter dari permukaan tanah yang ditopang kolom-kolom kayu

ian belakang pondok. Rasa ingin tahu membawanya merapat ke birai bagian belakang dan melihat aliran sungai

da di sampingnya. "Ada tangga di sana untuk turun ke s

anti sa

duduk bersila di sekitar meja lesehan. Mereka mengobrol

, atau ekor?" tanya Fani pada Watining. Pindang yang dimaksud Fani terbuat dari ikan yang berukuran cukup besar yang biasanya dipotong-potong menjadi beberapa bagian.

, Bu," jaw

hri?" la

alas Fakhri. "Minta

ani menampakka

anya," ujar Fakhri diikuti tawanya. Yang la

nnya tentang pesanan mereka. Dewi berinisi

menuju ke bangunan utama rumah makan. Sant

n, Pak?" tanya Beni. "Bia

Ini juga baru jam

sementara menunggu makanan siap. "Kit

ke bawah?" t

Ada tan

mani, Bu?"

saja," jawab Watining tak mau mer

ng akan mereka tapaki agak landai dan tampaknya aman untuk dilalui. Di sisi kirinya, ada pegangan yang terbuat dari kayu dan

a berasal dari gunung. Pemandangan di bawah sana tampak a

" Watining

sejenak dan sedikit berputar ke arah kiri. Watining panik karena merasa tubuhnya akan jatuh menuruni tangga. Tiba-tiba, jantungnya seakan berhenti. Dia merasa

debar kencang. Watining menoleh ke belakang dan mendapati Fakhri yang berada satu anak tangga di atasnya tengah menahan dengan t

Dia lalu meloloskan tangannya dari tubuh Watining. "Maaf, aku refleks tadi waktu tahu M

aku," jawab Watining. "Kalo ndak, mungk

bawah?" tanya F

aki anak tangga ke bawah. Fakhri masih

atunya, lalu berjalan ke batu besar di pinggir sungai. Kedua kakinya dicelupkan ke dalam ai

odorkan ponselnya. Di layar po

enyangka kalau dirinya dijadikan objek foto Fakhri

kan pandangannya ke lereng landai di h

.. aku

. Sambil merangkul Watining dengan tangan kiri dan memega

ng foto-fotonya,

ambil mengirimkan foto-foto itu ke

tersenyum. "Kayaknya kita mending kembali ke

rsambu

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY