img Ranjang Panas Hot Daddy  /  Bab 7 Kekhawatiran Aslan | 13.73%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 7 Kekhawatiran Aslan

Jumlah Kata:1192    |    Dirilis Pada: 19/12/2022

terputus. Jalanan kota Jakarta di jam-jam sekarang sangat padat sehin

i karena tidak bisa jalan. Aslan menarik napas panjang seray

mbuat hatinya dibalut rasa rindu akan kehadiran wanita itu. Bahkan suara merdu

slan menyewa kamar hotel itu selama dua hari. Yang awalnya satu hari, A

hanya melakukannya beberapa bulan sekali saat hasrat gairahnya menggebu-gebu

, Aslan hendak menolak. Karena biasanya ia hanya membayar tidak lebih dari lima

Sungguh, ini adalah kali pertamanya menghubungi seseorang yang pernah berhubungan intim den

Ada sedikit rasa cemas seolah takut terjadi sesuatu pa

dak mengangkat telep

*

ahe. Ia merasa sedikit tidak enak badan. Minu

g mengenalnya. Hingga akhirnya saat sampai di warung pun, pemilik wa

anya ibu pemilik warung saa

ramah. "Bu, pesan tempe mendoan satu porsi s

ibu pemilik warung sambil tertawa kecil. "Dud

a duduk di salah satu kursi bersama pelangg

an pamit pulang. Rania hanya jalan kaki karena warung tersebut berada di

ntikan oleh suara seseorang yang memanggil. Sontak Rania menoleh ke belakang. Dirinya terd

a memastikan karena R

itu. "Mas Putra?" panggil Rania menyebutkan nam

ikan mesin motornya tanpa ada keinginan untuk turun. Putra hanya tidak ingin menimbulk

Lama ya nggak p

uk. "Iya, Mas. Kabar aku baik

Sudah lama dirinya tidak melihat wanita itu, kini Rania t

an masuk ke dalam. Takut ada fitnah n

n kepala sejenak. Kedua tangannya bertaut mengingat keadaannya sekara

arangkali kamu mau," tawar Putra lalu menunjukkan pl

nan," tolak Rania halus seraya ikut menunjukka

um. "Ngomong-ngomong, gimana k

nggal dan aku merantau ke Jakar

kamu lanjutin

aku ikutnya full time kerja di restoran. Kalau part time

kamu kerja d

Perancis yang ada

ama Intan sudah nunggu nasi gorengnya. Lanj

, Ma

on kamu nggak?" pinta Pu

tra. Lalu menerimanya. "Boleh, Mas," gu

ya," uc

sama-

galkan halaman rumahnya. Setelah bayangan Putra tidak dapat d

n tempe mendoan dan minuman jahe ke tempatnya masing-masing. Rania pergi ke

kamar. Volume dering yang pelan tidak membuat Rania m

*

nelpon Rania. Entah sudah berapa kali ia menghubungi Rania dan tidak menda

ang terpasang di kedua telinganya. Kakinya mulai mengin

Pantai Mutiara. Aslan menghentikan mobilnya di teras rumah yang menghadap langsung k

ap

n kedua tangannya seolah hendak menyambut kepulangan sang papa dengan pelukan hangat. Aslan

ergi ke restoran

p-siap?" Pandangan Aslan men

udah siap-siap. Aku sudah menunggu

ila. "Baiklah. Kamu tunggu di sini, ya.

la seraya mengan

*

istirahat. Tidak lupa ia mengunci pintu lalu mematikan lampu d

paskan ponsel dari kabel charger. K

lebih dari sepuluh panggilan tidak terjawab. Rania menekan notifikasi tersebut. Ia melihat

masih di

kamu baik-baik saja? Tolong hubung

a tidak ingin membalas pesan itu. Rania tida

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY