KAHINA
"Anakku mana, Mbah?"
"Siapa?"
"Kahina!"
"Anakmu, itu di panci. Mau, dimasak rawon."
Tidak yakin dengan apa yang sedang didengarnya, Laksmi memastikan ucapan wanita tua ini tidak benar.
Jantungnya berdegup luar biasa kencang, antara yakin dan tidak Laksmi menerobos masuk menuju dapur, mencari tahu kebenaran dari ucapan wanita gila itu.
Saat berada di dapur, matanya memutari seisi ruangan sempit itù. Darahnya berdesir saat indra penciumannya merasakan bau amis yang aneh.
Dengan mata yang hampir terpejam, Laksmi seakan menebak-nebak apa sebenarnya yang dibsembunyikan di dalam panci besar itu.
Laksmi menjerit histeris. Dia melihat baju anaknya bersimbah darah di samping panci besar. Saat tutup panci dibuka, benar saja di dalamnya dia menemukan potongan tubuh Kahina.
Tubuh Kahina sudah dicincang kecil-kecil dalam panci yang sudah siap akan direbus, bahkan wanita ini juga sudah menyiapkan bumbu rawon yang sudah diuleg dan siap dimasak.
Seorang wanita yang selama ini dianggap gila dan tidak dipedulikan oleh masyarakat desa, malam itu ditahun 1982 membuat petaka besar yang mengerikan.
Seorang anak perempuan berumur 4 tahun yang bermain disekitar gubuk tuanya menjadi korban pembunuhan. Tubuh mungilnya ditemukan terpotong-pitong dalam kuali di samping bumbu rawon yang telah diuleg.
Siapa sangka, kematian gadis mungil bernama Kahina telah membuka sebuah tabir misteri yang selama ini disembunyikan secara turun temurun oleh keluarga Laksmi. Segala kebohongan yang selama ini ditutupi ayah dan neneknya terbongkar, sepucuk surat berbahasa belanda ditemukan dalam sebuah arsip tua yang ternyata berisi beberapa lembar surat penting.
Rasa penasaran Laksmi kian memuncak hingga akhirnya sahabatnya membawa Laksmi mendapati seorang lelaki yang bernama Mbah Goor membantu Laksmi untuk melakukan sebuah proses perjalanan raga sukma. Laksmi dibawa berkelana jauh ke tahun dimana semua petaka serta asal usulnya bermulai.
Tahun 1881 di Kota Surabaya. Sebuah perkumpulan rahasia, orang-orang Belanda yang menamakan diri mereka sebagai persatuan logi persahabatan, membuat sebuah ritual pertama di tanah Djawa. Ritual tersebut telah membuka tabir ajaran sesat. Sebuah kelompok yang dibentuk oleh elite lokal, campuran antara Djawa dan Belanda. Dalam ajaran iluminati dalam menentukan tujuan mereka dalam sebuah tatanan dunia yang diinginkan. Namun saat perang dunia kedua meletus, Indonesia secara resmi memproklamirkan diri sebagai negara merdeka.
Lambat laun, sepak terjang perkumpulan ini semakin melemah. Para elite yang sebagian anggotanya orang-orang Belanda, harus angkat kaki dari Batavia.
Bung Karno di tahun 1962 secara resmi telah membubarkan logi ini, dan menjulukinya sebagai logi setan. Hingga keluar surat keputusan dari Presiden Soekarno, untuk menutup logi persahabatan untuk selamanya-lamanya.
Sejak lengsernya Soekarno sebagai Presiden RI pertama, lambat laun logi ini kembali hidup. Para pengikutnya yang telah lama tercerai berai, akhirnya mulai muncul kembali. Orang-orang yang sudah menjadi bagian dari kelompok sekte, membaiat kembali pemimpinnya.
Setting cerita ini diambil pada tahun 1982, dimana pada tahun tersebut praktek ilmu hitam masih begitu banyak dianut oleh masyarakat Indonesia secara umum. Terutama mereka yang masih tinggal di pedesaan. Ajaran ilmu hitam yang berorientasi pada kekayaan cukup diminati, hingga tidak memperdulikan lagi siapa yang akan menjadi tumbal dari ilmu hitam tersebut.
Cerita yang mengisahkan rentang tahun antara 1881 sampai dengan 2021, mengambil banyak sekali beberapa tragedi besar di Indonesia dan dunia. Kelompok sekte yang awalnya hanya berasal dari kaum pemuja setan, menjelma menjadi kelompok kriminal yang bermain dalam sebuah konspirasi di sepanjang jaman.
Keterlibatan kelompok ini, dimulai sejak jaman kependudukan VOC, BELANDA, JEPANG dan berakhir pada masa tahun pandemi di tahun 2021.
Tahun 1945 lndonesia merdeka. Namun, baru di tahun 1949 lah Indonesia telah benar-benar merdeka sepenuhnya atas kolonialisasi asing. Tetapi wanita yang diduga meninggal dunia sejak puluhan tahun silam, ternyata mayatnya dirawat.