/0/10365/coverbig.jpg?v=aa98febaef102c7a0d055b62706643bb)
Seorang wanita muda yang terpaksa harus masuk ke dalam istana karena ia menjadi pilihan Kaisar untuk dijadikan selirnya.Seorang Kaisar sudah biasa memiliki banyak selir untuk mendapatkan pewaris tahta sesuai dengan kualifikasi kerajaan.Untuk itu Kaisar Lu Yin kembali mencari seorang selir untuk mendapatkan Putra Mahkota yang diinginkan. Dari Permaisuri Xin Shi,Kaisar Lu hanya memiliki seorang Putri sementara dari Selir Yin masih belum mendapatkan keturunan karena Selir Yin sempat mengalami keguguran di usia kandungan yang masih sangat muda.Sementara Selir Ban masih hamil dan belum dapat dipastikan berjenis kelamin apa.Karena Kaisar Lu tidak sabar dengan kehamilan Selir Ban yang masih di trimester awal itu,ia mencari wanita untuk ia jadikan Selir selanjutnya. Pada akhirnya Kaisar Lu menemukan wanita cantik bernama Xi Yi yang merupakan putri dari seorang tabib istana yang berwajah cantik,berhati lembut dan pandai dalam pengobatan yang ia dapatkan dari sang ayah.Xi Yi pun masuk ke dalam istana dan mengikuti segala tatacara untuk menjadi seorang Selir dari seorang Kaisar. Bagaimana cara seorang wanita biasa menjadi Selir Kaisar dengan banyaknya wanita lain di sisi Kaisar?Baca novel ini untuk kisah lengkapnya...
Pagi itu Xi Yi sedang meracik obat untuk membantu ayahnya yang merupakan tabib kerajaan bernama Tabib Tang.Sementara Tabib Tang sedang menyiapkan beberapa ramuan lain untuk berbagai obat beberapa penghuni istana kerajaan yang sedang sakit.Prajurit yang kembali dalam peperangan dengan membawa luka dari lawan perang mereka mendapat perawatan pula dari Tabib Tang.Ayah dan anak itu begitu sibuk dengan aktifitas mereka pagi itu sehingga mereka yang tinggal berdua karena istri Tabib Tang yang telah meninggal,harus bekerja berdua agar ramuan tersebut segera terselesaikan.
Saat mereka sedang asyik meracik ramuan tradisional untuk pengobatan para prajurit yang sedang sakit,tiba-tiba pengawal kerajaan ke rumah tabib Tang.Mereka memberi kabar kepada Tabib Tang bahwa putri semata wayangnya Xi Yi harus ikut ke istana saat itu juga.
"Mohon maaf bukannya saya menolak perintah Kaisar,Tuan.Tetapi ada apa sebenarnya sehingga putri saya harus datang ke istana?Apakah putri saya melakukan kesalahan kepada Yang Mulia?"tanya Tabib Tang.
"Tabib Tang tenang saja karena ini adalah masalah pribadi sehingga Nona Xi Yi harus ikut ke istana saat ini!jawab sang pengawal.
"Saya akan ikut tetapi saya ingin pergi bersama ayah saya."sahut Xi Yi.
"Baiklah terserah Anda saja Nona saya hanya harus memastikan Anda bersedia ikut ke istana."balasnya.
"Baiklah kalau begitu kita pergi sekarang juga!"ajak Xi Yi.
"Mari Nona,Tuan!"ajak pengawal tersebut kepada ayah dan putrinya tersebut.
Dengan memakai kereta berkuda mereka di bawa menuju istana untuk menemui Kaisar Lu.Selama perjalanan menuju istana,Tabib Tang merasakan gundah dalam hatinya dan beberapa kali ia bertanya kepada putrinya dengan apa kesalahan yang pernah ia perbuat hingga putrinya tersebut harus menemui Kaisar Lu.
"Apa kamu melakukan kesalahan Xi Yi?"tanya Tabib Tang.
"Tidak Ayah.Bahkan aku tidak tahu mengapa aku di panggil.Jujur aku juga tengah cemas saat ini,Ayah."jawab Xi Yi.
"Semoga saja ini bukan sebuah sesuatu yang bisa membuat kita dalam kesulitan."seru Tabib Tang.
"Semoga saja,Yah."harap Xi Yi.
Tak lama kemudian mereka sampai di Istana Sanbai.Ini bukan pertama kalinya mereka datang ke istana tersebut tetapi rasanya jantung mereka berdebar-debar tak karuan saat memasuki istana Sanbai.Kereta kuda berhenti membuat Xi Yi dan ayahnya turun dari kendaraan tersebut lalu melangkahkan kakinya mengikuti pengawal yang mengarahkan mereka menuju ruang pribadi Kaisar Lu.Xi Yi hanya bisa menundukkan kepalanya karena ia menjadi pusat perhatian pelayan dan Selir Yin yang kebetulan berpapasan dengan mereka saat ingin menuju taman istana bersama kedua dayangnya.Selir Yin yang sedikit arogan dan pencemburu memandang Xi Yi dengan kesal tanpa berniat menyapanya.Sebelumnya ia tahu jika suaminya itu akan mengangkat seorang selir kembali karena sudah tidak sabar untuk segera mendapatkan Putra Mahkota.Wajah cantiknya itu tidak menunjukkan keramahan sama sekali kepada keduanya tetapi Xi Yi mengabaikannya karena sudah terbiasa dengan keadaan seperti itu.Lagipula mereka kalangan bawah tidak diijinkan untuk mengangkat kepala di depan anggota keluarga istana sehingga kedua orang tersebut tidak tahu ekspresi dari Selir Yin.
Tak beberapa lama kemudian mereka telah sampai di salah satu ruangan yang bisa dipastikan bahwa itu adalah ruangan pribadi Kaisar Lu.
"Yang Mulia,Nona Xi Yi datang bersama Tabib Tang!"seru pengawal yang mengantar mereka.
"Suruh mereka masuk!"jawab Kaisar Lu dari dalam ruangannya.
Setelah mendapatkan ijin dari Kaisar Lu,pengawal tersebut membuka pintu ruangan tersebut dan mempersilahkan Xi Yi dan ayahnya masuk lalu menutupnya kembali saat mereka telah berada di dalam ruangan tersebut.
"Duduklah!"titah Kaisar Lu kepada keduanya.
"Terima kasih Yang Mulia."sahut Tabib Tang dan Xi Yi bersamaan.
"Apa kalian sudah tahu apa alasan aku memanggil kalian kemari?"tanya Kaisar Lu kepada keduanya.
"Maaf Yang Mulia saya dan putri saya sama sekali tidak tahu apa-apa."jawab Tabib Tang masih dengan menundukkan kepalanya.
"Baiklah akan aku jelaskan mengapa aku ingin bertemu kalian saat ini."seru Kaisar Lu.
"Kau tahu sendiri bukan jika sampai saat ini aku belum juga di karuniai seorang Putra Mahkota untuk mewarisi semua yang ku punya!"seru Kaisar Lu.
"Saya tahu Yang Mulia."jawab Tabib Tang.
"Untuk itu aku ingin mempersunting Xi Yi untuk aku jadikan selirku!"seru Kaisar Lu.
Kedua orang di hadapan Kaisar Lu itu tampak terkejut dan hanya bisa saling memandang satu sama lain.
"Maaf Yang Mulia.Apakah pantas putri saya yang seorang kalangan biasa ini bersanding dengan Yang Mulia?"tanya Tabib Tang meyakinkan.
"Sejak kapan selirku harus dari kalangan atas?Aku merasa Xi Yi pantas berada di sampingku dan melahirkan Putra Mahkota untukku."sahut Kaisar Lu.
"Mohon maaf Yang Mulia,saya menyerahkan semuanya kepada Xi Yi mengenai keputusan ini."jawab Tabib Tang.
"Bagaimana denganmu Xi Yi?"tanya Kaisar Lu pada Xi Yi.
"Saya tidak tahu harus bicara apa Yang Mulia karena saya takut salah mengambil keputusan."jawab Xi Yi.
"Aku hanya butuh jawaban "Ya" atau "Tidak" darimu."desak Kaisar Lu.
"Aku akan mengangkat ayahmu sebagai penasehat pribadiku setelah pernikahan kita agar kau tak khawatir dengan ayahmu yang akan tinggal seorang diri.Dengan begitu Tabib Tang bisa tinggal di Istana Sanbai bersama kita!"terang Kaisar Lu.
"Baiklah Yang Mulia saya bersedia!"sahut Xi Yi.
"Kalau begitu upacara pernikahan akan berlangsung besok di Istana Sanbai ini."sahut Kaisar Lu.
"Baik Yang Mulia besok kami akan kembali kesini."sahut Xi Yi.
"Kalian tidak perlu kembali karena mulai sekarang kalian akan tinggal di lingkungan istana ini."seru Kaisar Lu.
"Baiklah Yang Mulia."sahut Tabib Tang.
Setelah itu Tabib Tang dan Xi Yi keluar dari ruangan Kaisar Lu dan di antar oleh seorang pengawal menuju kamar mereka masing-masing.Tetapi saat Tabib Tang sampai di kamar yang diperuntukkan untuk Xi Yi,ia mengajak Xi Yi bicara berdua dan meminta pelayan meninggalkan mereka di sana berdua.Segera Xi Yi menutup pintu kamarnya lalu memulai perbincangan dengan ayahnya yang saat itu telah duduk di sana.
"Apa kamu yakin dengan keputusanmu itu Xi Yi?"tanya Tabib Tang pada Xi Yi.
"Apakah Kaisar bisa menerima penolakan kita,Ayah?"tanya Xi Yi.
"Aku tidak mau jika kamu melakukan ini dengan terpaksa dan kamu terbebani karenanya."sahut Tabib Tang.
"Tenanglah,Yah!Aku tahu pasti dengan keputusanku untuk menerima tawaran ini."sahut Xi Yi.
"Disini kita tidak hanya di kelilingi orang baik saja Xi Yi tetapi juga kita harus waspada dengan orang yang akan menjatuhkan kita."saran Tabib Tang.
"Sebenarnya aku juga tidak ingin mengambil resiko demi menjadi selir Yang Mulia tetapi aku rasa kita akan baik-baik saja berada di dalam istana ini."jawab Xi Yi.
"Tapi aku ragu dengan ucapanmu itu tetapi aku akan sebisa mungkin membantumu jika kamu dalam kesulitan."sahut Tang.
"Terima kasih atas dukungan yang ayah berikan karena bagi Xi Yi itu sangat berharga."balas Xi Yi.
Setelah bicara berdua,Tabib Tang langsung menuju kamarnya untuk beristirahat di dalam kamarnya.
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.
Menikahi single mom yang memiliki satu anak perempuan, membuat Steiner Limson harus bisa menyayangi dan mencintai bukan hanya wanita yang dia nikahi melainkan anak tirinya juga. Tetapi pernikahan itu rupanya tidak berjalan mulus, membuat Steiner justru jatuh cinta terhadap anak tirinya.
WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?
Selama tiga tahun pernikahannya dengan Reza, Kirana selalu rendah dan remeh seperti sebuah debu. Namun, yang dia dapatkan bukannya cinta dan kasih sayang, melainkan ketidakpedulian dan penghinaan yang tak berkesudahan. Lebih buruk lagi, sejak wanita yang ada dalam hati Reza tiba-tiba muncul, Reza menjadi semakin jauh. Akhirnya, Kirana tidak tahan lagi dan meminta cerai. Lagi pula, mengapa dia harus tinggal dengan pria yang dingin dan jauh seperti itu? Pria berikutnya pasti akan lebih baik. Reza menyaksikan mantan istrinya pergi dengan membawa barang bawaannya. Tiba-tiba, sebuah pemikiran muncul dalam benaknya dan dia bertaruh dengan teman-temannya. "Dia pasti akan menyesal meninggalkanku dan akan segera kembali padaku." Setelah mendengar tentang taruhan ini, Kirana mencibir, "Bermimpilah!" Beberapa hari kemudian, Reza bertemu dengan mantan istrinya di sebuah bar. Ternyata dia sedang merayakan perceraiannya. Tidak lama setelah itu, dia menyadari bahwa wanita itu sepertinya memiliki pelamar baru. Reza mulai panik. Wanita yang telah mencintainya selama tiga tahun tiba-tiba tidak peduli padanya lagi. Apa yang harus dia lakukan?
Aku bingung dengan situasi yang menimpaku saat ini, Dimana kakak iparku mengekangku layaknya seorang kekasih. Bahkan perhatian yang diberikan padaku-pun jauh melebihi perhatiannya pada istrinya. Ternyata dibalik itu semua, ada sebuah misteri yang aku sendiri bingung harus mempercayai atau tidak.