Unduh Aplikasi panas
Beranda / Romantis / Terjebak Malam Panas dengan Billionaire
Terjebak Malam Panas dengan Billionaire

Terjebak Malam Panas dengan Billionaire

5.0
63 Bab
21.1K Penayangan
Baca Sekarang

Tentang

Konten

Perjanjian pra nikah yang dibuat kedua orang tua Alina dan Hans membuat Hans berkeinginan untuk menguasai harta Alina. Hans tega membuat konspirasi perselingkuhan yang nantinya Alina dijebak berselingkuh dengan orang suruhan Hans sendiri. Alih-alih ingin merayakan anniversary di sebuah hotel bersama, Hans malah memberikan obat ke dalam minuman Alina dan meninggalkannya begitu saja, tapi siapa sangka telah terjadi human eror di loby yang mana kartu akses kamar Alina tertukar dengan kartu akses seorang billionaire muda yang tampan. Human eror tersebut membuat Alina dan Dariel Kyle seorang Billionaire menghabiskan malam panas bersama, namun siapa sangka malam panas tersebut membawa cinta yang membuat Dariel mengejar Alina, apakah Alina akan jatuh cinta kepada Dariel? Dan bagaiamana kelanjutan hubungan Alina dan juga Hans?

Bab 1 Malam Panas

"Mas kamu lama sekali." Terdengat suara manja seorang wanita.

Alina langsung saja memeluk seorang pria yang baru saja merebahkan diri di sampingnya. Setelah lama menunggu akhirnya pria yang ditinggunya kembali.

Tangannya terus saja mengelus dada pria yang berbaring di sampingnya.

"Malam ini aku menginginkannya Mas," ujarnya. "Entah mengapa aku sangat bergairah, kepalaku juga sedikit pusing." Tanpa tahu pria yang ada di sampingnya Alina terus bicara.

Dariel yang dalam keadaan setengah mabuk membalikan badan, meski remang-remang namun dia masih bisa melihat wajah cantik Alina.

"Siapa kamu? kenapa bisa ada di kamarku?" tanya Dariel keheranan.

Awalnya pria yang bernama Dariel Kyle itu mengira jika Alina adalah wanita penghibur yang disiapkan personal assitennya namun cara wanita itu berbicara dan cara memanggil dengan sebutan Mas, sangat jelas jika dia bukanlah wanita penghibur.

"Jangan buat lelucon mas," sahut Alina dengan tertawa.

Merasa sudah tak tahan lagi, Alina melepas baju tipis yang menutupi tubuhnya, dia menggeliat bak cacing kepanasan, mengirim sinyal agar pria yang ada disampingnya menggaulinya dengan segera.

"Mas ayolah mas, aku sudah tidak tahan." Suaranya begitu berat.

Dengan keadaan yang tidak sadar dengan siapa dirinya kini, Alina membuka kakinya dengan lebar berharap pria yang dikira calon suaminya segera memadamkan panas dirinya.

"Wanita ini," gumam Dariel.

"Mas cepatlah, aku sudah tak tahan." Dia terus merengek meminta pria itu untuk segera melakukan penyatuan.

"As you wish," sahut Dariel.

Tanpa ragu Dariel melepas semua penutup tubuhnya.

Tanpa aba-aba Dariel langsung menindih tubuh mungil Alina, bibirnya menciumi bibir Alina dengan lembut seolah Alina adalah pasangannya.

Keduanya hanyut dalam malam panas yang menggairahkan, sama-sama dalam keadaan yang setengah sadar membuat mereka berdua hanyut dalam cinta satu malam yang nikmat.

Dariel memainkan bagian dada Alina dengan lembut, sesekali dia memberikan sensasi nikmat yang membuat Alina semakin menggila.

"Lebih keras mas," ucapnya.

Dengan senyum yang mengembang dia berusaha menuruti kemauan Alina, ada rasa puas tersendiri melihat lawan mainnya puas dan meminta hal lebih padanya.

Selama ini Dariel yang selalu memerintah wanita untuk memuaskannya tapi kali ini dia yang diperintah wanita.

"Aaahhhhhh mas nikmat sekali." Alina terus menggeliat merasakan kenikmatan yang pria itu berikan.

Mendengar pujian Alina membuat pria itu menggila, dia terus saja memainkannya dengan lembut dan penuh penghayatan.

Baru pemanasan tapi keringat keduanya sudah tumpah, padahal suhu di kamar mereka sangat rendah.

"Mas ayo," rengeknya.

Dariel menarik tubuh Alina dan membuka kakinya, dia kini siap untuk melakukan penyatuan.

"OMG ini yang pertama bagimu."

Di dunia modern dan kontaminasi budaya barat yang sangat besar, dia tidak menyangka masih ada wanita yang menjaga keperawanannya.

Alina mengangguk, tangannya mencengkeram bantal karena dia merasakan sakit ketika batang keras berusaha menerobos miliknya.

"Kemana saja kamu selama ini," sambungnya.

Dengan sedikit hentakan Dariel berusaha berhasil mencetak gol, meski setelahnya dia merasa bersalah karena mengambil sesuatu yang sangat berharga dari seorang wanita yang tidak dia kenal sama sekali.

"Aaaahhhhh sakit," pekik Alina saat Dariel berhasil mengoyak selaput darah miliknya.

Segera Dariel mengesampingkan pikiran itu, dia tidak memintanya tapi wanita inilah yang dengan merengek meminta agar dia melakukannya.

'Shit nikmat sekali' Batinnya sambil menaik dan menurunkan pinggulnya.

Entah sampai berapa lama mereka menghabiskan malam panas bersama, keduanya yang baru saja menikmati surga dunia seakan tidak puas, sehingga keduanya melakukan pergumulan lagi dan lagi.

"Aku lelah mas," kata Alina yang sudah kelelahan karena sedari tadi terus mendapatkan serangan.

"Tidurlah, aku juga lelah," sahut Dariel.

Tanpa sadar mereka berdua tidur saling berpelukan, Alina dan Dariel bak pasangan suami istri meskipun kenyataannya mereka tidak saling kenal.

************

Brak

Terdengar pintu dibuka dengan keras, sayup sayup Alina membuka matanya.

"Mas kamu sudah rapi," kata Alina.

Hans duduk di samping calon istrinya yang hanya menggunakan selimut untuk menutupi tubuhnya.

"Apa yang telah kamu lakukan semalam Alina?" tanya Hans dengan mata berkaca.

Alina memijat pelipisnya, samar-samar dia ingat kalau semalam mereka berdua menghabiskan malam panas bersama.

"Mas kenapa kamu malah balik bertanya? bukankah semalam kita berdua telah melakukan penyatuan?" tanya Alina.

Hans tersenyum sambil menatap Alina, aktingnya kali ini akan dimulai, memang semua ini adalah rencannya untuk menjebak calon istrinya tidur dengan pria suruhannya.

"Bagaimana bisa, tiba-tiba aku ada urusan mendadak keluar kota, aku berusaha menghubungi kamu tapi tidak kamu jawab dan pagi ini aku cepat-cepat datang kesini untuk meminta maaf tapi aku malah mendapati kamu telanjang seperti ini Alina."

Tubuh Alina bak disambar petir, dunianya kini runtuh lantas jika bukan Hans siapa yang semalam bersamanya?

Ingatan desahan si pria semalam tiba-tiba terngiang memang itu bukan lah suara Hans.

Air matanya kini meluncur bebas, bagiamana bisa dia meminta orang untuk menyetubuhinya, dia bahkan terus mengemis agar orang tersebut menggagahinya.

"Tidak mas, ini pasti ada kesalahan," kata Alina yang berusaha menyanggah.

"Kesalahan apa? lihatlah dirimu Alina, penuh dengan bekas kecupan," sahut Hans dengan wajah sedihnya.

Hans mengatur raut wajahnya sedemikian rupa seolah dia adalah mahkluk yang paling tersakiti di dunia ini.

"Aku tak tau mas, semalam aku kira pria itu adalah dirimu," timpal Alina.

"Apa kamu tidak bisa membedakan mana aku dan mana orang lain Alina, atau justru kamu dan dia ada hubungan," tukas Hans.

Alina menggelengkan kepala, dia berusaha menjelaskan kepada Hans, kalau dirinya benar-benar tidak tau namun logika Hans yang lebih kuat daripada pernyataannya, padahal semua itu karena pengaruh obat yang Hans berikan kepada Alina, entah obat apa yang dia berikan sehingga membuat Alina bergairah dan tidak sadar jika itu adalah pria lain.

"Aku kecewa dengan kamu Alina dan mohon maaf aku kira kita batalkan saja pernikahan kita bulan depan," kata Hans.

Tubuh Alina mematung dengan air mata yang trus mengalir bebas, hingga suara pintu yang keras mengeluarkannya dalam lamunan.

Hans telah pergi dengan kemenangan, konspirasinya kali ini berhasil kini tinggal pergi ke rumah Alina dan mengadukan semua kepada calon mertuanya.

Sebelum keluar dari mobilnya dia telah menggunakan obat tetas mata untuk membuat aktingnya memukau seolah dia adalah mahkluk yang tersakiti.

Hans keluar dengan wajah yang tak karu-karuan, kedua orang tua Alina yang saat ini tengah bersantai di teras sangat kaget melihat calon mantu mereka yang datang dengan keadaan tak karu-karuan.

"Hans, ada apa?" tanya Mama Alina.

Hans berakting dengan begitu memukau bahkan dia sampai menangis terisak untuk mendukung aktingnya.

Sikap Hans tentu membuat mama dan papa Alina ikut panik.

"Ada apa Hans?" tanya Papa Alina.

"Alina ma, pa, dia telah memberikan tubuhnya kepada pria lain saat malam anniversary kami," jawab Hans dengan menangis.

Lanjutkan Membaca
img Lihat Lebih Banyak Komentar di Aplikasi
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY