/0/10891/coverbig.jpg?v=35954a113c9f1b9eeb4607a5ae7a545e)
Adrian, seorang CEO muda yang tampan dan sukses, merasa kesepian dalam hidupnya yang sibuk. Namun, segalanya berubah ketika ia bertemu dengan Gea, seorang wanita yang dijodohkan dengannya dalam sebuah pernikahan kontrak. Awalnya, keduanya hanya berusaha untuk memenuhi ketentuan pernikahan mereka, tetapi lambat laun mereka mulai merasakan kecocokan satu sama lain. Namun, banyak rintangan yang menghalangi hubungan mereka, termasuk orang ketiga yang mencoba menghancurkan hubungan mereka. Di tengah-tengah semua masalah ini, Adrian dan Gea harus memutuskan apakah mereka akan mengikuti keinginan hati mereka atau tetap mematuhi perjanjian pernikahan mereka. Apakah mereka bisa mengatasi segala halangan dan menemukan kebahagiaan bersama?
Adrian berdiri di lobi hotel bintang lima dengan dadanya berdebar-debar. Hari ini adalah hari pertemuan pertamanya dengan Gea, perempuan yang dijodohkan dengannya oleh keluarga mereka. Meskipun Adrian memiliki sedikit perasaan cemas, dia tidak sabar untuk bertemu Gea dan melihat seperti apa wanita yang akan menjadi pasangannya seumur hidupnya.
Adrian memeriksa jam tangannya dan melihat bahwa ia masih punya waktu 10 menit sebelum pertemuan mereka. Dia memutuskan untuk menenangkan dirinya sendiri dengan berjalan-jalan di sekitar lobi. Sambil berjalan, Adrian melihat seorang wanita yang sedang duduk di sebuah sofa, dan segera menyadari bahwa itu adalah Gea.
Adrian mendekat dan menyapa Gea dengan senyum lembut, "Hai, Gea. Apa kabar?"
Gea tersenyum, "Halo, Adrian. Saya baik-baik saja, terima kasih. Bagaimana denganmu?"
Adrian merasa lega bahwa Gea tampaknya sangat santai dan ramah. Mereka duduk bersama dan mulai berbincang-bincang. Adrian menyukai cara Gea berbicara, ia merasa Gea sangat cerdas dan humoris. Mereka mulai berbicara tentang hobi mereka, pekerjaan, dan hal-hal lainnya.
Ketika mereka sedang asyik berbincang-bincang, keluarga mereka tiba di lobi.
"Halo Gea. Ya ampun, kamu cantik sekali ya. Kamu cocok menjadi model, sesuai profesimu," sapa Vera. Ia mengusap bahu Gea seakan bangga mengenalnya. Apalagi Gea tipe wanita yang sempurna dari segi penampilan dan fisik.
Gea tersenyum simpul, "Ah, tante bisa saja. Aku tak begitu cantik, yang terpenting hatinya yang cantik."
Vera berbisik di telinga Adrian, "Lupakan Laras. Dia tidak pantas, lebih baik Gea pilihan mama pasti baik."
Inilah yang Adrian tidak suka, mamanya meminta ia menjaga sikap. Tidak boleh terkesan cuek, bosan ataupun diam.
Laras adalah wanita idaman Adrian, bahkan hampir berhasil menggapai hati Laras. Namun Vera langsung memaksanya menjauhi Laras, jika ia tidak patuh maka akan berimbas ke pekerjaan Laras, karirnya akan berantakan. Adrian enggan hidup Laras kembali sulit setelah ia berhasil membantunya dalam hal pekerjaan.
Jika menilai penampilan Gea, Adrian tidak suka dan ingin mual. Apalagi make up Gea yang terlalu tebal, lipstik merah merona, serta wajah halus Gea seakan tidak menampakkan sekecil pori pun. Gea sengaja berdandan cantik hanya untuk memikatnya.
"Adrian, bolehkah aku meminta nomor ponselmu?" tanya Gea, ia mengeluarkan ponsel bermerk ternama dari dalam tas selempangnya. Selain ingin mengenal Adrian lebih dekat lagi, Gea berharap Adrian selalu memberikan kabar.
"Aku tidak membawa ponsel. Maaf," tolak Adrian halus, padahal ia membawanya di dalam saku celananya. Siasat Gea meminta nomor sudah ia ketahui, seperti halnya menebak beberapa wanita cantik diluaran sana yang ingin mendekatinya terlalu agresif.
"Adrian, berikan saja. Bukankah tadi kamu sudah mengisi dayanya?"
Adrian berdecak kesal, mulut mamanya tak bisa diam.
Gea sedikit kecewa karena Adrian seolah berusaha menghindarinya, untung saja Vera jujur.
"Tapi, aku belum ganti kartu. Yang ini masa tenggangnya habis. Maaf ya?" Adrian mencari-cari alasan lain, demi ketenangan hidupnya agar tidak di ganggu Gea, apalagi sampai mendapatka pesan wanita itu.
Gea merasa sedikit kecewa namun ia mengerti bahwa kartu tersebut masih dibutuhkan oleh Adrian. Namun, ia tidak mengerti mengapa Adrian tidak mengatakan hal tersebut sejak awal.
"Tapi kenapa tidak bilang dari awal? Aku sudah bertanya beberapa kali dan kau selalu menghindarinya," tanya Gea dengan suara sedikit kesal.
Adrian merasa sedikit terpojok dengan pertanyaan Gea tersebut, ia sebenarnya tidak ingin membuat Gea kecewa, namun ia juga tidak ingin membuatnya marah. Ia lalu mencoba mencari-cari alasan lain, demi ketenangan hidupnya agar tidak di ganggu Gea.
"Maafkan aku, sebenarnya aku lupa akhir-akhir ini tidak mengisi pulsanya. Ya, karena memang di rumahku ada koneksi wifi. Pikirku, tidak perlu membeli itu. Aku sendiri tidak suka membuang uang kalau bukan kepentigan mendesak," jawab Adrian tenang. Bagaimana pun usaha Gea, akan ia gagalkan. Sebisa mungkin dirinya membangun tembok pembatas besar agar Gea tak bisa menembus hatinya.
Gea terdiam sejenak mendengar jawaban Adrian. Ia tidak menyangka bahwa ada orang lain yang juga menginginkan kartu tersebut. Namun, ia tetap tidak bisa menahan rasa kecewanya.
"Aku mengerti, tapi kenapa kau tidak bilang dari awal saja?" ucap Gea dengan suara yang masih sedikit kesal.
Adrian merasa sedikit tersentak dengan pertanyaan Gea tersebut. Ia memang seharusnya lebih jujur sejak awal, namun ia tidak ingin membuat Gea kecewa. Ia lalu meminta maaf kepada Gea karena telah mengecewakannya.
"Maafkan aku Gea, seharusnya aku lebih jujur sejak awal. Aku tidak ingin membuatmu kecewa, tapi aku juga tidak bisa membohongi diriku sendiri. Aku masih membutuhkan kartu ini untuk beberapa waktu lagi," ucap Adrian dengan suara yang sedikit menyesal.
Gea merasa sedikit lega mendengar permintaan maaf dari Adrian. Meskipun masih kecewa, namun ia juga mengerti bahwa Adrian tidak bermaksud membuatnya kecewa. Ia lalu mengambil nafas panjang sebelum mengucapkan kata-kata penutup.
"Tidak apa-apa Adrian, aku mengerti. Aku hanya sedikit kecewa karena kau tidak jujur sejak awal. Tapi, aku tetap menghargai kejujuranmu sekarang," ucap Gea dengan senyuman yang menenangkan.
"Nanti kalau kalian butuh kabar, bisa lewat perantara mama saja. Biar nanti Vera memberitahu. Setuju kan Ver?" Celine melempar senyumannya pada Vera. Ia memang dekat dengan Vera karena sama-sama mengikuti arisan para ibu sosialita.
"Kabar memang penting. Komunikasi adalah kekuatan cinta dan rumah tangga yang utuh. Kalian nantinya menjadi pasangan suami istri," timpal Alex, ayah Adrian.
Gea dalam hati bersorak senang, mendapatkan pria kaya, tampan, dan binsinya berkembang pesat. Gea ingin menjadi wanita sukses seperti konglomerat ternama. Kesempatan emas ini tidak akan dirinya sia-siakan.
"Maafkan kami, Gea. Karena terlalu memaksamu untuk menikah dengan Adrian," ucap Ver merasa tak enak hati.
Kedua alis Gea mengernyit heran, apakah ini murni terpaksa? Bukan atas keinginan orang tua Adrian?
Gea menghela nafas mencoba untuk biasa saja, "Memangnya Adrian tidak memiliki pacar?" tanyanya penasaran, siapa tau Adrian sedang menyukai seorang wanita, tapi tak bisa menolak permintaan orang tuanya.
"Aku...awhhh," Adrian meringis ketika kakinya di injak oleh Vera. Ia memberikan tatapan tajam pada Vera. 'Apa-apaan sih! Mama ini! Aku mau jujur soal Laras. Anggap saja dia pacarku, biar perjodohan ini batal,' batin Adrian kesal.
"Adrian lajang. Dia belum pernah dekat dengan wanita manapun. Jangan khawatir," ucap Vera, menenangkan kecemasan Gea.
'Omong kosong! Mama dan ayah hanya pilih-pilih saja! Demi pamer pasangan ke rekan kerja saja harus menikah paksa. Huft, aku harus bagaimana supaya pernikahan ini batal? Memangnya mereka pikir menikah itu gampang bisa memunculkan perasan jatuh cinta seiring waktu? Kalau bukan wanita yang di cintainya itu mustahil,' hati Adrian sedikit frustasi, ia berpikir sejenak mencari jalan keluar agar tidak terikat pernikahan permainan ini. Adrian tidak mau hidup berdampingan dengan wanita semacam Gea.
Kaindra, seorang pria ambisius yang menikah dengan Tanika, putri tunggal pengusaha kaya raya, menjalani kehidupan pernikahan yang dari luar terlihat sempurna. Namun, di balik semua kemewahan itu, pernikahan mereka retak tanpa terlihat-Tanika sibuk dengan gaya hidup sosialitanya, sering bepergian tanpa kabar, sementara Kaindra tenggelam dalam kesepian yang perlahan menggerogoti jiwanya. Ketika Kaindra mengetahui bahwa Tanika mungkin berselingkuh dengan pria lain, bukannya menghadapi istrinya secara langsung, dia justru memulai petualangan balas dendamnya sendiri. Hubungannya dengan Fiona, rekan kerjanya yang ternyata menyimpan rasa cinta sejak dulu, perlahan berubah menjadi sebuah hubungan rahasia yang penuh gairah dan emosi. Fiona menawarkan kehangatan yang selama ini hilang dalam hidup Kaindra, tetapi hubungan itu juga membawa komplikasi yang tak terhindarkan. Di tengah caranya mencari tahu kebenaran tentang Tanika, Kaindra mendekati Isvara, sahabat dekat istrinya, yang menyimpan rahasia dan tatapan menggoda setiap kali mereka bertemu. Isvara tampaknya tahu lebih banyak tentang kehidupan Tanika daripada yang dia akui. Kaindra semakin dalam terjerat dalam permainan manipulasi, kebohongan, dan hasrat yang ia ciptakan sendiri, di mana setiap langkahnya bisa mengancam kehancuran dirinya. Namun, saat Kaindra merasa semakin dekat dengan kebenaran, dia dihadapkan pada pertanyaan besar: apakah dia benar-benar ingin mengetahui apa yang terjadi di balik hubungan Tanika dan pria itu? Atau apakah perjalanan ini akan menghancurkan sisa-sisa hidupnya yang masih tersisa? Seberapa jauh Kaindra akan melangkah dalam permainan ini, dan apakah dia siap menghadapi kebenaran yang mungkin lebih menyakitkan dari apa yang dia bayangkan?
Sayup-sayup terdengar suara bu ustadzah, aku terkaget bu ustazah langsung membuka gamisnya terlihat beha dan cd hitam yang ia kenakan.. Aku benar-benar terpana seorang ustazah membuka gamisnya dihadapanku, aku tak bisa berkata-kata, kemudian beliau membuka kaitan behanya lepas lah gundukan gunung kemabr yang kira-kira ku taksir berukuran 36B nan indah.. Meski sudah menyusui anak tetap saja kencang dan tidak kendur gunung kemabar ustazah. Ketika ustadzah ingin membuka celana dalam yg ia gunakan….. Hari smakin hari aku semakin mengagumi sosok ustadzah ika.. Entah apa yang merasuki jiwaku, ustadzah ika semakin terlihat cantik dan menarik. Sering aku berhayal membayangkan tubuh molek dibalik gamis panjang hijab syar'i nan lebar ustadzah ika. Terkadang itu slalu mengganggu tidur malamku. Disaat aku tertidur…..
Rachel dulu berpikir bahwa kesetiaannya akan membuat Brian jatuh hati suatu hari nanti, tetapi ternyata dia salah ketika cinta sejati pria itu kembali. Rachel telah menanggung semuanya-mulai dari berdiri sendirian di altar pernikahan hingga menyeret dirinya sendiri ke rumah sakit untuk perawatan darurat. Semua orang mengira dia gila karena menyerahkan begitu banyak dirinya untuk seseorang yang tidak membalas perasaannya. Namun ketika Brian menerima berita tentang penyakit terminal Rachel dan menyadari bahwa wanita itu tidak akan hidup lama lagi, dia benar-benar hancur. "Aku melarangmu mati!" Rachel hanya tersenyum. Dia tidak lagi membutuhkannya. "Aku akhirnya akan bebas."
Yahh saat itu tangan kakek sudah berhasil menyelinap kedalam kaosku dan meremas payudaraku. Ini adalah pertama kali payudaraku di pegang dan di remas langsung oleh laki2. Kakek mulai meremas payudaraku dengan cepat dan aku mulai kegelian. “ahhhkkk kek jangannnhh ahh”. Aku hanya diam dan bingung harus berbuat apa. Kakek lalu membisikkan sesuatu di telingaku, “jangan berisik nduk, nanti adikmu bangun” kakek menjilati telingaku dan pipiku. Aku merasakan sangat geli saat telingaku di jilati dan memekku mulai basah. Aku hanya bisa mendesah sambil merasa geli. Kakek yang tau aku kegelian Karena dijilati telinganya, mulai menjilati telingaku dengan buas. Aku: “ahhkkk ampunnn kek, uddaahhhhh.” Kakek tidak memperdulikan desahanku, malah ia meremas dengan keras payudaraku dan menjilati kembali telingaku. Aku sangat kegelian dan seperti ingin pipis dan “crettt creettt” aku merasakan aku pipis dan memekku sangat basah. Aku merasa sangat lemas, dan nafasku terasa berat. Kakek yang merasakan bila aku sudah lemas langsung menurunkan celana pendekku dengan cepat. Aku pun tidak menyadarinya dan tidak bisa menahan celanaku. Aku tersadar celanaku sudah melorot hingga mata kakiku. Dan tiba2 lampu dikamarku menyala dan ternyata...
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Ketika istrinya tak lagi mampu mengimbangi hasratnya yang membara, Valdi terjerumus dalam kehampaan dan kesendirian yang menyiksa. Setelah perceraian merenggut segalanya, hidupnya terasa kosong-hingga Mayang, gadis muda yang polos dan lugu, hadir dalam kehidupannya. Mayang, yang baru kehilangan ibunya-pembantu setia yang telah lama bekerja di rumah Valdi-tak pernah menduga bahwa kepolosannya akan menjadi alat bagi Valdi untuk memenuhi keinginan terpendamnya. Gadis yang masih hijau dalam dunia dewasa ini tanpa sadar masuk ke dalam permainan Valdi yang penuh tipu daya. Bisakah Mayang, dengan keluguannya, bertahan dari manipulasi pria yang jauh lebih berpengalaman? Ataukah ia akan terjerat dalam permainan berbahaya yang berada di luar kendalinya?
Pernikahan itu seharusnya dilakukan demi kenyamanan, tapi Carrie melakukan kesalahan dengan jatuh cinta pada Kristopher. Ketika tiba saatnya dia sangat membutuhkannya, suaminya itu menemani wanita lain. Cukup sudah. Carrie memilih menceraikan Kristopher dan melanjutkan hidupnya. Hanya ketika dia pergi barulah Kristopher menyadari betapa pentingnya wanita itu baginya. Di hadapan para pengagum mantan istrinya yang tak terhitung jumlahnya, Kristopher menawarinya 40 miliar rupiah dan mengusulkan kesepakatan baru. "Ayo menikah lagi."