/0/10965/coverbig.jpg?v=cd5e42a9ebc6b2029ca137c6afb76348)
Sabira Prameswari menikah dengan Daffa Prasetya, mereka kenal lewat jalur sosial media. Namun setelah menikah, Sabira harus menjalani kenyataan pahit. Memiliki suami yang egois dan mertua yang selalu ikut campur dalam rumah tangganya. Akankah Sabira sanggup melewati kehidupan rumah tangganya? atau justru jalan perpisahan yang dia pilih. Mari simak kisahnya hanya di Bakisah.. Happy reading 😊😉
"Dafaaaa," teriak Aruna.
"Iya, ma," ucap Daffa tersengal-sengal.
Daffa baru saja selesai mandi setengah berlari mendekati wanita yang telah melahirkannya memanggil. Dengan nafas yang terengah-engah Daffa melirik ke arah sang istri yang baru lima bulan yang lalu dia nikahin. Berkenalan lewat sosial media, bertemu, dan meminang sang istri.
"Kamu lihat istri kamu itu, masa pergi kondangan penampilan seperti itu. Gimana sih. Malu-maluin, nanti teman-teman mama pada ngatain mama lagi," celetuk Aruna seraya menyilangkan tangan di dada.
"Kamu kasih tau dong sama istri kamu itu, kalau pergi kondangan itu dandan yang cantik. Pakai make-up, lipstik, gaun yang cantik. Ini nggak, cuma pakai gamis polos nggak ada modelnya. Kampungan banget sih. Makanya cari istri itu yang pintar dandan," cerocos Aruna dengan mata melotot penuh intimidasi.
Aruna adalah ibu kandung Daffa. Dia selalu tampil cetar membahana jika bepergian. Dan istrinya Daffa selalu jadi bahan caciannya.
Sabira dan Daffa baru lima bulan menikah. Gadis yang di nikahi Daffa tinggal di pelosok daerah.
Awalnya Daffa sering mengirim pesan chat lewat sosmed pada Sabira. Lalu mereka bertemu. Daffa mendatangi rumah Sabira.
Perjalanan ke rumah Sabira membutuhkan waktu delapan jam. Di pertemuan pertama itu lah ternyata Daffa jatuh hati pada gadis kampung polos seperti Sabira. Lalu memutuskan meminang Sabira dua bulan lagi.
Karena acara pernikahan di laksanakan di rumah Sabira, keluarga dari pihak Daffa hanya beberapa orang saja yang datang termasuk orang tuanya Daffa.
Setelah menikah, mereka awalnya tinggal di rumah orang tua Sabira. Lima bulan setelah menikah, Daffa mengajak sang istri untuk pindah ke kota dan tinggal di rumah orang tuanya.
Dengan izin dari orang tua Sabira, akhirnya mereka pindah ke rumah orang tua Daffa. Sabira tidak menyangka, ternyata setibanya di sana, keluarga suaminya seolah menganggapnya asisten rumah tangga. Semua pekerjaan rumah di berikan pada Sabira, padahal di rumah itu juga ada adik dan istri adiknya Daffa.
"Dek," panggil Daffa seraya memegang bahu Sabira.
Seketika itu Sabira terperanjat dari lamunannya.
"I-iya, mas," jawab Sabira tertunduk lesu.
"Kamu ganti baju sana, ganti baju yang bagus. Kamu pakai celana jeans atau apa gitu. Gaya dikit dong. Kalau perlu kamu nggak usah pakai jilbab. Malu-maluin aja tau," celetuk Daffa.
Netra Sabira membulat sempurna saat mendengar ucapan sang suami yang memintanya memakai celana jeans. Jelas-jelas Sabira yang notabanenya adalah wanita saat. Kemana-mana selalu pakai gamis dan jilbab panjang.
"Apa mas? kamu menyuruh ku untuk memakai jeans. Maaf, mas, aku nggak bisa. Kewajiban seorang muslimah harus menutup aurat bukan mengumbar aurat. Lagipula penampilan aku seperti ini, jauh sebelum mengenal kamu, mas. Kamu itu kepala keluarga, seharusnya kamu bangga karena aku sudah menolong kamu dari dosa. Mas tahu kan, dosa seorang suami itu membiarkan istrinya mengumbar aurat di depan orang lain," cerocos Sabira.
Sabira tau pasti ini karena hasutan ibu mertuanya untuk membuat mas Daffa mengomentari penampilannya.
Penampilan Sabira sangat sederhana. Ia memakai gamis polos, jilbab panjang, make-up tipis. Karena memang seorang muslimah tidak boleh terlalu berlebihan memakai make up jika keluar rumah.
"Iya sudah, terserah kamu. Aku malas dengar ceramah mu. Itu saja yang kamu ucapkan kepadaku. Sampai panas telingaku dengarnya," sungut Daffa.
"Kalau kamu kepanasan, itu artinya ada setan di dalam diri kamu, mas," seloroh Sabira berlalu pergi.
Tampak dari raut wajah Daffa, ia menyimpan amarah setelah mendengar ucapan Sabira. Namun Sabira tak melihat ekspresi wajah suaminya.
"Loh, kok kamu gak ganti baju?" tanya Aruna yang berdiri di teras rumah.
"Nggak, ma. Baju ku ini masih bagus, untuk apa di ganti," cicit Sabira melengos.
"Dasar orang kampung. Kamu itu sekarang tinggal di kota. Kebiasaan di kampung nggak usah kamu bawa ke kota," celetuk Aruna, membuat Sabira menghentikan langkahnya.
Sabira menoleh ke belakang dan menatap sinis pada mertuanya. Dia tak menyangka ada manusia seperti mertuanya yang menyuruh untuk mengumbar aurat daripada menutup aurat.
"Kamu lihat abang ipar kamu, Doni. Dia dan istrinya cuma jarak dua tahun. Umur mereka sudah lebih tiga puluh tahun, tapi mereka gaya seperti anak muda. Nggak seperti kamu, masih muda tapi suka pakai gamis seperti ibu-ibu beranak tiga," cecar Aruna.
Geram dengan ucapan ibu mertua, ingin rasanya Sabira menjawab. Namun ia harus menahan emosi karena Sabira sadar diri, ia dan suaminya tinggal menumpang di rumah Aruna. Lagipula mereka baru satu minggu tinggal di rumah Aruna. Jadi harus bisa jaga sikap.
"Sudah, ma. Nggak usah ribut, ayo kita pergi," ajak Daffa meleraikan perdebatan antara ibu dan istrinya.
"Panggil papa kamu, Daf," perintah Aruna pada Daffa untuk memanggil suaminya.
"Tidak perlu di panggil, papa bisa jalan sendiri," jawab Andri, papanya Daffa.
Mereka berempat pun pergi menggunakan kendaraan roda dua milik mereka masing-masing.
Tak butuh waktu lama, mereka tiba di tempat acara. Semua memandang ke arah keluarga Aruna. Terutama Daffa, pria itu memiliki paras yang cukup tampan membuat para tamu yang lain memandangnya.
"Aruna, akhirnya kamu datang juga, aku pikir kamu nggak datang tadi," ucap seorang ibu-ibu berpenampilan cetar membahana.
"Iya Bu Nurma, aku pasti datang kok. Kamu nggak usah khawatir soal itu," jawab Aruna.
"Ini Daffa kan? Mana istri kamu, Daff?" tanya Nurma.
"Katanya kamu baru nikah ya. Kok istri kamu nggak di ajak. Oh iya, ini siapa, Aruna?" lanjut Bu Nurma menunjuk pada Sabira.
Daffa dan Aruna terdiam, mereka saling pandang beberapa detik. Sedang Sabira menundukkan wajahnya. Tak ingin menatap langsung orang-orang di sekitarnya.
"Ini kok pada diam sih, atau jangan-jangan ini istrinya Daffa?" tanya Bu Nurma antusias.
Nurma adalah teman lamanya Aruna. Ia sangat tahu tentang keluarga Aruna. Siapa suami Aruna, berapa orang anak Aruna, bahkan makanan kesukaan Aruna juga dia tau.
Dan kali ini, Nurma mengernyitkan alis saat melihat Sabira. Karena dia belum pernah bertemu dengan Sabira sebelumnya.
"Bu Aruna, apa kamu baik-baik saja?" tanya Nurma memegang bahu Aruna.
Seketika itu membuat Aruna kaget.
"I-iya Bu Nurma," jawab Aruna gugup.
"Kamu belum jawab pertanyaan aku loh, ini istrinya Daffa? Kalau iya, pintar juga Daffa cari istri, cantik juga menantu Bu Aruna ini " tanya Nurma penasaran.
"Tapi sayang, dia berasal dari kampung," batin Aruna sedikit melirik ke arah Sabira.
"Hemmm, bukaaaannnn," jawab Aruna sarkas.
Sabira yang sejak tadi tertunduk, ia mendongakkan kepala tak menyangka ibu mertuanya menjawab seperti itu. Kehadirannya sebagai seorang menantu tak di anggap oleh ibu mertuanya.
Sedang Daffa dan papa Andri menoleh ke arah Aruna. Beberapa detik mereka saling pandang sebelum Aruna melanjutkan ucapannya.
Awalnya, Krystal hanya meminta pertolongan pada Kaivan untuk meminjam uang demi mengobati adiknya yang sakit. Namun, semua niat Krystal tidak bisa gratis begitu saja. Ada harga yang harus dibayar. Menjadi istri kedua dari seorang Kaivan Bastian Mahendra adalah syarat utama yang harus Krystal lakukan. Hubungan rumit layaknya sesuatu hal yang tak mungkin, mampukah Krystal bertahan?
Pada hari pernikahannya, saudari Khloe berkomplot dengan pengantin prianya, menjebaknya atas kejahatan yang tidak dilakukannya. Dia dijatuhi hukuman tiga tahun penjara, di mana dia menanggung banyak penderitaan. Ketika Khloe akhirnya dibebaskan, saudarinya yang jahat menggunakan ibu mereka untuk memaksa Khloe melakukan hubungan tidak senonoh dengan seorang pria tua. Seperti sudah ditakdirkan, Khloe bertemu dengan Henrik, mafia gagah tetapi kejam yang berusaha mengubah jalan hidupnya. Meskipun Henrik berpenampilan dingin, dia sangat menyayangi Khloe. Dia membantunya menerima balasan dari para penyiksanya dan mencegahnya diintimidasi lagi.
WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?
Istriku yang nampak lelah namun tetap menggairahkan segera meraih penisku. Mengocok- penisku pelan namun pasti. Penis itu nampak tak cukup dalam genggaman tangan Revi istriku. Sambil rebahan di ranjang ku biarkan istriku berbuat sesukanya. Ku rasakan kepala penisku hangat serasa lembab dan basah. Rupanya kulihat istriku sedang berusaha memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Namun jelas dia kesulitan karena mulut istriku terlalu mungil untuk menerima penis besarku. Tapi dapat tetap ku rasakan sensasinya. Ah.... Ma lebih dalam lagi ma... ah.... desahku menikmati blowjob istriku.
Novel Ena-Ena 21+ ini berisi kumpulan cerpen romantis terdiri dari berbagai pengalaman romantis dari berbagai latar belakang profesi yang ada seperti CEO, Janda, Duda, Mertua, Menantu, Satpam, Tentara, Dokter, Pengusaha dan lain-lain. Semua cerpen romantis yang ada pada novel ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga bisa sangat memuaskan fantasi para pembacanya. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Novel Cinta dan Gairah 21+ ini berisi kumpulan cerpen romantis terdiri dari berbagai pengalaman romantis dari berbagai latar belakang profesi yang ada seperti ibu rumah tangga, mahasiswa, CEO, kuli bangunan, manager, para suami dan lain-lain .Semua cerpen romantis yang ada pada novel ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga bisa sangat memuaskan fantasi para pembacanya. Selamat membaca dan selamat menikmati!